"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh... Welcome back to my youtube channel." sapa Bebby kepada semua subscriber-nya.
"Sebelumnya aku mau mengucapkan selamat hari raya idul fitri bagi yang merayakan. Minal aidzin walfaidzin, mohon maaf lahir dan batin." lanjutnya.
Perempuan yang saat ini mengenakan hijab warna hitam itu sekarang sedang live di akun youtube-nya karena permintaan banyak sekali netizen di sana sini.
"Mohon maaf kalau aku di dalam mobil ya." sebisa mungkin Bebby menutupi kesedihan hatinya agar orang luar tidak tahu.
Beberapa kali Bebby membenahi posisi duduknya agar terasa nyaman dan kamera bisa tepat mengarah padanya.
Banyak sekali ucapan lebaran dari orang-orang yang menonton live Bebby saat ini. Bahkan beberapa pertanyaan sudah bermunculan. Karena memang tadi dirinya sudah membuat insta story, bahwa dirinya akan mengadakan Q&A di live kali ini.
"Oke... Aku akan mulai menjawab pertanyaan kalian ya." Kedua mata Bebby membaca beberapa pertanyaan yang sudah mulai bermunculan sedari tadi. Tentunya dia membaca dalam hati, memilih mana yang akan dia jawab.
"Kak Bebby, kapan wisudanya?"
"Alhamdulillah sudah ada kabar, aku tidak akan bilang kapan-kapannya. Tapi insyaallah jika tidak ada kendala, sebentar lagi wisudanya."
"Kenapa di dalam mobil, Kak?"
Terlihat kekehan dari Bebby, dirinya melihat ke sekitar yang memang masih ada di area penginapan.
"Lebaran ini liburan ke mana, Kak?"
"Jadi begini, aku sama suamiku liburan ke Malang setelah silaturahmi ke rumah Ibuku. Terus kami tidur di penginapan karena di sekitar sini hotel sudah penuh. Dan kenapa aku di mobil, itu karena suamiku lagi tidur. Dia kecapekan banget, karena kemarin itu nyetir dari Jogja ke Malang dan semalam dia itu susah tidur. Jadi aku tidak mau mengganggu dia kalau live-nya di kamar, begitu barudak." di akhir kalimat, Bebby menyertakan senyuman manis.
Masih banyak lagi pertanyaan dari banyak orang tentunya yang penasaran pada kehidupan Bebby. Tapi tentunya tidak semua pertanyaan Bebby jawab, dia harus memilih mana yang sekiranya bisa dijawab dan tidak.
***
Jika Bebby sedang asik live di youtube-nya dan Virgo sedang nyenyak dalam tidurnya. Beda dengan Chacha yang sedang gelisah menunggu Virgo tidak pulang-pulang.
Wanita itu terus duduk di teras depan rumah sambil berharap ada mobil milik Danar datang lalu suaminya berlari memeluknya bagai film-film Bollywood yang diiringi dengan lagu serta tarian khas negara yang terkenal dengan salah satu makanannya yaitu Pani Puri.
"Mbak... Kata Mama, disuruh sarapan." Aisyah tidak sampai berdiri di depan Chacha, dirinya hanya berbicara tanpa melihat kakak tirinya.
Baru sekarang inilah, Aisyah tahu jika sebenarnya Chacha adalah kakak tirinya. Padahal sebelum-sebelumnya dia tidak tahu menahu akan hal itu. Dan Aisyah tidak pernah menyangka juga dia tidak pernah membayangkan.
Tubuh Chacha memutar 180°, dia berjalan cepat menyusul sang adik yang tampak jalan biasa saja menuju meja makan. Dengan kasar, Chacha menarik lengan Aisyah hingga gadis remaja itu meringis kesakitan.
"Mbak Chacha apa-apaan sih?" sentak Aisyah karena merasa tidak terima diperlakukan seperti ini.
"Kenapa kamu tega sama aku, Syah?" air mata Chacha sudah kembali turun, banjir seperti sungai yang terus diterpa hujan berhari-hari tanpa ada hentinya.
"Tega apa sih, Mbak? Memangnya aku melakukan apa?" heran Aisyah, karena dia tidak memiliki kemampuan membaca pikiran orang.
"Kamu lupa sama kesalahan yang kamu perbuat?" Chacha sudah menunjuk-nunjuk wajah adiknya menggunakan jari telunjuk.
Tidak ada siapa-siapa di rumah itu kecuali Chacha, Aisyah dan Astri. Tentunya Asep sedang berjalan-jalan di pesantren yang dia dirikan sedari lama.
"Astafirullah, aku benar-benar tidak tahu. Tentang apa? Karena semalam aku lebih menenangkan Mama ketimbang menemani kamu?"
Bisa Aisyah lihat jika d**a Chacha bergerak naik-turun layaknya orang menangis. Bahkan wanita berbadan dua itu sampai terisak-isak dan sedikit sulit bernafas.
"Istighfar, Mbak." Aisyah mengusap-usap bahu Chacha tapi tangannya ditepis oleh kakaknya hingga membuat Aisyah kaget.
"Kenapa kemarin kamu bilang ke Mas Virgo yang sebenarnya tentang apa yang kalian lakukan waktu jalan-jalan? Kenapa kamu tidak membantuku menyingkirkan istri pertamanya? Hah?"
Kedua bola mata Aisyah tidak percaya jika kakaknya akan bicara seperti ini. Dugaannya salah besar ternyata, dia pikir Chacha marah karena dirinya tidak menenangkannya semalam.
"Kalau kamu bilang jika Bebby ada main sama cowok yang mengantarnya pulang kemarin, sudah jelas posisi dia yang tersingkir. Sekarang dengan kejujuranmu, aku yang terombang-ambing dan hampir kehilangan suamiku." isak tangis Chacha sembari menekan-nekan dadanya.
"Astagfirullahaladzim, Mbak Chacha... Agama kita mengajarkan agar selalu jujur dan tidak menyebar kebohongan. Aku tidak mau berdosa." lagi pula, mana mungkin Aisyah tega menyakiti hati Bebby dengan memberikan pernyataan palsu pada Virgo.
"Tapi dengan kejujuranmu, aku sakit hati Syah." Chacha memukul-mukul dadanya sendiri berulang kali.
"Lalu kalau aku berbohong, kamu mau menjamin aku tidak akan mendapatkan dosa? Kamu mau menukar pahalamu dengan dosaku? Memangnya bisa?"
Pertanyaan Aisyah kali ini begitu menusuk hati Chacha. Berani sekali adiknya itu berkata seperti ini padanya. Astri belum mengetahui jika kedua putrinya sedang adu mulut sekarang. Wanita paruh baya itu memilih berdiam di kamar usai memasak. Memikirkan masalah ini saja sudah membuatnya pening dan mual.
"Harusnya, setelah apa yang kamu terima sekarang. Kamu lebih berpikir lagi, harus bagaimana bersikap dan menghadapi semua ini. Bukan malah menjadi-jadi. Sadar Mbak, kamu itu cuma istri kedua. Di mana-mana yang namanya poligami secara sah itu ada atas izin istri pertama. Kalau Mbak Bebby tidak mengizinkan Mas Virgo menikah lagi, sampai detik ini kamu tidak akan pernah bisa merasakan menjadi istrinya Mas Virgo. Mbak Bebby yang lebih banyak berkorban di sini. Jadi jangan lupa dengan pengorbanan perempuan lain yang rela membagi suaminya sama kamu." ucap Aisyah panjang lebar dengan nada lirih namun mampu didengar oleh Chacha.
"Harusnya kamu banyak istighfar, memohon ampunan pada Allah SWT. Meminta maaf sama Mas Virgo dan terutama Mbak Bebby. Jangan malah merasa diri kamu yang paling terluka dan paling benar."
“Ojok sak enakmu dewe. (Jangan seenaknya sendiri).” sindir Aisyah lagi berusaha menahan agar tidak bernada sengak.
"Cukup, Syah! Cukup!" jerit Chacha sambil menutup kedua telinganya, dia tidak sanggup lagi jika Aisyah melanjutkan kata-katanya.
"Kamu itu masih kecil! Tahu apa kamu soal rumah tangga dan perasaan, hah? Kamu itu masih anak kemarin sore, masih bau kencur." sentak Chacha sembari menatap Aisyah marah.
"Aku memang masih anak kecil, tapi aku belajar dari apa yang aku lihat. Aku tahu mana yang benar dan tidak. Dan apa yang kamu lakukan itu salah, Mbak."
“Pean wes salah, kok gak gelem ngaku salah. (Kamu sudah salah, kok enggak mau mengaku salah).” lagi-lagi Aisyah menyindir kakaknya, siapa tahu Chacha akan sadar.
Tanpa menghiraukan Chacha lagi, Aisyah langsung pergi begitu saja. Nafsu makannya hilang karena ulah sang kakak. Dirinya lebih baik menyusul Asep ke pesantren sambil membawakan makanan untuk Abah-nya.
Di ruang tamu, Chacha menangis histeris sambil meremas-remas perutnya. Tubuhnya merosot di tembok memikirkan semua ini. Kenapa semua orang menyalahkannya. Kenapa tidak ada yang membelanya satu pun. Dia juga tidak tahu akan terjadi seperti ini. Dan mana dia tahu siapa Virgo di masa lalu.
"Kenapa semua orang membela perempuan itu!" tangis serta teriaknya histeris.
***
Next...