6

1514 Words
Hari-hari selanjutnya masih sama seperti yang lalu. Raisa masih berbahagia bersama Raffa, tapi Raffa masih sedikit belum percaya jika Raisa sudah benar-benar tidak ada rasa kepada Gilang. Bukti nya setiap mereka berpapasan, Raffa selalu melihat bahwa raut wajah Raisa berubah setelah melihat ke arah Gilang. Sementara Gilang masih menyimpan rasa benci pada Raisa yang ia pikir selama ini hanya memanfaatkan diri nya saja dan sekarang sudah membuang dirinya karena seseorang yang benar ia cintai sudah ada. "Eh tugas kita yang kemarin gimana nih? Yang tugas kelompok dari Bu Rita itu. Gua akan bingung sih sebenarnya gimana tugas nya karena ya emang belum jelas masuk ke otak gua." ujar Bimo kepada mereka dengan bingung. "Iya nih, kerjain bareng-bareng yuk. Untung aja kita boleh satu kelompok empat orang juga ya. Mau dikerjain kapan nih?" tanya Raya kepada mereka. "Caca sih nurut aja sama kalian. Kalo menurut kalian gimana? Caca tuh ngerasa kalo tugas nya itu aneh." ujar Raisa karena dirinya tidak paham dengan tugas yang diberikan. Maka nya ia mengatakan bahwa tugas nya aneh. "Bener juga sih, aneh nya kebangetan. Masa iya kita disuruh jalan-jalan. Kan aneh? Padahal Bu Rita guru bahasa Indonesia. Jadi sebenarnya apa yang dimau sama Bu Rita." ujar Lini yang tampak memikirkan tugas dari Bu Rita. "Udah lah yang penting besoj kita jalan-jalan nya sambil ngevideo. Yang penting kan cuman jalan-jalan sambil di ambil video nya." ujar Rara tersebut. Mereka semua pun mengangguk dengan perkataan dari Rara. Yang penting mereka harus mengambil video saat mereka sedang jalan-jalan besok. "Nah sekarang jalan-jalan nya kemana coba?" tanya Bimo kepada mereka. Mereka sudah mau membahas itu lagi tapi sebuah suara mengintrupsi mereka. Sepertinya ada perkelahian di lapangan basket outdoor karena banyak yang berlarian kesana. Mereka penasaran siapa yang membuat ulah karena SMA 45 sudah lama sekali tidak ada yang berulah. "Eh ada apa sih? Kok rame-rame banget?" tanya Bimo pada salah satu siswa yang tampak berlari ke arah lapangan basket outdoor tersebut saat ini. "Loh kalian masih ada disini? Itu Gilang sekarang lagi berantem." ujar nya. "Lha kalo dia berantem apa masalah nya sama kita? Ga ada masalah nya lagi. Ya udah lah itu bukan urusan kita guys." ujar Lini kepada mereka semua. "Masalah nya Gilang berantem nya sama Milo." ujar Siswa tersebut yang langsung pergi karena ia tidak ingin melewatkan perkelahian yang terjadi. "What?" teriak mereka serempak. Kini mereka langsung berlarian menuju ke lapangan basket outdoor. Mereka tak menyangka bahwa Milo akan berantem dengan Gilang. Apa masalah mereka sampai mereka berantem? Mereka pun mulai bertanya-tanya karena mereka sama sekali tidak tahu. Sementara Raisa kini merasa bahwa antara Milo dan Gilang bisa berantem karena dirinya. Entah kenapa ia meyakini hal itu. Kini mereka sudah sampai di lapangan basket outdoor yang sudah di penuhi oleh siswa 45. "Lo kalo ngomong di jaga ya. Jangan sampe gua denger Lo ngomongin Caca lagi kayak gitu. Lo ga punya hati Lang." ujar Milo melihat ke Gilang yang kini sudah sama babak belur nya dengan Milo. Mereka sudah berhasil di pisahkan tapi tatapan mata mereka masih menyiratkan aura permusuhan. "Kenapa? Apa yang gua omong bener kok. Ga ada yang salah sama sekali." ujar Gilang yang membuat Milo ingin menghajar Gilang lagi tapi Gerald dan Bimo memegangi Milo dengan erat. Sementara yang lain nya meminta mereka semua untuk bubar mumpung masalah ini belum di ketahui oleh guru. Mereka pun pergi memisahkan diri dari kubu Milo dan kubu Gilang. Raisa tampak berkaca-kaca menatap ke arah Milo, ia sedih karena Milo babak belur seperti ini dan sudah di pastikan bahwa semua ini menyangkut tentang dia. "Aa Milo, A Milo jangan kayak gini lagi. Caca sedih kalo A Milo kayak gini. Ga boleh kayak gini pokoknya." ujar Raisa yang kini memeluk Milo itu. Milo memeluk balik Raisa sembari wajah nya kini di obati oleh Lini. Sebenarnya Milo juga tidak ingin menjadi sok-sokan seperti ini. Namun tadi yang ia dengar dari Gilang tentang Raisa membuat nya naik pitam dan langsung menghajar. Tadi itu, Milo dari kelasnya sedang berjalan menuju ke kelas Raisa. Namun di pertengahan jalan, ia mendengar bahwa pembicaraan dari Gilang. "Lo jangan pernah deh ungkit dia lagi Byan. Bagi gua dia itu udah mati. Cewek ga tau malu kayak dia itu ga pernah ada di hidup gua Byan." ujar Gilang dan tak lama setelah itu Milo datang dan langsung menghajar Gilang saat itu juga. Maka nya kejadian perkelahian di lapangan basket outdoor tadi tidak bisa terhindarkan. Itu lah yang terjadi tadi, Milo tidak pernah menyesal sudah babak belur seperti ini untuk Raisa, karena Raisa segala nya bagi Milo. "Udah Caca, Aa ga papa kok. Aa janji besok ga ngulangin lagi. Sekarang Caca udah dong nangisnya." ujar Milo kepada Raisa dan akhir nya Raisa pun berhenti. Namun tetap saja ia masih sedih karena keadaan Milo seperti ini. Mereka masih berada di kelas Milo sampai bel berbunyi, sekarang mereka terpaksa harus pulang ke kelas mereka. Raisa sebenarnya tidak ingin pergi karena ia takut jika Milo akan berbuat seperti itu lagi tapi akhir nya Raffa dan Gerald berhasil untuk meyakinkan Raisa bahwa tidak akan ada apa-apa. Mereka sudah masuk ke kelas dan pelajaran pada jam ini adalah Geografi. Sebenarnya mereka tidak ada masalah dengan Geografi. Hanya saja guru geografi mereka kini ganti. Sebenarnya hanya sementara karena mereka semua ini merupakan anak magang di SMA 45. Jadi mereka magang disini. "Gua ga suka euy sama kakak-kakak magang itu, pada centil-centil banget sumpah yang cewek. Kalo yang cowok ganteng-ganteng hehehe. Boleh kali ya buat gua satu gitu, buat di bawa pulang." ujar Lini kepada Ayu. "Heh, Lo ngarang aja. Tapi bener sih yang cewek pada centil anjir, masa sama Gerald, Raffa terus yang lain nya gitu kayak cari perhatian banget ga sih mereka. Untung aja Raffa biasa aja dan Gerald malah dingin beut dia hahah. Biar tau rasa utu kakak-kakak magang pada di cuekin." ujar Ayu tersebut. "Jadi tadi kakak sudah menjelaskan beberapa materi ya teman-teman. Nah untuk itu sekarang kakak mau mengumumkan jika Minggu depan kalian akan ulangan sama kakak-kakak. Ulangan nya kali ini sedikit berbeda karena kita akan ulangan dengan laptop, jadi kalian Minggu depan bawa laptop ya." ujar Kakak Magang membuat mereka mengaduh karena pasti akan berat. "Mohon maaf kak, ga semua dari kita punya laptop." ujar Gerald itu. "Benar kak, terus yang ga punya laptop gimana?" tanya Bimo menambah. "Bagi yang tidak punya laptop besok akan di pinjami sama kakak-kakak yang lainnya ya. Jadi kalian ga usah khawatir. Tapi buat yang punya laptop wajib bawa ya biar ulangannya berjalan dengan lancar." ujar Kakak Magang. Mereka pun menjawab nya dengan malas. Kini Kakak Magang itu menutup pembelajaran geografi dan mereka pergi meninggal kan kelas 11 IPS 2. Mereka semua sebenarnya tidak suka dengan keberadaan Kakak Magang karena mereka lebih nyaman dengan guru mereka sendiri yang tidak pernah neko-neko. Namun ya mau bagaimana lagi, sial nya mereka mendapatkan anak magang seperti kakak-kakak magang yang super duper centil itu. "Mata nya jelalatan banget deh tadi itu yang rambut nya panjang di Curly. Benci bener gua sumpah." ujar Rara yang kini diangguki oleh Lini dan Ayu. "Anjir bener banget, kita semua juga benci woy. Paling ga suka deh pokok nya kita tuh. Tapi ya mau gimana lagi. Udah lah di tahan aja tinggal tiga bulan lagi. Tapi kalo di pikir tiga bulan itu lama banget." ujar Lini tersebut. "Guys Caca mau tanya, kita jadi jalan kemana ya?" tanya Raisa saat ini. "Gimana kalo jalan nya ke hati Caca aja?" tanya Raffa kepada Raisa itu. "Ihhh Raffa apa sih. Boleh deh ke hati Caca tapi khusus Raffa ga boleh keluar-masuk ya. Harus stay." ujar Raisa yang membuat teman-teman nya antara senang dan juga kesak karena Raisa dan Raffa memamerkan kemesraan mereka di depan mereka semua yang berstatus jomblo. Untung saja tak lama kemudian guru mata pelajaran terakhir mereka datang jadi kini mereka bisa terbebas dari segala kemesraan antara Raisa dan juga Raffa. Mereka belajar sembari mengantuk. Ya bagaimana mereka tidak mengantuk jika mata pelajaran terakhir mereka ini adalah Sejarah. Dan entah ini kutukan atau apa, pasti guru Sejarah dimana pun berada jika menjelas kan akan membuat siapa pun mengantuk karena menjelaskan dengan biasa saja. Tidak ada hal baru yang di gunakan untuk menjelaskan, jadi terkesan monoton. Maka nya banyak yang mengantuk di saat pembelajaran sejarah. Sekarang saja Bimo malah sudah tidur, untung saja dia ada di bangku belakang dan guru Sejarah mereka yang sudah tua itu tidak dapat melihat dengan jelas. Mereka semua kini masih dalam pengaruh obat tidur, oh tidak maksud nya mereka masih dalam pembelajaran sejarah yang mengantukkan. Saat pembelajaran itu sudah selesai rada nya mereka sangat bersyukur dan aneh nya setelah pembelajaran sudah selesai mereka semua malah fresh dan tidak mengantuk lagi. Sepertinya memang suara dari guru Sejarah mereka lah yang membuat mereka smeua mengantuk. Kini mereka keluar dari kelas untuk pulang. Namun sebelum itu mereka membicarakan akan jalan kemana untuk tugas Bu Rita. Mereka akhir nya memutuskan untuk pergi ke Kebun Binatang saja. Akhirnya saat ini mereka sudah bubar jalan untuk pulang ke rumah merkea masing-masing. Raisa kini tampak pulang bersama Milo dan Raffa karena memang mereka yang sejalan. Raisa masih melihat ke arah Milo dengan pandangan bersalah nya, ia sangat sedih pada saat ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD