Demi kesembuhannya, kami menunda untuk meneruskan perjalanan. Supir yang mengantar kami juga sudah dibayar oleh Mas Afi dan pulang ke tempat asalnya. Sekarang yang aku lakukan adalah menjadi baby sitter untuk si Bos ini. Belum apa-apa aku dilatih untuk menjadi seorang istri yang baik bagi calon suami yang selalu mencari kesempatan dalam kesempitan. Tetapi entah kenapa, hal itu malah membuatku senang. Pertanyaan yang ada dalam benakku sama dengan yang dia tanyakan padaku tentang 'Sudahkah aku menyayanginya'.
Mulutku terkatup rapat saat itu, yang ada dalam benakku adalah rasa malu yang luar biasa. Aku gak mungkin menyatakan sesuatu yang asing tumbuh dalam hatiku dan karena dia mempunyai banyak kesalahan padaku maka kata 'Benci' adalah yang pantas untuk aku ucapkan.
"Cha, boleh minta tol
