Aya merenggangkan tubuhnya setelah duduk cukup lama. Ia keluar dari ruangannya dan menghampiri Kania, "Katamu barang sudah dikirim, tapi kenapa lama ya?" "Iya, aku juga ini dari tadi kontak vendor tidak diangkat," Kania bingung. "Ini sudah lewat satu jam ya? Apa macet?" Aya bingung. "Aneh," ujar Kania. "Bisa jadi macet. "Kita tunggu saja sampai maksimal satu jam lagi, kalau tidak ada juga, nanti kita hubungi lagi vendor," ujar Aya. "Ok buk," Kania mengangguk. Aya melangkah kembali ke ruang kerjanya. Ia mengecek ponselnya. Matanya membelalak kaget saat membaca pesan dari Mahesa. Di-dia tahu butikku? Dia mau ke Bandung? Bagaimana ini? Aya merasa tidak tenang dan berjalan bulak balik di ruangan kerjanya. Gugup rasanya. Lupakan! Lupakan! Tidak mungkin juga dia datang dalam