pertemuan yang menyebalkan

504 Words
Seorang gadis yang sedang menatap bayang dirinya di dalam cermin, wajah yang cantik dengan polesan make up ala pengantin. Ya benar hari ini adalah hari pernikahan-nya, pernikahan yang bukan impian-nya Gadis yang akan melepas gelar kegadisan-nya. KHUAMAIRA tersenyum tipis saat beradu pandang dengan ibunda yang dicintai-nya, mengapa ibu nya melakukan semua ini pada-nya? Khumaira sadarbahwa dia dulu memang nakal. Tapi diri-nya kini berubah, bukan Khumaira yang dulu. Sekarang diri-nya tertutup bahkan untuk perasaan-nya dia tutupi. wanita paruh baya yang biasa disapa dengan sebutan ibu RAHMA, kini mendekati gadis itu yang tak lain adalah putrinya, sambil memegang pundak Khumaira ibu Rahma berucap "bersabar lah nak, ibu yakin kamu bisa melalui semua ini. Anggap lah ini permintaan trakhir kami, terimalah pernikahan ini sekalipun kamu menolak-nya. untuk ibu, ayah, keluarga semua dan untuk kamu juga tentunya". Bagi Khumaira ini bukan untuk-nya hanya untuk keluarga nya saja, bahkan dia tidak tau siapa laki-laki yang akan menjadi suami-nya itu? dengan senyum terpaksa-nya dia hanya mengangguk mendengar ibu-nya bicara. Tangan gadis itu kini berada dalam genggaman ibu-nya, dengan harapan gadis itu kuat. semua mata kini tertuju pada diri-nya, berjalan dengan anggun memasuki ruangan ijab kabul, dengan senyuman yang masih dipaksakan nya. melihat lelaki yang sudah siap dihadapan penghulu, membuatnya merasa ini adalah musibah. "Saya terima nikah dan kawin-nya Khumaira Rasyidi binti bapak Abdullah Rahman dengan emas murni seberat 15 gram, uang tunai sebesar seratus lima belas juta rupiah serta seperangkat alat sholat dibayar tunai" ucapanan yang mantap keluar dari mulut seorang lelaki yang kini telah sah menjadi suami seorang Khumaira. peria tampan yang sama-sama tidak percaya pernikahan ini terjadi, dan jujur pria ini pun bingung apa yang harus dilakukan-nya setelah pernikahan ini. MAIRA, banyaknya orang yang memanggil Khumaira dengan sebutan Maira. Maira kini berada dikamar berusaha meredakan lelah dengan berbaring, KALINGGA MURDA pria yang telah sah menjadi suaminya kini berkelana dalam bayangan Maira. dari namanya saja dalam pikiran Maira itu membuktikan kasta nya yang berbeda. Maira hanya bisa berdo'a bahwa kehidupan nya akan seperti dalam bayangan nya. Kalingga masuk ke kamar dengan tergesa sampai pintu yang ditutup-nya mengeluarkan suara yang keras dan mengagetkan Maira yang berusaha melepaskan gaun yang dipakai-nya saat resepsi. Kalingga terpaku dalam beberapa saat, melihat Maira tidak mengenakan hijab-nya dan juga pundak yang ter-eksposoleh mata Kalingga. Maria panik, dan yang dilakukan nya adalah membalikkan tubuh nya yang membuat Kalingga dapat dengan jelas melihat punggung putih Maira. belum cukup Kalingga terpesona maria sudah menutup diri nya dengan kain panjang yang tadi membalut kepala nya dengan indah, canggung. Itulah yang terjadi kini di antara kedua-nya. "Ada apa Kalingga? sampai kamu tergesa dan menutup pintu itu dengan keras?" Maria berusaha bersikap biasa saja, walau kini jantung nya berdetak lebih cepat dari biasanya. Tapi tak ada jawaban dari Kalingga, pria itu hanya mengedip-kedip kan mata nya, dan berlalu keluar begitu saja. 'k*****t memang, membuat aku kaget saja!' amuk Maira dalam hati. Selesai membersihkan diri Maira beranjak untuk tidur, tidak peduli suami nya akan tidur dimana nanti, karna dikasur pengantin itu Maira penuhi dengan barang hantaran pernikahan. hanya menyisakan untuk diri-nya seorang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD