15

2050 Words

“Benar-benar janji caleg ya, Cup,” gumam Vani menggerutu. Pagi kesekian dimana Vani mendapati Ucup ingkar janji. “Pacar sialan emang.” Disaat Vani mengomel betapa ruginya ia menjadi pacar Ucup, ia mendengar teriakan familiar. Kontan saja ekspresinya menjadi cerah, bergegas menuju pagar setelah pamit dengan cara berteriak pada bundanya, Vani menyapa dengan semangat. “Semangat pagi darling.” “Naik, gue sengaja bangun pagi buat jemput lo.” “uuunnch.. cayangnya ama Pani,” Vani segera memanjat motor Fiki yang jauh lebih mudah ketimbang memanjat motor pacar calegnya. “Pegangan!” “Siap!” teriak Vani yang begitu bahagia bisa mendapat tumpangan sehingga ia bisa menyimpan sebagian dari jatah uang yang memang jumlahnya sedikit. Motor yang ditumpangi Vani menghalangi motor lain yang ingin masu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD