Cegukan

339 Words
"Laper banget ya? sampe teriak gitu ngomongnya," Jay terkekeh. "Khun Jay!" Lika melotot. Melihat Jay yang tertawa cekikikan. Setelah begitu banyak drama layaknya sinetron televisi swasta, akhirnya Jay dan Lika memesan makanan juga. Jay masih takjub dengan cara makan Lika. Sepertinya napsu makan wanita itu tak pernah hilang walau ditimpa mood sejelek apapun. Herannya, berat badan Lika tampak biasa-biasa saja. Tak pernah terlihat bertambah gemuk, dan tak juga terlihat kurus. "Kamu kalau makan nyimpennya dimana, sih?" tanya Jay, bukan sekedar basa-basi tapi dia benar-benar penasaran. "Ya di lambunglah," jawab Lika dengan mulutnya yang penuh. "Lambung kamu segede kapal? bisa muat banyak banget." "Mana ada lambung orang segede kapal, ngarang." "Makanan kamu gak pake diserap sama tubuh ya?" "Khun Jay apaan sih, pertanyaannya absurd banget." "Nah itu, makan banyak tapi gak gemuk, pasti sistem penyerapan sari makanan di tubuh kamu rusak." "Iye, terserah deh mau bilang apa." Lika mengambil segenggam kentang goreng, lalu memasukkan benda itu ke mulutnya hingga penuh. "Lika," Jay tiba-tiba memanggil. Setiap mendengar namanya dipanggil Jay, Lika tiba-tiba membatu. Dia terdiam sejenak, sebelum akhirnya mulai mengunyah lagi. "Lika Miana," Jay memanggil lagi. "Apaan sih, Khun ..." Lika bicara, hingga kentang goreng yang dikunyahnya muncrat kemana-mana. Jay melindungi wajahnya dari semburan Lika, lalu kemudian tertawa terbahak-bahak, "Kamu ini bener-bener cewe bar-bar," ucap Jay, sambil mengambil beberapa helai tisu. "Gangguin orang makan aja ih," Lika minum beberapa teguk, lalu mengambil tisu untuk mengelap meja yang terkena semburannya. "Ini loh masih berantakan," Jay mengusap bibir Lika dengan tisu. dia tersenyum lembut, seiring dengan gerakan tangannya yang tak kalah lembut. Lika membatu di tempatnya. Setelah hampir empat puluh detik. Jay selesai mengusap bibir dan pipi Lika, lalu kembali duduk di tempatnya. "Ik," Lika menutup mulutnya, dia terdiam sejenak, "Ik, ik, ik ..." bunyi aneh kembali terdengar. Ternyata Lika cegukan, wajahnya memerah dan telinganya terasa panas. "Kamu kenapa?" Jay menatap Lika lekat. "Gak ... ik, A-Aku ... ik, aish ... sialann," Lika memukul kepalanya. Dia beranjak dan segera berlari kabur kearah toilet. "Ya ampun, dia cegukan?" TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD