Gadis-gadis yang Merepotkan

1868 Words
• Gadis-gadis yang merepotkan Persaingan untuk memperebutkan tempat duduk di dekat Ye Shao telah berakhir, dengan Meng Bingbing keluar sebagai pemenangnya. “Aku lengah, aku termakan kata-kata manis gadis ini. Aku salah paham hubungan yang di miliki dia dan Ye Shao. Ternyata hubungan mereka tidak sedalam itu, karena terkejut tanpa sadar aku menyerah. Tapi aku tidak akan lengah lagi kali ini, lagipula kenapa...” kata Xia Ning Chan dalam hati. “Padahal aku sudah menyerang mental gadis itu dengan keras, dia juga sudah gemetaran tak berdaya tadinya. Siapa sangka...” “Gadis itu menempel pada Ye Shao?!” pikir Xia Ning Chan dan Meng Bingbing secara bersamaan. Xia Ning Chan di sebelah kiri, Meng Bingbing di sebelah kanan, kedua Dewi itu merangkul tangan Ye Shao. Suasana perpustakaan yang seharusnya tenang dan tentram, tiba-tiba jadi tak terkendali. Semua orang di perpustakaan melihat hal itu sebagai sebuah pertunjukan, bahkan orang yang berada di luar perpustakaan pun terlihat tertarik. Dari jendela kaca yang berderet panjang, murid-murid dari kelas lain yang juga memasuki jam istirahat melihat dari luar jendela. “Siapa gadis cantik itu?” “Dewi Xia, lah! Bagaimana kau tidak mengenal dewi paling di puja di sekolah ini?! Apa kau baru terbentur sesuatu, sodaraku?” “Siapa yang tidak kenal Dewi Xia, maksudku gadis cantik yang satunya lagi.” “Dia... Dia pasti seorang dewi yang lainnya.” “Tutup mulut baumu itu jika kau sendiri saja tidak tau.” “Kalian tidak dengar kalau ada seorang murid baru di kelas 3 - A, itu adalah murid pindahannya. Yang ku dengar dari beberapa sumber, gadis itu tidak kalah bermartabat jika di banding dengan anak dari seorang konglomerat.” “Yang benar?” “Ya, status keluarganya tidak kalah tinggi dari keluarga Dewi Xia... Selain itu dia memiliki paras yang juga rupawan. Murid baru itu adalah kandidat dewi yang berada di tingkatan yang sama dengan dewi Xia.” “Tidakkah terlalu aneh baginya untuk pindah sekolah? kelas tiga hanya tinggal dua bulan sebelum menghadapi ujian akhir. Kenapa mendadak gadis cantik itu ingin di pindahkan?” “Hehe... Kalian tidak tau, ya. Kabar ini masih simpang siur, tapi beberapa orang sudah memastikan sendiri kebenarannya. Sebenarnya gadis itu pindah karena memiliki sebuah hubungan yang spesial dengan murid kelas 3 - A yang tidak lain adalah Ye Shao.” “Dia pacar Ye Shao si orang sinting itu?!!” “Sama sekali bukan hubungan seperti itu, gadis yang parasnya tidak kalah jika di bandingkan dengan dewi Xia itu sebenarnya adalah abdi yang tugasnya melayani semua yang di inginkan oleh Ye Shao.” “Semua?! Apa itu termasuk semua...” “Ya, kawan! Semua, semua yang bisa kau imajinasikan, bahkan yang terliar sekalipun.” “Sial! Ceritamu membuat aku iri.” “Baiklah, sekarang aku mengerti hubungan yang terjadi di antara Ye Shao dan si murid baru. Lalu bagaimana kau menjelaskan tentang dewi Xia yang tiba-tiba menempel pada Ye Shao seperti itu?” “Hmmm... Semua orang baru menyadari ini, ternyata selama ini Dewi Xia telah memendam perasaan terhadap Ye Shao.” “Cihh... Bagaimana seorang pria sinting sepertinya begitu beruntung bisa di apit oleh kedua Dewi? Argghhhh.... Aku benar-benar tidak bisa menerima semua ini!” Kedua gadis itu saling memandang dengan sinis kepada satu sama lain, tangan mereka semakin mendekap Ye Shao dengan kuat, bahkan Ye Shao sendiri tidak tau bagaimana menghadapi situasi yang baru dalam hidupnya. “Murid baru, tidakkah kau terlalu menempel pada Teman Sekelas Ye?” “Oh... Ketua Kelas Xia, padahal baru saja kau menganggapku sebagai Teman Sekelas, sekarang kau sudah memanggilku murid baru? Apa aku sudah bersikap tidak sopan padamu? Katakan... Katakan apa yang sudah aku lakukan sehingga membuatmu kesal, ketua?” “Apa kau kesal karena aku memperlakukan Ye Shao seperti ini?!” imbuh Meng Bingbing sambil menarik Ye Shao dengan kuat ke sisinya. “Kau itu cuma orang yang bertugas untuk melayani Ye Shao, jangan besar kepala kau!” balas Xia Ning Chan sambil melakukan hal yang sama. “Statusku jelas disini, memang kau sendiri siapa? Pacarnya?” “Aku adalah ketua kelasnya, demi menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, aku tidak akan pernah membiarkan teman sekelasku berpacaran.” “Sangat tidak masuk akal, alasan macam apa itu?!” Kedua gadis itu saling beradu argumen, selain itu setiap mereka selesai dengan kalimatnya, mereka akan menarik Ye Shao seperti tambang. Ye Shao yang sudah terombang-ambing, hampir mendekati batasannya. Bagaikan seutas sumbu yang di bakar, perlahan apinya akan menjalar dan membuat sebuah bom meledak, begitu pula dengan emosi Ye Shao. Ye Shao melepaskan tangan Meng Bingbing dan Xia Ning Chan lalu sambil memelankan suaranya dia mengatakannya dengan kesal, “Bisakah kalian berdua tenang?!” “Tidak kah kalian bisa membaca situasi? sekarang kita ada dimana? Ini adalah perpustakaan. Kenapa kalian berisik sekali?!” imbuh Ye Shao. Lalu dia menunjuk ke arah wanita paruh baya dengan kacamata bertali yang ia kalungkan di lehernya, “Dan anda Nyonya, bukankah anda seorang penjaga perpustakaan? Kenapa anda diam saja ketika kedua gadis ini membuat keributan disini?” Nyonya penjaga perpus yang ditunjuk oleh Ye Shao menggelengkan kepalanya sedikit, dengan wajah memelas serta bahu yang sedikit terangkat. Wanita paruh baya penjaga perpus itu mencoba menyiratkan kalimat ini dari wajahnya. “Mereka adalah anak konglomerat, memangnya aku bisa menegur mereka semudah itu? Aku tidak mau cari masalah.” Ye Shao menghela nafas panjang, kemudian dia menjatuhkan wajahnya ke meja. “Tolong berikan aku ruang untuk berfikir,” ucap Ye Shao dengan lirih. Xia Ning Chan dan Meng Bingbing melirik semua orang yang memperhatikan mereka, kemudian siswa-siswa itu pergi. Tak lama suasana menjadi tenang disana, perpustakaan kembali kondusif. Berusaha memecah keheningan, Meng Bingbing mengatakan sesuatu, “Ujian Akhir sudah dekat.” “Ya! Kalau kau tau hal seperti itu kenapa kau memilih untuk pindah, murid baru?!” jawab Xia Ning Chan dengan ketus. “Aku tidak bicara padamu, Ketua.” “Ayolah... Jangan di mulai lagi, aku baru saja menyegarkan otakku,” ucap Ye Shao. “Tidak apa-apa kalau kalian ingin bicara, tapi berjanjilah untuk tidak membuat keributan. Mereka yang ada disini sangat serius untuk belajar, jika kalian ingin ribut... Di luar saja,” imbuh Ye Shao. “Maaf...” balas kedua gadis itu secara bersamaan sambil menundukkan wajah mereka. Ye Shao berdiri kemudian mengambil sebuah buku di lemari yang berdiri tepat di belakangnya. Kemudian Ye Shao berpindah dari tempat dia duduk agar tidak di apit oleh kedua gadis yang berisik itu. Ye Shao membuka buku dan mencoba membaca dengan tenang, tapi lagi-lagi Meng Bingbing mengajaknya bicara. “Ye Shao... Karena ujian sudah dekat, bolehkah aku belajar padamu?” dengan semangat Meng Bingbing mengatakannya. Kemudian beberapa siswa lain yang berada di perpustakaan terlihat menahan tawa mereka. “Kenapa mereka semua tertawa?” tanya Meng Bingbing. “Kau tidak tau? Di sekolah ini sudah menjadi pengetahuan umum bahwa Ye Shao... Adalah siswa dengan peringkat paling bawah.” “Apa yang kau katakan tadi itu sama seperti kau sedang meledek Ye Shao, Murid Baru,” imbuh Xia Ning Chan. “Ma-maafkan aku karena asal bicara,” ucap Meng Bingbing dengan perasaan menyesal. Ye Shao hanya mengangkat alisnya sambil tersenyum kecil. “Kalau kau memang ingin belajar sesuatu, bagaimana jika kau belajar saja padaku, murid baru? Asal kau tau saja, aku adalah pemegang peringkat satu selama lima semester berturut-turut. Tentu saja Ye Shao juga bisa ikut belajar. Aku akan membantumu.” Ye Shao menutup buku dengan cukup kuat hingga menghasilkan suara tepukan. “Tidak, terima kasih... Aku akan belajar sendiri. Kalau belajar bersama dengan kalian, itu akan membuatku kehilangan fokus,” ucap Ye Shao. Pemuda itu berdiri dan berjalan kembali menuju lemari buku tempat ia mengambil buku yang ia baca. “Apa karena aku cantik?!” ucap kedua gadis itu secara bersamaan. Ye Shao berbalik perlahan dan melihat pada kedua gadis itu, kemudian dia bilang... “Itu karena kalian berdua berisik,” kemudian Ye Shao pergi ke arah penjaga perpustakaan sambil membawa buku lain di tangannya. “Kau harus kembalikan bukunya sebelum tanggal lima,” ucap wanita paruh baya penjaga perpus sambil menempelkan stempel di buku yang di pinjam Ye Shao. Kedua gadis cantik yang di eluh-eluhkan sebagai dewi oleh seluruh siswa di sekolah itu mengikuti Ye Shao. “Kau yakin tidak mau belajar bersama, Ye Shao? Aku akan membantumu dengan senang hati,” kata Xia Ning Chan. “Sebenarnya aku juga cukup baik dalam hal belajar, aku juga bisa membantumu. Aku yakin bisa membuatmu lulus dari Ujian Akhir,” imbuh Meng Bingbing. Ye Shao menutup buku yang sudah di stempel lalu melangkah pergi ke luar perpus tanpa menggubris tawaran kedua gadis itu. Xia Ning Chan dan Meng Bingbing segera mengikuti Ye Shao. “Kau yakin tidak mau?” “Ye Shao... Coba kau bayangkan bagaimana jika kau di berikan les oleh seorang guru privat muda yang cantik? Apa itu tidak menghidupkan gelora masa mudamu?” “Mungkin selain belajar tentang ujian akhir... Kita bertiga bisa belajar tentang... “ “Itulah kenapa orang yang mempunyai daging yang berlebih selalu memikirkan hal-hal m***m,” ucap Meng Bingbing. “Bilang saja kau iri, gadis kecil,” sindir Xia Ning Chan. “Wow wow wow! Bagaimana kalau kita cukupkan pembicaraan ini disini saja. Kalian berdua baru bertemu dan sudah saling ribut beberapa kali. Aku sangat salut dengan kedekatan hubungan yang di tunjukkan oleh kalian,” ucap Ye Shao sembari berhenti melangkah. “Ketua Kelas Xia dan Gadis Kecil, bisakah kalian berhenti mengikutiku? Aku mengerti niat baik kalian yang ingin membantuku belajar. Tapi aku sungguh tidak membutuhkan itu. Yang aku butuhkan adalah ketenangan, bisakah kalian semua memberiku ruang sampai hari ujian akhir itu tiba?” “Tidak bisa, aku khawatir si murid baru itu akan mulai mencari-cari kesempatan,” jawab Xia Ning Chan. “Bukannya yang akan melakukan itu adalah kau, ketua kelas?” sergah Meng Bingbing. Ye Shao menghela nafas ntah sudah berapa kali, tapi kedua gadis yang selalu mengekor pada dirinya itu sama sekali tidak memberikan ruang untuk Ye Shao bernafas dengan lega. “Percuma meminta gadis-gadis ini berhenti, mereka tidak akan mendengarkan. Kalau begitu hanya ada satu cara yang bisa ku lakukan,” pikir Ye Shao. “Taruhan!” Seru Ye Shao, kemudian kedua gadis yang sedang berdebat itu langsung menutup mulut mereka. “Taruhan?” “Ya! Bagaimana kalau kita bertiga bertaruh?” ucap Ye Shao, tapi pria itu mengatakannya secara tidak yakin. Itu bisa di ketahui dari gelagatnya, setelah Ye Shao menantang kedua gadis itu untuk bertaruh, dia menelan ludahnya. “Baiklah, aku mendengarkan,” ucap Meng Bingbing sambil senyam-senyum. “Okay, katakan padaku taruhannya,” sahut Xia Ning Chan. “Baiklah, akan aku katakan peraturannya terlebih dulu. Selama kita bertaruh, tidak ada dari kalian yang boleh menggangguku dalam belajar. Tidak boleh dekat-dekat, sebatas menyapa tidak masalah, tapi usahakan hanya sebatas itu, okay?” Kedua gadis itu mengangguk. “Taruhannya adalah siapapun yang mendapatkan nilai paling besar, siapapun... Siapapun yang nilainya lebih besar,” ucap Ye Shao gelagapan. Kedua gadis itu menganga mengikuti mulut Ye Shao yang gelagapan. “Siapapun yang mendapatkan nilai tertinggi di ujian akhir, maka aku...” Ye Shao berkeringat, dia memikirkan sesuatu. Tapi karena terlalu gugup, apa yang keluar dari pikirannya adalah sesuatu yang lain. “Maka aku akan berkencan dengannya selama satu hari... Penuh.” Pria itu berkedip beberapa kali, kemudian kembali menelan ludah.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD