“Cie yang habis makan siang bareng pak Varrel. Udah gitu diapelin lagi,” goda Karina saat dia mendapati Ayna di pantry. Mendengar godaan yang sudah pasti ditunjukan untuk dirinya tidak membuat Ayna memutar tubuh. Karena tanpa mencari tahu siapa pemilik suara itu Ayna sudah tahu dan hapal. Wanita berambut terurai itu masih asik membuat cokelat panas. “Besok-besok kasih gue tips, Na, biar bisa dideketin sama bos.” Wanita di belakang menoel punyak Ayna sampai wanita itu menoleh menatapnya malas. Sesuai dugaan Ayna, suara menyebalkan itu milik Karina. Mendapati tatapan tak bersahabat dari sahabatnya membuat Karina tertawa terbahak-bahak. Ada rasa kasihan, tetapi juga lucu. Satu langkah Karina maju mensejajarkan dirinya dengan Ayna. Tangan Karina terulur menepuk pundak Ayna di sampingnya. “