"Aku kesal! Tidak ingin menonton lagi," Gala menyimpan remote dan telungkup di tempat tidur.
Aya mengatupkan bibirnya menahan senyum.
Ini lelaki penampilannya dari luar begitu gagah dan manly. Tapi kenapa kalau marah kekanakan begini?
"Kalau kamu tidak ingin menonton lagi dan memilih tidur, aku pulang saja," Aya berpura pura mengambil tasnya dan berjalan ke arah pintu.
Gala langsung bangun dan berlari ke arah pintu. Ia menghalangi agar Aya tidak bisa pergi.
"Aku marah, tapi tidak ingin kamu pergi," Gala cemberut.
"Kenapa harus marah?" Aya berpura pura tidak tahu.
"Aku sudah bilang, jangan bicara soal laki laki lain di hadapanku," Gala bicara perlahan sambil menunduk.
Aya tersenyum, "Kamu memang aneh."
"Aneh apa? Kamu bicara soal lelaki lain, siapa juga yang tidak marah?"
