"Lihat tuh karena ulah kamu gelitikin aku, jadi berantakan semua kan."
"Karena sudah berantakan, bagaimana kalau kita berantakin lagi lebih dari ini?"
"Cis..."
"Jadi mau apa enggak?"
"Bentar, aku mikir dulu ya."
Bebby melepaskan pelukannya, dia memilih memandang wajah suaminya yang memang super tampan. Pantas saja dulu dia dinobatkan menjadi cassanova sekolah ketika zaman SMA dan banyak wanita kecantol. Playboy yang memang modal tampang.
"Kelamaan kamu mikirnya." desah Virgo pelan sambil membuka jam tangannya.
Bebby bisa melihat pergelangan tangan kanan Virgo yang belang karena memang bekas jam tangan. Dirinya jadi ikut membuka jam tangannya dan melihat pergelangan tangan kirinya pun sama belangnya. Tapi tidak separah pergelangan tangan Virgo yang benar-benar sangat terlihat mencolok.
"Kalau pakai jam jangan terlalu erat coba, bisa sebelang ini tangan kamu." Bebby menarik tangan Virgo dan mengamati pergelangannya.
"Kamu mah mengalihkan topik utama. Enggak ngaruh asli."
Tahu jika Virgo menyadari apa yang sedang ingin dia usahakan untuk menghindari obrolan tentang bersenggama, Bebby hanya bisa nyengir kuda memperlihatkan deretan gigi putihnya yang rapi nan sehat.
"Ngomong-ngomong, aku punya bukti loh tentang foto pas aku di kamar Mama. Foto tentang kebenaran siapa Chacha." tak ingin menyerah, Bebby masih berusaha mencari topik lain.
"Besok saja aku lihatnya." Virgo mulai mendekat, tangannya terulur ingin memegang bahu Bebby.
"Kebetulan laptopnya ada di mobil, aku ambil sebentar."
Belum juga tangan Virgo sampai di pundaknya, Bebby sudah berusaha bangun dari ranjang. Tapi usaha Bebby gagal, pinggangnya berhasil diraih oleh Virgo dan kembali terduduk. Kali ini malah dirinya jatuh dalam pangkuan suaminya. Jantung wanita itu berdegup tak karu-karuan, nafasnya tak beraturan dan rasanya menjadi sangat panas serta gerah.
"Aku sudah bilang, besok saja aku lihatnya Beb." bisik Virgo pelan di dekat telinga kanan Bebby.
"Cu-c*m-cuma sebentar, Mas. Ambil laptop di mobil enggak lama kok hehehe..." tawanya pun terdengar krispi karena sebenarnya Bebby menahan rasa gugup.
"Aku sedang tidak mau memikirkan Chacha. Aku ingin egois untuk sejenak, ingin merasakan menjadi suami yang hanya memiliki satu istri. Lagi pula aku sedang bersamamu, jangan ada orang lain di antara kita, Beb." kecupan singkat Virgo berikan di ubun-ubun istri pertamanya.
Lelaki tampan itu masih asik melingkarkan kedua tangannya di pinggang Bebby tanpa ada niat mengendurkannya meski hanya sedikit. Aroma wangi dari parfum serta shampoo yang Bebby gunakan membuat Virgo sangat betah menciumi kepalanya.
"Anjir, jantung gue kenapa deg-deg ser begini? Biasanya juga enggak separah ini. Malam ini rasanya beda, gue malu sama laki gue sendiri. Astagfirullah, mau ditaruh di mana muka gue?" Jerit Bebby dalam hati.
Demi malam-malam sebelumnya, Bebby rasa malam ini adalah malam yang paling mirip suasananya seperti waktu dirinya pertama kali menyerahkan segalanya pada Virgo. Bebby juga tidak tahu kenapa alasannya, tapi untuk melihat wajah Virgo saja rasanya seperti ingin memilih tenggelam dalam lautan karena saking malunya.
"Beb..."
"Hem... Kenapa?" Bebby harap, suaranya tidak terdengar aneh kali ini.
"Aku ingin mencintaimu dan hanya mencintaimu tanpa ada orang lain di hatiku. Tapi..."
Di malam hari begini, dan di dalam suasana yang mungkin bisa dibilang romantis meski ada cerita sedih di dalamnya, Bebby dibikin penasaran dengan kata tapi yang Virgo gantung barusan.
Ingin bertanya, tapi Bebby ragu. Jika tidak ditanyakan, Bebby penasaran. Dirinya hanya diam, siapa tahu Virgo akan melanjutkan kata-katanya tanpa dirinya bertanya.
Rasa hangat menjulur di sekujur tubuh Bebby. Bahkan telapak kakinya yang berada di atas lantai pun tidak terasa dingin karena pelukan hangat yang Virgo berikan. Bebby bisa mendengar detak jantung Virgo seperti biasa jika dirinya sedang berada dalam pelukan suaminya. Hanya bedanya, kali ini detak jantung itu terdengar lebih kencang dari biasanya.
"Tapi aku minta maaf sama kamu. Di awal pernikahan kita waktu itu, aku belum mampu mencintai kamu sebagai perempuan. Di hari itu hatiku masih untuk Chacha, dan bahkan sampai aku sudah menikahi Chacha pun aku belum mampu mencintaimu layaknya seorang suami yang harus memberi rasa cinta untuk istrinya." meski tersendat-sendat, Virgo akhirnya mampu menyelesaikan apa yang ingin dia katakan.
Kali ini hati Bebby terasa tersayat, padahal dia sudah tahu kenyataannya seperti apa. Mungkin karena sekarang dirinya sudah bisa mencintai Virgo, makanya Bebby merasakan sakit. Coba kalau Virgo berkata seperti ini di saat dirinya belum mencintai, rasanya akan biasa saja. Tapi Bebby suka jika Virgo jujur padanya, karena memang lebih baik buka-bukaan meski menyakitkan.
***
Next...