Usai Eva menunjukan di mana kediaman pemuda yang dia maksud, aku dan Karto segera pergi ke sana. Pintu rumah itu ditutup rapat. Menurut Eva dan Bapaknya, kedua orang tua Yosef memang tidak sedang ada di rumah. Mereka bekerja dan akan pulang sepekan sekali menengok anaknya ini. Kuketuk pintu dengan gusar usai turun dari motor. Namun, tak ada jawaban. Karena sudah tak bisa menahan diri, kutendang pinru itu hingga roboh dan buru-buru masuk ke rumah pemuda itu. “Kinan. Kamu di mana, Nak? Kinan.” Teriakanku tak disahut. Aku dan Karto lantas masuk dan mencari ke semua kamar hingga kudapati pemandangan yang sangat mencengangkan. Yosef sudah mabuk dan melucuti pakaian Kinan. Amarah tak mampu kubendung lagi, tendangan kerasku mendarat di tubuh pemuda itu seketika. Dia tersungkur ke pojok ruanga