STM#3

514 Words
Setelah Zea pergi ke kamar, Dina pun beranjak dari meja makan. Dan menuju kamarnya untuk istirahat sejenak kemudian tidur. Tetapi masih beberapa langkah kakinya dari meja makan, tiba-tiba handphonenya berbunyi dan bergetar. Sayangku hoo o ooo... ungkapkanlah isi hatimu... cintaku hooo ooo.... dengarkanlah....(nada dering handphone). "Hallo, Sayang...Baru juga 3 hari mama pulang ke Jakarta, masak udah kangen sama mama."ucap Dina dengan sedikit menggoda suaminya. "Hallo, Sayang. Jelas kangen lah sama istrinya gitu, Oh iya! Bagaimana kabar anak kita? Papa kangen banget sama Zeey, sayangnya kerjaan disini belum bisa ditinggal. mungkin 2-3 lagi baru bisa pulang bentar."ucap Johan suami Dina/Papa Zea. "Iyalah mama juga tahu, makanya mama juga cuma bisa pulang seminggu saja buat mengurus pendaftaran sekolah Zeey di SMAN XX. Setelah ini mungkin Senin depan, mama baru bisa balik lagi ke sana buat menemani papa" "Kapan Zeey masuk sekolah?" tanya Johan "Besok sudah mulai masuk, masih pengenalan lingkungan sekolah 3 hari. Setelah itu baru masuk efektif" "Eem...Ya sudah kalau gitu, selamat istirahat sayang dan selamat malam" "Selamat malam juga" jawab Dina sembari menutup telepon. sayaaangkuuu hooooo....(nada dering handphone). "Halo sayang...ada apa? baru aja mama mau bobo..."ucap Dina "Halo juga sayang. Emm itu, papa tadi lupa mau bilang ke mama. Jangan lupa pesanan papa ya?ciumannya mana?"goda Johan pada istrinya. "Idihhh...si papa masih genit saja. Ya sudah nih, eeemmmmuuaachh."ucap Dina meladeni permintaan suaminya. "Terimakasih...muaacchh"ucap Johan, seraya menutup telepon. ** "Paaa! Maa! Aku gak mau pindah sekolah, aku mau sekolah disini saja titik."teriak seorang pemuda tampan yang sedang duduk di meja makan. Ia adalah Zulvano Zackqueen putra tunggal pasangan Stevano dan Zulia. Raut wajahnya terlihat jelas, ia sedang marah dan kecewa. Zack sudah bosan bergonta-ganti sekolah mengikuti tempat kerja papanya. "Tidak bisa sayang! Kontrak kerja papa disini sudah habis, kita harus balik ke indonesia." jelas laki-laki tampan setengah baya, berkulit putih dan memakai kemeja hitam Ia adalah Stevano. " Sayang...Kamu harus mengerti keadaan kita ya. Hari ini mama akan mengurus surat pindah sekolahmu" ucap wanita cantik dengan lembut kepada putranya Zack, ia adalah Zulia. " Ayolah, Setidaknya biarkan aku sekolah disini sampai lulus saja. Aku bosan pindah sekolah terus" Mencoba membujuk lagi kedua orangtuanya. " Maaf Sayang, tidak bisa! Kamu harus tetap pindah sekolah. Mama sudah menghubungi pihak sekolah di Indonesia, dan disana kita di bantu oleh tantemu. Ia akan mencarikan Sekolahan yang cocok untuk kamu. Jadi, Hari ini mama akan berangkat bersamamu ke sekolah untuk mengurus semuanya" Jelasnya sambil tersenyum. Klotak...Zack meletakkan alat makannya diatas meja, ia sudah tidak nafsu makan lagi. Dengan wajah cemberut dan emosi ia meninggalkan meja makan." Puh...Sial! Mereka selalu saja menganggap aku anak kecil" ia memasuki mobil dan menunggu mamanya didalamnya. Setelah selesai makan, Zulia mengambil tasnya dan berjalan menghampiri putranya yang sejak tadi sudah menunggu di dalam mobil." Loh, Kok cemberut gitu. Senyum dong, Mama yakin di sekolah baru nanti, kamu pasti suka." Tersenyum dan memegang tangan putranya. " Gak tahu deh, Kesal aku sama papa dan mama" Memalingkan wajahnya yang cemberut dan diam tanpa Komentar lagi. Meskipun mamanya begitu banyak bicara. " Pak...Antarkan kami ke sekolah" Zulia dan Zack menuju ke sekolah Zack untuk mengurus semua berkas kepindahan sekolahnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD