Aku menatap Hindia yang sepertinya susah sekali menelan. Padahal masakan yang aku buatkan untuknya adalah spaghetti kesukaan Hindia. Aku sempat mendapat bocoran itu dari Cella kemarin. Makanya setelah mengajukan lamaran yang yeah kaku dan pastinya tidak sangat romantis. Tapi apa peduliku. Amarahku langsung menggelegak saat menatap memar di lengannya. Kalau saja tidak ada Hindia. Mungkin aku sudah mencekik pria yang bernama Aldo itu. Atas nama apapun aku tidak suka melihat seorang wanita diperlakukan kasar. Aldo tadi sangat kasar. Aku merasa harus melindungi Hindia. Segera. "Tidak suka?" Hindia menggelengkan kepala tapi kemudian mengangguk. Aku makin bingung. Sejak ucapanku tadi atau lamarannya Hindia langsung terkunci mulutnya. Seperti radio yang kehabisan batreinya. Bahkan saat aku