STM#2

568 Words
* AKHIRNYA SAMPAI RUMAH JUGA Tin tin tiin ..... Suara klakson mobil terdengar nyaring. Terlihat tua lelaki tua menuju gerbang depan, untuk segera membukakan pintu pagar agar mobil dapat masuk ke halaman kemudian langsung masuk ke garasi. Ceklek .... suara pintu mobil dibuka. Turunlah Seorang wanita cantik dan seorang gadis muda dari dalam mobil. "Nyonya, Non Zea." Sapa mang Ujang, laki-laki tua yang baru saja membantu mereka membuka pintu gerbang. "Oh, terimakasih mang Ujang" ucap mereka bersama-sama, dan mang Ujang segera pergi dari pertemuan mereka dan melanjutkan pekerjaannya. "Huaaa ... akhirnya sampai juga dirumah" aku menggeliat karena badan terasa pegal dan capek banget seharian kejebak macet di dalam mobil, benar-benar sangat sibuk. Besok adalah hari pertamaku masuk sekolah. Aku sudah tidak sabar, untuk bertemu teman-teman baru di sana. Aku berharap mereka tidak suka teman-temanku dulu, yang mengucilkan dan tidak suka membuatku jadi seperti anak laki-laki ini. "Kamu ini kalau bicara capek, sudah seperti orang yang udah lembur kerja seharian saja. Ya sudah! Cepetan mandi sana! Dan kalau sudah selesai makan malam" gerutu mama terima kasih kepada tubuhku sudah seperti asem dan penuh keringat. Aku dan mama segera masuk ke rumah. "Siap laksanakan! Mama bos ...." ucapku sambil menyelesaikan di dahi, "Haissh .... Dasar anak ini, memang kamu pikir mama ini komandan upacara hormat semua. Sana cepetan mandi bau gitu ...." Jawabnya dengan masih saja mengomel "oke mama ..." Aku berjalan ke kamarku dan mama ke kamarnya . Hemm ... Tentu saja untuk kamar mandi di masing-masing kamar. Ceklakk ... Ku membuka pintu kamarku dan berjalan masuk. Tempat tidur pertama, ingin sekali aku merebahkan tubuh lelah ini di atas kasur empuk itu. Namun rasa lengket tubuhku karena keringat memaksaku untuk segera mandi, bau asem dan rasanya tidak nyaman. Belum lagi, jika mama sampai tahu aku belum mandi dan malas-malasan. Pasti akan ngomel habis-habisan sama aku. Aku memutuskan untuk mandi dulu baru nanti makan malam dan istirahat. Aku ambil handuk bersih di dalam almari, "Hemm" Gumamnya menikmati berendam air hangat di bak mandi, badan terasa rileks dan segar kembali. Kurang lebih sekitar 20 menit aku mandi di kamar mandi, setelah selesai berganti baju dan siap turun ke bawah untuk makan malam. Tak ... tak .. tak .... suara langkah kakiku yang sedang menuruni anak tangga, disusul dengan mama yang juga berjalan di belakangku. "Nyonya ... makan malam sudah siap, saya tinggal ke dapur dulu" ucap bik inem, yang sudah selesai makan malam untuk kami di meja makan. "Terimakasih bi" jawabku dan mama. Bibi inem adalah pembantu di keluarga kami, sekaligus pengasuh dan orang yang menerima ku sejak kecil. Dan pada saat kedua orang tuaku pergi melakukan perjalanan bisnis Di luar kota juga keluar negeri, Dialah yang setia menemaniku, selain itu masih ada mang Ujang yang merupakan penjaga rumah saat tukang kebun. "Hemmm, enaknya, masakan bi inem emang paling enak." Ku acungkan jari jempolku. "Semuanya menyenangkanku, jika begini terus aku bisa gendut nih!" gumamku, dengan mulut masih penuh dengan makanan. "Sayang ... Kali makan jangan sambil bicara! Nanti tersedak loh" Kami berdua menikmati makanan dimeja makan dengan lahap sampai kenyang. akhirnya selesai makan dan siapkan meja makan. "Hmm ... Kenyangnya. Ma .. Aku kekamar dulu ya! Mau siapkan barang, selamat tidur biar gak kesiangan bangunnya" ucapku minta izin kepada mama untuk membuka meja makan terlebih dahulu. "Iya sayang, siapin semua yang diperlukan besok. Ingat! Jangan ada yang ketinggalan" ucap mama dengan mengingatkan aku. "Siap mama" Jawabku, kemudian melangkah pergi menuju kamar.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD