Terlelap hanya sebentar menghirup udara segar kota Baku yang indah dan penuh kenangan, belum penuh total namun sudah berkesan. Aku keluar kamar dan ingin mengetuk pintu di seberang kamarku, apakah mau sarapan bersama? Setelah berapa detik berpikir mungkin jangan, dia pasti masih kesal dan aku akan mendapatkan tatapan tajam lagi di pagi hari. Sudah cukup malam hari dia berlaku judes padaku, tidak untuk hari ini. Sampai di restoran, tangan Ayah melambai agar aku duduk bersamanya. Orang tua itu selalu saja jadi pengganggu, sampai kapan dia akan selalu menguntitku pergi. Mulai dari kuliah, perjalanan bisnis dan semuanya itu selalu ada campur tangan dirinya. Melobi Dekkan agar aku selalu ditonjolkan di kampus, menjadi asisten dosen, disuruh aktif dalam program akademik, organisasi dan lai