10

1174 Words

Bryssa mendekati kepala pelayan di kediaman Zavier.     "Zavier sudah sarapan atau makan sesuatu?" Tanyanya.     "Belum, Nona."     "Oh, baiklah lanjutkan pekerjaanmu." Bryssa tersenyum lalu segera melangkah.     "Ah, apa dia mau mati? Semalam dia makan sedikit, pagi ini tidak sarapan. Dan siang sudah berjalan. Apa perutnya itu tidak tersiksa?" Bryssa bicara sendiri. Karena kejadian tadi pagi dia merasa sedikit bersalah tapi dia juga merasa benar. Ia seharusnya tak menunggu Zavier tapi Zavier juga harusnya tak bicara kejam.     "Sialan!" Bryssa memaki. Alasannya memaki adalah karena dia merasa terganggu karena Zavier belum makan. Zavier tak bersikap manis padanya tapi pria ini memasak untuknya meskipun dengan wajah yang dingin. Jika dikatakan Zavier tak peduli padanya maka

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD