Waktu istirahat makan siang sudah habis, Arabelle tidak kunjung datang dan masih tidak bisa di hubungi oleh Raefal. “Dia benar-benar semena-mena karena aku memberikan kebebasan masuk bekerja kapan saja” gerutu Raefal melempar selbet ke atas meja. Sudah ada dua pertemua rapat yang Raefal lakukan selama menunggu Arabelle, namun gadis itu tetap belum datang pada waktunya. Dengan gusar Raefal mengambil handponenya dan menghubungi Simon. “Apa Arabelle sudah datang?.” “Belum tuan” jawab Simon sama seperti setengah jam yang lalu. Rahang Raefal mengetat menahan kesal dan marahnya, “Jika dia datang, katakan untuk langsung datang ke ruanganku, jika menolak seret langsung oleh keamanan.” perintahnya dengan tajam penuh kemarahan. “Baik tuan.” Sambungan telepon terputus dengan cepat begitu Raefal