PART. 42

1284 Words

Itu tadi Asma'kan, Bie?" "Iya, siapa lagi? Kenapa?" "Kok bisa begitu ya, dia'kan masih kecil." "Kecil, tapi sudah menikah. Kalau mereka tidak begitu, bagaimana kita bisa punya cucu?" "Iih, tapi Asma itu masih polos." "Dulu, kita berdua juga masih polos. Setelah menikah ya begitu juga'kan. Ayo pulang!" "Kok pulang, kita harus bicara sama mereka soal resepsi di Jakarta, Bie." "Kamu mau menunggu mereka yang lagi asik bikin anak?" "Emhhhh, Bie pasti ngiler nih, coba aku pegang, pisangnya bangun tidak ...." Cantika meremas milik Soleh. "Amma pasti yang ngiler, ayo pulang." Soleh menarik lembut lengan istrinya. "Kunci dari luar saja pintunya, dari pada dibiarkan begini." Soleh menutup pintu, dan menguncinya sekalian dari luar. "Mobil Vano juga tidak terkunci, Bie." "Hhh, ceroboh se

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD