"Kemana scarf itu?" Aya memberengut kesal.
"Rasa rasanya tadi pagi aku mengenakannya," Aya mengacak acak kamar tidur dan ruang kerjanya, termasuk mencari di setiap sudut butik.
Bahkan, Marini, Kania dan Hesti pun membantu mencarinya.
"Huhuhu..." Aya ingin menangis.
"Sudah bu, jangan terus menangis," Kania mengusap usap punggungnya.
"Itu peninggalan mamaku," Aya merasa kesal sendiri.
"Pasti ketemu. Nanti kita cari lagi. Biasanya seperti itu, semakin kita mencari, semakin sulit ditemukan," Marini menenangkan.
"Iya, kalian benar. Aku harus tenang. Selain itu, aku kurang tidur," Aya menguap beberapa kali.
"Aku ke coffee shop dulu," Aya memutuskan untuk berjalan kaki ke coffee shop yang berada tak jauh dari butik miliknya.
Saat duduk, ada seorang lelaki melambaikan tangannya dari jendela coffee shop. Aya hanya tersenyum melihat kelakuan Jana.
Sahabatnya itu pun masuk ke dalam, "Siang siang begini baru ngopi bu?"
"Aku semalaman begadang mengerjakan gambar koleksi terbaruku. Dan baru tidur dini hari, jadi bangun tadi jam sepuluh," Aya bercerita.
"Koleksi terbarumu? Keren!" Jana mengacungkan jempol.
"Aku dapat undangan Indonesian Fashion Day bulan depan, tanggal 20 sampai 27 di Grand Hotel Birawa Jakarta. Semua ini harus selesai sebelum itu!" Aya bercerita dengan antusias.
"Kamu di Jakarta tanggal segitu? Di Grand hotel Birawa? Aku juga!" Jana tersenyum.
"Ada acara apa?" Aya kaget.
"Rapat kerja para anggota Ikatan Arsitek Seluruh Indonesia," Jana menjawabnya. "Kita bisa ketemu di sana."
"Yes. Aku senang ada teman," ujar Aya.
Ia menatap sahabatnya itu. Jana adalah seorang arsitek berbakat. Jana lulus dari Universita Teknologi Bandung yang merupakan universitas teknik bergengsi di Bandung, bahkan nomor satu di Indonesia. Setelahnya, ia melanjutkan studinya di Universitas California, Berkeley. Setelah lulus S2 dari Universitas California, Berkeley, Jana sempat bekerja di sebuah firma arsitek ternama di Amerika Serikat. Namun setelah tiga tahun, Jana memutuskan untuk kembali ke Bandung dan mendirikan firma arsitek sendiri bernama PT Wiratama Mandiri atau yang dikenal dengan sebutan TAMA Design.
Hasil karyanya telah mendapatkan beberapa anugerah penghargaan dari media internasional. Dan, tidak hanya di Indonesia, TAMA Design juga terlibat dalam pembangunan gedung gedung iconic di Hongkong, Malaysia hingga Jepang dan Korea Selatan. Nama TAMA memang dikenal, khususnya di kawasan Asia.
"Kenapa kamu melamun?" Jana menyadarkannya.
"Aku kehilangan scarf kenangan dari mama. Jadi pikiranku agak melayang kemana mana. Penasaran, kemana scarf itu menghilang," Aya menarik nafas panjang.
"Kalau ada, pasti ada. Kamu tenang dulu," Jana tersenyum. "Hari ini aku sedikit kosong. Nanti aku bantu cari."
"Iya thanks," Aya mengangguk.
"Sudah, tersenyum, jangan cemberut terus," Jana mencubit pelan pipi Aya. "Yakinkan dirimu, pasti ketemu!"
Aya pun akhirnya tersenyum.
***
Setelah mencari kemana mana, tetap saja scarf itu tidak ketemu. Aya putus asa dan akhirnya merasa lelah sendiri.
Ia mencoba mengingat ngingat.
Semalam aku mengenakannya, lalu menggambar di ruang kerja. Setelahnya lelaki brengsekk itu datang. Saat itu, aku rasanya masih mengenakan scarf tersebut.
Setelahnya?
Hmm... Aku menarik lelaki itu masuk ke dalam butik. Lalu masuk ke ruang kerjaku dan kembali bekerja.
Satu satunya kemungkinan adalah scarf itu terjatuh di ruang tengah butik, saat aku bersusah payah menarik tubuhnya. Tapi tidak ada di ruang tengah.
Di ruang kerja juga tidak ada.
Apa jatuh di jalanan?
Oh no! Semoga tidak.
Aya berjalan keluar butik dan mencoba menelusuri jalanan yang ia lewati tadi pagi. Tapi, nihil!
Dimanakah gerangan?
Aya memilih berbaring di atas sofa sambil berpikir dan terus mengingat ngingat.
Kenapa aku sampai lupa begini?
Tiba tiba ponselnya berbunyi. Aya melihatnya. Itu pesan dari nomor tak dikenal. Tapi Aya ingat kalau itu nomor lelaki brengsekk yang melecehkannya.
Aya pun membacanya. Betapa kagetnya saat melihat ada foto scarf yang ia cari seharian ini. Aya langsung duduk di sofa dan membalas pesannya.
Gala : Aku memiliki barang milikmu.
Aya : Aku mencarinya kemana mana! Itu kenangan berharga dari mamaku. Kembalikan padaku!
Gala : Kalau kamu mau scarf ini, ambil sendiri dan temui aku.
Aya : Kenapa kamu menyebalkan? Bukankah bisa kamu kirimkan melalui kurir?
Gala : Go and get it! Kamu tahu dimana mencariku.
Aya menggertakkan giginya.
Ini lelaki mengesalkan! Kekesalannya langsung meningkat sampai ke ubun ubun.
Ia pun membalas pesan Gala.
Aya : Kamu tahu alamatku. Bukankah ada staf yang bisa kamu suruh untuk mengirimkannya kepadaku?
Gala : Tidak. Aku tidak mau melakukannya!
Gala : Aku akan mengembalikannya, dengan catatan kamu mengambilnya sendiri.
Aya : Kamu lelaki paling mengesalkan yang aku tahu!!!
Gala : Aku tidak peduli.
Aya : Kembalikan!
Gala : Ambil sendiri.
Aya : Kamu jahat!
Tiba tiba ponselnya berbunyi. Lelaki itu meneleponnya. Aya yang merasa kesal tidak ingin mengangkatnya.
Tapi telepon terus menerus berdering. Aya akhirnya mengangkatnya.
Gala, "Kenapa lama sekali mengangkat teleponku?"
Aya, "Aku tidak ingin mengangkatnya. Tapi kamu terus terusan meneleponku! Jadi terpaksa aku angkat."
Gala, "Jangan membuatku kesal!"
Aya, "Kamu juga sudah membuatku kesal!"
Gala, "Apa salahku?"
Aya, "Kamu mengambil barang kesayanganku dan tidak mau mengembalikannya."
Gala, "Aku mau mengembalikannya, dengan syarat yang aku sebutkan tadi."
Aya, "Aku banyak pekerjaan! Tidak ada waktu untuk ke Jakarta."
Gala, "Bukankah ini barang berharga? Luangkan waktu untuk mengambilnya."
Aya, "Aku minta tolong untuk mengirimkannya lewat kurir."
Gala, "Aku tidak mau menolongmu!"
Aya, "I hate you!"
Setelahnya, Aya menutup telepon dengan perasaan kesal.
Ihh!!! Kesal kesal kesal!
Ia memukul bantal kursi berulang kali. Bantal tak bersalah itu jadi pelampiasannya.
Ponselnya kembali berdering. Aya melihak kalau lelaki brengsekk itu yang kembali meneleponnya.
Aya, "APA??? BERHENTI MENELEPONKU!"
Gala, "Berani sekali kamu menutup teleponnya begitu saja!"
Aya, "Aku berani, memang kenapa?"
Gala, "Tidak seharusnya kamu bersikap begitu padaku!"
Aya, "Memang kamu siapa???"
Gala, "AKU, AKU..."
Aya, "Siapa? Apa hakmu untuk terus menggangguku???"
Gala terdiam dan menutup teleponnya.
Aya kembali memukul mukul bantal saking kesalnya!
Ih itu lelaki memang menyebalkan!!!!
Aya memutuskan untuk menelepon Tari.
Tari, "Loha! Apa sis?"
Aya, "Scarf ku hilang. Setelah aku cari cari dan tidak ketemu, sekarang aku tahu kalau si brengsekk itu ternyata yang menyimpan scarf milikku."
Tari, "Apa? Si brengsekk mana?"
Aya, "CEO yang melecehkanku itu!!! Semalam dia datang dan mabuk berat. Aku membawanya masuk ke dalam butik karena tiba tiba saja dia limbung dan tergeletak si depan pintu "
Aya, "Ternyata, diam diam dia mengambil scarf kenangan mama!!!"
Aya, "Huhuhu... Kenapa lelaki itu hadir dalam hidupku."
Tari, "Sudah kamu minta untuk mengembalikannya?"
Aya, "Sudah! Tapi dia bilang agar aku mengambilnya sendiri. Bagaimana ini? Aku tidak mau ketemu lagi!!! TITIK."
Tari, "Interesting."
Aya, "Interesting apanya??? Dia menyebalkan!!!"
Tari, "Ini menarik. Kenapa dia minta agar kamu mengambilnya secara langsung? Kenapa tidak menyuruh staf nya untuk mengirimkan lewat pos atau kurir?"
Aya, "Itu dia."
Tari, "Bukan itu dia, itu dia. Pikirkan kenapa harus kamu yang mengambilnya secara langsung?"
Aya, "Menurutmu?"
Tari, "Entah. Menurutmu?"
Aya, "Aku tidak tahu. Memang ada maksud apa? Kenapa?"
Tari, "Itu sebabnya aku bilang ini interesting. Why?"
Aya, "Aku jadi bingung."
Tari, "Sudah, kamu temui saja. Dan ambil scarf itu secara langsung."
Aya, "Aku tidak mau."
Tari, "Ih keras kepala juga. Itu kenangan mamamu. Bagaimana kalau hilang?"
Aya, "Bagaimana kalau aku bilang akan mengambilnya, tapi kamu yang datang?"
Tari, "Apa kepentinganku?"
Aya, "Pura pura kamu jadi pengacaraku."
Tari tertawa, "Pengacara darimana?"
Aya, "Aku mau scarf milikku kembali tapi tidak mau menemuinya. Coba, apa ada solusi?"
Tari tertawa, "Biar hantu gentayangan yang menemuinya."
Aya ikut tertawa, "Andai aku bisa memanggil hantu dan menakut nakutinya.
Tari, "Jadi, mau ambil atau tidak? Aku temani."
Aya, "Biarkan aku berpikir."
***
Di saat yang sama, seorang lelaki bernama Manggala Amarta Birawa menyetir mobil suv hitam dan bergerak menuju Kota Kembang..