"Ga-gala, ki-kita harus berhenti," Aya bicara perlahan. Kedua tangannya membelai pipi Gala. "A-aku tahu.." Gala langsung ambruk di atas tubuh Aya. "Oh.. Nafsu ini tak tertahankan. Kamu membuatku seperti ini," Gala mengecup kening Aya. "Dan rasanya ini berbeda. Aku merasakan hal yang tidak pernah aku rasakan," Gala dengan gemetar memeluk Aya hingga tubuh mereka melekat erat. "A-aku masih marah," Aya bicara perlahan. "Aya, marahlah. Aku pantas mendapatkan kemarahanmu. Pukul aku, cubit aku, gigit aku! Terserah," Gala mendesah di telinga Aya. "Gala, aku tidak akan pernah bisa bersama lelaki yang memiliki banyak perempuan. Atau, lelaki yang hanya ingin bersenang senang," Aya membelai tangan Gala berulang kali. "Kalau kamu seperti itu, jangan lagi mendekatiku," Aya menatapnya. "Apa