Matahari sudah tinggi dan aku masih terbaring di kasurku. Aku malas bergerak dan hanya mengeliat kesana-kemari. Aku meraba-raba Kasur mencari handphone-ku dan tidak ada pemberitahuan apapun. Rupanya pacarku benar-benar menghilang. Padahal, beberapa waktu lalu kami menghabiskan waktu bersama dengan romantis. Akhir-akhir ini D memang suka menghilang kayak jin botol. Butuh kesabaran ekstra untuk menunggunya muncul walau sekadar memberikan laporan. Sejak beberapa hari yang lalu, pacarku itu sudah sibuk sekali dengan proses persiapannya untuk lomba matematika. Aku rasa waktu belajarnya meningkat dan waktu untukku semakin menipis. Handphone-ku tiba-tiba bordering dan aku melihat nama yang muncul di layar. Rupanya Herman menelponku. “Halo?” ujarku ogah-ogahan.