13

1886 Words

Bryssa membuka matanya, hal pertama yang ia lihat adalah dagu lancip Zavier. Ia mengangkat wajahnya dan kini matanya bertemu dengan mata indah Zavier. "Kau sudah terjaga." Bryssa masih menatap iris indah Zavier. "Hm." Bryssa segera merubah posisi tidurnya jadi duduk, "Kau lapar?" "Maaf, aku bukan kau yang selalu kelaparan." Bryssa menghela nafas pelan, Aih, dia baru membuka matanya dan sudah bisa mencemoohku. "Kau mau kemana?" Bryssa bertanya ketika Zavier turun dari ranjang. "Ke kamarku dan mandi." "Kau bisa ke kamar sendirian?" "Aku ini tertembak di tangan, Bryssa. TIdak lumpuh tidak juga tertembak di kaki." Sekali lagi, Bryssa menyesal bertanya. "Kau bisa mandi sendiri?" "Jangan bertanya jika kau tidak bisa membantuku." "Aku akan membantumu." Zavier diam sejenak, "Lalu k

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD