4

1534 Words
Sementara itu baru saja kelas 11 IPS 4 menyelesaikan ulangan dan kini mereka sedang istirahat. Mereka menunggu guru kelas selanjut nya datang ke kelas mereka. Mereka sebenar nya ingin pergi ke kantin. Namun masih ada satu jam pelajaran lagi sebelum mereka nanti akan pergi ke kantin sekolah. "Ahh gua beneran udah laper banget gara-gara mikirin ulangan dadakan kayak tadi. Ini Bu Sofi ga datang-datang juga. Rasanya gua pingin langsung pergi aja dari sini biar ke kantin aja." ujar Danu yang sangat sewot saat ini. "Sama anjir, ini ga ada apa gitu kek. Gua dah kelaparan parah deh sumpah. Rasanya pingin banget gua ke kantin." ujar Reza sama dengan Danu. "Udah deh Lo berdua jangan rame. Ganggu yang lainnya juga, mending sekarang Lo berdua pergi ke ruang guru deh cari Bu Sofi. Kalo ga ada ya Lo bisa cari guru lain dan tanya tentang Bu Sofi." ujar Abyan kepada mereka. "Enak aja Lo nyuruh kita. Lo aja sana Byan. Kita dah capek gila ini. Dari badan, hati, sama pikiran semuanya capek." ujar Reza yang mendramatisir. "Lo pada bisa diem ga sih." ujar Gilang yang kini telah kesal karena teman-teman nya sedari tadi ngomong terus membuat diri nya capek mendengar nya. Lagi pula apa mereka ini tidak tahu jika dia sedang kesal. Mereka bertiga pun kini hanya diam saja, tak lama kemudian ketua kelas mereka akhirnya pergi ke ruang guru karena ini sudah melewati lima belas menit jam pelajaran dan guru belum datang. Mereka yang di kelas saat ini masih terlihat ramai yang mana membuat Gilang ingin pergi saja rasanya. Namun tak lama kemudian, ketua kelas mereka pun mengatakan pada mereka bahwa kelas kosong dan tidak ada tugas karena Bu Sofi menjenguk orangtua nya yang sedang sakit. Mereka pun senang karena kelas kosong. Sementara Gilang langsung beranjak dari tempat duduk nya untuk keluar dari hiruk pikuk kelasnya itu. Danu, Reza dan Abyan juga mengikuti Gilang karena mereka yakin bahwa Gilang akan pergi ke kantin maka mereka mengikuti nya. Benar saja saat ini mereka terlihat berjalan menuju kantin, sementara itu Raisa, Lini dan Ayu juga sedang berjalan menuju ke kelas mereka. Mereka habis berganti baju. Saat ini mereka berpapasan di koridor kelas sebelas. Raisa tampak sekilas menatap Gilang dan sekarang ia tampak melihat bahwa Gilang sama sekali sudah tidak menatap dirinya. Ia paham, Gilang pasti marah. Namun Gilang hanya tidak tahu saja tentang kebenaran nya jadi dia seperti itu. Raisa juga tidak mau kebenaran itu terungkap, sepertinya memang lebih baik jika begini saja. Saat ini mereka sudah saling melewati. Abyan melihat wajah Gilang yang tampak sangat berbeda ketika tadi ia belum bertemu dengan Raisa dan setelah bertemu dengan Raisa. Setelah bertemu dengan Raisa terlihat bahwa wajah nya kian meneggang dan juga emosi. "Akhirnya gua bisa ketemu sama makanan juga. Bu pesen sotonya ya empat. Sama es teh nya satu terus es jeruknya tiga." ujar Danu pada ibu kantin. Ia sudah hafal apa yang akan di makan oleh teman-teman nya hari ini. Mereka sedang menunggu pesanan mereka di buat saat ini. Gilang masih diam saja seperti sedang menahan emosi yang sangat tinggi sekali saat ini. "Lang, ntar malam ke Caffe kuy? Dah lama kita ga nongkrong bareng kan? Ya ga sih?" tanya Reza sembari ia mengajak Gilang dan yang lainnya saat ini. "Boleh juga tuh, ke Caffe Atria aja gimana? Kemarin kita rencana mau kesana kan tapi belum jadi karena belum ada waktu. Lagi pula juga kita belum pernah makan disana, datang aja juga belum." ujar Danu karena memang Caffe Atria merupakan Caffe baru yang ada di sekitar sekolah mereka itu. "Gimana Lang? Lo ikut kan?" tanya Reza karena memang mereka sengaja melakukan ini agar mereka bisa sedikit menghibur Gilang juga. "Terserah." jawab Gilang yang mana ia langsung memakan soto yang baru saja datang. Kini mereka semua makan soto bersama-sama disana. Sementara itu, kini Raisa sudah ada di kelasnya, mereka semua sedang menunggu guru datang dan mengobrol bersama. Raisa tampak kepikiran dengan ada nya Gilang disini. Ia benar-benar tak menyangka bahwa Gilang benar-benar pindah ke SMA 45. Bahkan kabar kepindahan Gilang kemarin itu juga sama dahsyat nya dengan kabar kepindahan dari Raffa ke SMA 45. "Gua masih bener-bener ga nyangka loh kalo Gilang bawa temen-temen nya pinda kesini. Rasanya masih aneh aja gitu ngeliat mereka lagi di sekolah yang sama gini." ujar Lini kepada Raisa. Ayu menyetujui perkataan dari Raisa. "Bener sih, gua juga ngerasa gitu. Kayak gimana nya dia itu. Gua ga bisa mikir deh gimana nya yang pasti tuh emang gua ngerasa aneh sih." ujar Ayu. "Hei, kalian lagi pada ngapain? Lagi ngomongin apa?" tanya Raffa yang tiba-tiba datang dan kini Raffa tampak mengusap lembut rambut Raisa dengan penuh sayang. Raisa melihat ke arah Raffa dengan senyum manis. "Ga lagi ngomongin apa-apa kok Raffa. Raffa kok ga sama Gerald? Gerald pergi kemana sekarang emangnya?" tanya Raisa kepada Raffa itu. "Gerald pergi ke kantin sebentar tadi, kata nya mau beli air putih. Jadi ya gitu deh. Nanti malam jalan yuk? Aku yang traktir." ujar Raffa ke Raisa itu. "Sama yang lainnya juga yuk, ayo kita ke Caffe yang baru buka itu. Caffe Atria ya kalo ga salah? Gimana? Oke ga?" tanya Raisa kepada Raffa itu. Mereka pun kini membahas tentang pergi ke Caffe hingga Gerald datang. Kini Gerald tampak melihat ke arah mereka yang sedang membahas itu. Ia pun jadi ikut membahas, tapi baru ia membahas sebentar ternyata guru mereka sudah datang. Kini mereka pun langsung pergi ke tempat mereka. "Anak-anak mohon maaf hari ini ibu tidak bisa membersamai kalian karena ada acara mendadak. Ibu akan memberikan kalian beberapa soal untuk dikerjakan dan dikumpulkan hari ini. Selain itu ibu minta kalian membentuk kelompok satu kelompok berisi lima orang ya." ujar Bu Rita. "Baik Ibu, hati-hati di jalan ya Ibu." ujar mereka yang sangat senang. Kini Bu Rita sudah meninggal kan kelas 11 IPS 2 dengan siswa yang senang karena ditinggal kan. Kini Ketua Kelas mengirim kan foto kertas yang merupakan soal mereka hari ini ke w******p grup mereka. Mereka pun memutus ada yang langsung mengerjakan dan ada yang menunda nya. Raisa dan teman-temannya memutuskan untuk mengerjakan terlebih dahulu sekarang baru nanti mereka akan kembali kagi membahas tentang nanti malam. Mereka tampak bekerja sama mengerjakan soal itu hingga akhirnya soal itu terjawab dengan cepat. Saat istirahat tiba mereka sudah selesai mengerjakan. Kini mereka tidak ke kantin karena tadi mereka sudah ke kantin. Mereka hanya duduk di depan kelas mereka. Tepat nya di gazebo depan kelas. Mereka mulia membahas nanti malam mereka akan pergi. "Woy pada bahas apa nih? Ajak-ajak gua dong. Kalo kayak gini kan gua jadi pengen sekelas sama kalian. Kesel sumpah gua karena ga sekelas sama kalian nih." ujar Milo yang baru saja datang ke depan kelas mereka itu. "Aa Milo sih, kan Caca juga udah pernah bilang sama A Milo kalo jadi orang jangan terlalu pinter. Kan jadi nya masuk ke kelas IPA. Udah lah ya A Milo harus terima nasib aja lah. A Milo nanti malam ikut Caca sama yang lain ya. Kita semua mau pergi ke Caffe baru hehehe." ujar Raisa kepada Milo. "Iya Caca sayang, Aa bakalan ikut kok nanti." ujar Milo mengelus lembut rabut Raisa. Kini Raisa tampak senang karena ia dikelilingi banyak orang. Kembali lagi ke Gilang yang saat ini masih berada di kantin. Banyak sekali cewek yang menatap ke arah Gilang dengan pandangan bahagia dan terpesona. Sepertinya SMA 45 diberkahi karena banyaknya siswa baru yang sangat tampan masuk ke dalam jajaran most wanted SMA 45. Ada Raffa, Gilang, dan yang lainnya juga. Kini mereka tidak bisa lagi mengharapkan Raffa karena Raffa sudah dimiliki oleh Raisa. Kini mereka hanya bisa mengharapkan Gilang dan teman-temannya yang masih belum memiliki pasangan itu. "Lang, liat deh banyak yang ngeliat ke arah kita. Pasti mereka semua ini terpesona sama kita deh. Sumpah gua beneran seneng sih bisa ada di sekolah ini karena disini banyak teman-teman SMP kita juga." ujar Reza itu. "Iya njirr, gua kayak bersyukur gitu Gilang dikeluarkan dari sekolah dan akhirnya kita ikut deh. Gua beneran seneng banget ada disini." ujar Danu. Gua juga seneng ada disini dan mulai sekarang gua juga berharap kalo kalian bakalan temenan sama Raisa dan yang lainnya. Gua berharap kita semua bisa berkumpul bersama dan berteman. Batin Abyan tersebut disana. Bel masuk sudah terdengar berbunyi, kini mereka semua pun memutuskan untuk masuk ke kelas mereka. Termasuk juga dengan Gilang. Mereka pun berjalan dari kantin menuju ke kelas mereka, dan itu mereka harus melewati kelas dari Raisa. Gilang berharap bahwa ia tidak bertemu dengan Raisa saat ini. Namun sepertinya karena dosanya yang terlalu banyak Tuhan kali ini tidak mendengar doa nya. Raisa malah ada di luar kelas bersama dengan teman-teman nya dan tentu nya bersama dengan Raffa. Argh, kenapa harus ada mereka disana sih. Mereka sengaja mau pamer sama gua atau gimana sih? Gua semakin yakin kalo Lo sebenarnya ga pernah suka sama gua Ca. Kalo gitu kenapa dulu Lo selalu ngeluarin effort tinggi buat ngejar gua? Gua benar-benar heran. Batin Gilang yang saat ini melewati Raisa. "Hai Ca, kosong ya?" tanya Abyan yang berhenti sebentar, menyapa nya. "Iya nih Abyan, kelas Caca kosong hehehe." ujar Raisa tak lupa senyum. "Ya udah ya Ca, mau ke kelas dulu. Duluan ya guys." ujar Abyan yang kini sudah pergi ke meninggalkan Raisa dan yang lainnya menuju ke kelas nya itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD