Malahan di sini Bebby yang sangat berterima kasih pada Virgo. Meski mereka menikah tanpa dasar cinta, setidaknya lelaki itu tidak memperlakukannya secara kasar atau tidak layak. Virgo masih memuliakan Bebby sebagai istrinya, masih ingin bersikap adil padanya meski Virgo sudah mendapatkan perempuan yang dia cintai, masih baik kepadanya dan sama sekali tidak menyalahkan Bebby karena harus menikahi wanita berwajah judes itu. Setidaknya nasib Bebby masih lebih jauh beruntung dari cerita-cerita para tokoh yang dia baca di n****+-n****+ online yang sering mendapatkan perlakuan kasar dari suaminya karena pernikahan mereka terjadi karena orang tua.
"Aku ingin bicara dalam jalur sahabat." izin Bebby sebelum melanjutkan kata-katanya.
"Aku tahu itu semua. Aku tahu kamu dan kenal kamu dari lama. Aku tahu hati kamu tertutup untuk perempuan setelah perginya Tasya. Makanya setelah aku mendengar bahwa sebenarnya kamu sudah melamar perempuan lain dan kalian akan menikah, di saat itu aku berpikir bahwa perempuan itu adalah gadis hebat yang bisa membuka hati kamu lagi." Bebby menjeda kata-katanya.
"Aku merasa menjadi sahabat yang paling jahat kalau sampai aku menghancurkan kebahagiaan yang sudah kamu tunggu dari lama. Makanya aku meminta kamu tetap menikahi Chacha dan aku rela berbagi suami karena memang aku hanya ingin sahabat aku bahagia." tak terasa, air mata Bebby turun tanpa diminta.
"Aku tidak ingin menjadi penghalang untuk kalian. Aku juga perempuan, kalau seandainya aku di posisi Chacha. Pasti aku juga sakit hati ketika tahu calon suamiku malah menikah dengan perempuan lain padahal hari pernikahan sudah di depan mata. Jahat banget enggak sih jadi aku, Go?" jari mungil Bebby berusaha menghapus air matanya yang merembes.
"Kamu tidak jahat, Beb."
"Kamu bilang begitu karena kamu cuma ingin menghibur aku saja." isaknya pelan.
"Makanya selama ini aku selalu berusaha mengalah untuk Chacha. Aku tidak masalah dinomor duakan sama kamu demi Chacha, karena aku hanya ingin kamu bahagia. Aku tidak protes dengan segala macam keputusan yang kamu ambil. Aku selalu berusaha bersikap baik kepada Chacha dan membela dia di depan Mama, semua itu karena aku menghargai kamu sebagai suamiku. Aku tidak ingin melihat sahabatku terluka karena perempuan yang dia cintai tidak disukai Mamanya sendiri." Bebby masih bisa berkata normal meski isakannya semakin terdengar.
Wanita itu merasa tubuhnya semakin dipeluk erat oleh Virgo. Lelaki tampan yang bekerja di salah satu perusahaan game dan aplikasi di Yogyakarta itu tidak menyangka jika rasa sayang Bebby padanya sebegini besar. Bahkan Bebby lebih mengutamakan kebahagiaan Virgo ketimbang kebahagiaannya sendiri.
"Harusnya dulu gue teguh sama pendirian gue sendiri untuk tidak melanjutkan pernikahan dengan Chacha. Allah sudah memberikan perempuan yang benar-benar tulus sayang sama gue melebihi rasa sayang ke dirinya sendiri, tapi tanpa sadar gue malah menyakitinya selama ini." Hati Virgo merasa sangat bersalah sekarang.
"Tapi tidak tahu kenapa, akhir-akhir ini sifat egoisku lebih mendominasi. Aku sering cemburu lihat kamu asik bercanda sama Chacha, apalagi setelah Chacha hamil. Aku tidak iri tentang kehamilan, tapi kadang aku iri pada kemesraan kalian. Sempat aku berpikir, kalau misalkan aku yang lebih dulu hamil, apa kamu juga akan bersikap seperti itu ke aku." Bebby benar-benar tidak bisa membendung air matanya.
"Kadang aku berpikir, beruntung ya jadi Chacha. Bisa menjadi wanita yang kamu cintai sebelum kalian menikah. Tidak seperti aku. Tapi bukan berarti aku menyesal menikah denganmu. Aku senang bisa menjadi istrimu, karena kamu tidak pernah kasar sama aku." tangis Bebby seolah tumpah-tumpah kali ini.
"Maaf, Beb." Virgo ikut mengusap air mata istri pertamanya.
"Kenapa kamu minta maaf? Kamu tidak salah, aku malah yang salah, sudah menghancurkan kebahagiaanmu. Andaikan aku tidak membongkar rahasia ini dan terus berpura-pura tidak tahu tentang kebenarannya, pasti kamu masih bahagia bersama Chacha dan calon anak kalian sampai nanti." Bebby menarik napas dalam-dalam sebelum dia melanjutkan kata-katanya.
"Aku memang bodoh, bilangnya ingin membuat kamu bahagia. Tapi nyatanya malah aku sendiri yang menghancurkan kebahagiaanmu untuk kedua kali. Maaf, Mas."
***
Next...