Make Over

522 Words
"What! model utama!? Gua? giila Lu, Jam," Lika hampir saja tersesak mendengar kabar dari Jamy. Lika bahkan tak bisa berjalan dengan benar, dia tak nyaman dengan pakaian apapun kecuali hoodie dan celana longgar. Tapi Jamy menyuruhnya untuk menjadi model utama di show? bukan main sekali dongengnya Jamy. "Gak usah melotot gitu, elah. Lu gak ngapa-ngapain, cuman jalan doank, trus kasih bunga ke Gua." "Jalan doank Lu bilang? jalan doank pala Lu! Gua tetep kudu di dandanin ama harus make high heels, kan? emank gak beres ya isi kepala Lu, Jam." "Yaelah, tinggal pake." "Gua aja make sandal jepit masih sering tunggang-langgang, apalagi High Heels!" "Makanya, besok kita otewe." "Otewe kemane?" "Ngukur kaki Lu. Kita bikin custom high heel." "Bukan masalah custom gak custom oy, Gua gak bisa make high heel. Jalannya susah. Trus kaki Gua bakal lecet."" "Makanya kita buat yang custom sesuai ukuran kaki Lu. Bahannya yang bagus biar gak lecet, abis itu Lu latihan dari sekarang." Lika menarik nafas kesal, lalu mengacak-acak rambutnya, "Gak mau! Lu kenapa sih ngajuin Gua segala. Lu tau pan kalo Gua gak bakal bisa," "Gua yakin Lu bisa. Atau Lu mau ngalah dari sepupu Jay?" "Haa? sepupunya yang cewe daun itu?" "Cewe daun?" "Iye, die makannya daun. Ude kayak ulat aja." "Nah, Khun Thivat ngajuin Vina. And Jay lebih setuju kalo Vina yang tampil. Dia ngeraguin Elu." "Ye, kan emank Gua gak bakal bisa," Lika menunduk sambil cemberut. "Tulul Lu. Dia banding-bandingin Elu sama tuh cewe tau gak. Kalo Lu gini mulu siap-siap aja Jay bakal direbut." "Idih, asal ngomong aja. Mana bisa!" "Apanya yang gak bisa. Naik panggung aja dia bisa, apalagi sekedar ngerebut Jay," "Gua yakin kok, Khun Jay setia." "Idih, yakin bener. Heh Lu itu udah dikalahin ama Vina. Vina cantik, menarik, bodynya bagus, sering dibelain Jay, trus dia bakal naik panggung. Nah, Elu? ude jelek, dekil, kumal, takut lagi nerima tantangan. Dahlah, males Gua ngomong ama Lu. Kalau Lu ditinggal si Jay, jangan mewek-mewek, ngadu ke Gua!" Jamy mengambil laptopnya, lalu bergegas keluar. "Lu mau kemana!?" "Pulang! Lu gak liat tuh, dah jam berapa?" Lika memeriksa Jam tangannya, waktu menunjukkan pukul lima sore, "Woy, Jam. Tungguin Gua!" Lika berlari ke ruangannya untuk mengambil tas. Setelah itu dia menyusul Jamy ke bawah. Namun, sesampainya di luar. Jamy sudah tancap gas dengan mobilnya, meninggalkan Lika. Lika berteriak jengkel. "Wuah! dia ngambek. Dasar cowo sensitif!" Lika berjongkok sambil memegangi perutnya, "Siialan! masa Gua harus ikutan show sih. Tapi, kalau gak ikutan ... Vina bakal ... Ah bodo! pusing pala Gua!" *** Keesokan harinya, Jayduk di depan mejanya sambil berpikir. Dia memainkan bulpen di tangannya, lalu menghela nafas lelah. "Jay ..." Khun Thivat masuk ke ruangan Jay lalu berdiri di depan putranya, "Kamu mikirin masalah acara? tenang aja, Ayah bakal bujuk Jamy biar Vina aja yang jadi model utama." "Gak perlu, Yah. Aku bakal naik panggung." "Maksud kamu ... kamu setuju Vina dan Lika ikut jadi model utama?" "Hm, lagian yang dibilang Jamy bener. Lika punya aura ceria sesuai dengan tema kita." "Tapi, Ayah tak mau dia mengacaukan panggung. Kalau dia buat masalah gimana?" "Mudah-mudahan semuanya berjalan lancar. Dan acara kita bisa sukses."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD