"Sam ngapain senyum-senyum sendiri?" Suara papa membuatku terkejut. Aku sedang menatap televisi saat ini dan menikmati s**u hangat buatan mama. Sore ini aku mampir ke rumah karena papa mengatakan ada yang mau diomongin. "Pap." Aku Langsung mematikan televisi dan kini melihat papa sudah duduk di sampingku. Melepas dasi warna biru navi yang melengkapi baju kerjanya. Papa masih tampak gagah meski usianya tidak muda lagi. "Bagaimana hubungan kamu sama Hindia? Adiknya Cello itu manis ya?" Tentu saja aku tersedak saat mendengar ucapan papa. Aduh. Tiap kali aku lagi minum pasti tersedak kalau mendengar si ceriwis itu. "Hei, pelan-pelan." Papa menepuk-nepuk punggungku saat aku terbatuk dan meletakkan cangkir di atas meja. "Pap kirain papa mau ngomongin apa?" Setelah batukku reda akhirnya