TAMPAN-NYA

609 Words
sudah satu minggu Maira menempati rumah ini, banyak yang menarik perhatian-nya, terutama taman belakang rumah yang terdapat kolam berenang dengan juga berbagai tanaman hias dan sayur-sayuran. wanita itu kini tengah termenung, bagaimana dengan nasibnya di masa depan. Bahkan untuk menaruh rasa pada sang suami baginya itu sulit. bangun lebih dahulu dari sang suami, karena udara di ruang tidur itu terasa panas. membuat Maria menyibak tirai jendela dan membuka jendela nya agar udara segar bisa leluasa memasuki ruangan 'pengap' itu. langit yang masih berwarna hitam dan udara yang terbilang dingin itu dihiraukannya, berjalan keluar menuruni anak tangga memasuki ruangan khusus yang diperuntukan untuk ibadah saja. sengaja ia tidak membangunkan suaminya toh waktu masih menunjukan lima belas menit menuju subuh. "lah.. kenapa tadi jendela aku buka ya?, kalau akunya saja di luar kamar itu" Maria bingung dengan apa yang dilakukannya. "semoga saja k*****t itu baik-baik saja, tak mengomel karena kedinginan". masih ada waktu untuk melaksanakan sholat tahajud, dengan hati yang ikhlas dan tulus Maria bersujud pada sang maha kuasa. menangisi setiap dosa yang telah dilakukannya. mengharapkan ke Ridho-an Tuhan-nya, dan meyakinkan hatinya untuk menerima suaminya. "ya Allah ya Tuhan ku, hamba memohon dengan segala karunia-mu. teguhkan lah iman dalam diri ini, kuatkanlah hati ini, permudahkan lah setiap urusan yang memang engkau Ridhoi ya Allah. engkau pemilik jiwa raga ini, ampuni dosa dan ke khilaf-an kami kaum muslimin dan muslimat di seluruh dunia ini. dan jadikanlah hamba tulus ikhlas, berlapang d**a dalam menerima semua ketetapan engkau ya Allah" air mata yang terjatuh karena mengharap ampunan atas cinta yang maha kuasa. Maria masih dengan khusyu berdo'a pada Tuhan nya, tak menyadari jiga Kalingga sudah ada di belakangnya. mengamati bagaimana sang istri meminta kepada Tuhan nya membuatnya merasa iri "kapan terakhir kali aku menangis dalam berdo'a kepada mu ya Tuhan" Lingga menyadari jika dirinya sudah jauh dari semestinya. adzan subuh berkumandang, Maria mengakhiri do'a nya. memutar badan kebelakang "akh...ah.. kamu kenapa disitu, aku kaget!" terkejut Maria dengan keberadaan suaminya itu, dan Kalingga hanya tersenyum menahan tawa melihat reaksi terkejut istrinya itu. "maaf, kamu kenapa tidak bangunkan saya?" basa-basi Kalingga sembari menggelar sajadah nya. "tidak dibangunkan juga kamu bangun sendiri kan" jawab Maria jutek. "Masya Allah, tampan juga lelaki ku ini" batin Maria dengan senyum nya, memuji ketampanan suaminya yang memang tampan apalagi disaat sekarang ini berbalut sarung, baju Koko, dan peci. "tampan sekali" ceracau Maria dalam hatinya. di akhiri dengan Maria yang mencium takzim punggung tangan sang suami. dibalas dengan kecupan ringan di pucuk kepala Maria, yang sontak membuat matanya terbelalak kaget. "kenapa kamu cium kepala aku" tanya Maria sembari memundurkan tubuhnya dan mengusap bekas kecupan itu. " karena kamu cium tangan saya" jawaban simple Kalingga. "kalau saya pukul kamu, kamu banting saya gitu" "bukan begitu juga konsepnya Maria..." menepuk pipi Maria dan beranjak pergi meninggalkannya. " ish... ih.. kan bisa tanpa tepuk-tepuk pipi segala" jengkel Maria sembari menyabet sajadahnya. "oh ya, hei. kamu kenapa buka jendela kamar?, udara jadi dingin tahu!" Kalingga menanyakan itu dengan kepala yang menonjol di balik pintu. " astaga!, kaget tahu. karena panas jadi aku buka" jawab Maria sambil melangkah keluar melewati Kalingga. "hei.." Kalingga melempar mainan mobil-mobilan tepat ke punggung Maria. "apa? bisa kan tidak perlu lempar barang segala" jengkel Maria, melempar kembali mainan itu dan tepat mengenai d**a lelaki itu. "aduh!" berlagak seperti orang kesakitan. "sukur!!" melangkah menaiki tangga menuju kamar nya. "TOLONG KEMASI BARANG-BARANG SAYA!!!" teriak Kalingga dari lantai bawah pada Maria yang hendak memasuki kamarnya itu. "KEMAS SAJA SENDIRI!!!" teriak balik Maria. dan langsung masuk, menutup pintu dengan kencang. Bruk... "OIII KAN BISA TANPA BANTING PINTU!!!" teriak Kalingga gemas pada tingkah wanita itu. "lebih baik sekarang aku sarapan saja" ucap Lingga pergi menuju meja makan.

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD