Usai penggerebekan rumah Agni oleh Ralph kemarin, kini Agni jadi tahu tentang kebenaran dibalik uang yang dimilikinya. Uang dalamjumlah besar itu aslinya adalah milik seorang bos mafia yang di curi oleh Doni (kakak Ralph) dengan dukungan serta perencaan dari Roy, Roy adalah orang kepercayaan bos mafia tersebut yang melakukan pengkhianatan terhadap bosnya dengan berniat mencuri uang tersebut, kemudian dia juga mengkhianati Doni sehingga dia bisa mendapatkan semua uang itu untuk dirinya sendiri, karena ulah Roy akhirnya Doni terbunuh. Namun sebelum kematiannya, Doni berhasil mengambil jatah uang curiannya lalu melemparkannya di suatu tempat, lalu saat ia berjuang untuk melarikan diri dari Roy beserta anak buahnya, Doni sempat memberitahu Ralph tentang dimana ia membuang tas uang tersebut. Tetapi kemudian, saat Ralph mencarinya, Ralph tidak dapat menemukan uang itu, karena uang itu telah diambil oleh Agni, maka dari itu Ralph mendatangi Agni.
Namun disamping hal itu, sebenarnya saat ini Ralph juga sedang berada dalam keadaan yang sulit, karena keberadaannya sedang dicari oleh Roy, juga oleh para anak buah bos mafia akibat hasutan dari Roy, selain itu dia tidak punya uang untuk menghadapi bahaya yang sedang mengintainya, terutama untuk bisa membalas dendam kepada Roy.
Agni yang saat ini sudah terlibat dengan permasalahan tersebut, mau tak mau harus ikut bersama Ralph untuk bersembunyi dari kejaran para anak buah Roy dan mafia, karena identitas Agni juga sudah diketahui oleh Roy, lewat anak buahnya yang kemarin datang untuk menangkap Ralph. Walaupun Agni dan Ralph telah berhasil membereskan dua anak buah utusan Roy, tapi saat ini masalah masih belum selesai seutuhnya. Agni dan Ralph tidak punya pilihan lain selain harus menyusun rencana supaya bisa menyelesaikan masalah ini, walau bagaimanapun caranya.
Satu hal yang belum diketahui secara jelas oleh Ralph, yaitu tentang bagaimana Agni bisa menemukan lokasi tas uang tersebut, sampai saat ini Ralph masih menganggapnya hanya sebagai kebetulan saja, karena dia tidak mungkin akan langsung menerima kenyataan bahwa sebenarnya Agni bisa menemukan tas penuh uang itu dengan bantuan dari sebuah aplikasi smartphone.
Saat ini, Ralph dan Agni sedang berada di dalam sebuah mobil, yakni sebuah mobil minibus berwarna putih milik Ralph, yang akan membawa mereka menuju ke tempat aman. Ralph tampak sedang mengemudi dengan begitu serius, sedangkan Agni sepertinya masih diliputi oleh rasa kaget dan belum menerima kenyataan yang saat ini telah menimpa dirinya. Dia tak menyangka bahwa ada konsekuensi yang harus dia bayar akibat dari mengambil uang berjumlah besar itu, sehingga kini dia harus terjebak bersama Ralph dalam situasi yang tidak aman.
Tak lama kemudian, mobil yang mereka kendarai berhenti di sebuah perempatan jalan karena adanya lampu merah yang menyala. Saat itu handphone di saku celana Ralph terus saja berdering, namun Ralph tidak mau mengangkatnya sama sekali, sehingga membuat Agni merasa heran dan segera menanyakannya, "Hey, handphone milikmu berbunyi tuh."
Kemudian, tanpa menjawab perkataan dari Agni, Ralph segera mengganti pengaturan bunyi handphone miliknya ke mode silent, supaya suara panggilan telepon yang masuk ke handphone miliknya jadi tidak terdengar lagi. Sepertinya suara dari panggilan telepon itu sudah dianggap seperti gangguan bagi Ralph di setiap harinya.
Lalu tiba-tiba saja ada dua mobil sedan hitam yang datang dan berhenti di kedua sisi mobil yang sedang dikendarai oleh Ralph dan Agni. Orang-orang berpakaian hitam yang berada di dalam kedua mobil sedan itu, menoleh dan memperhatikan Ralph dengan seksama, tatapan dari mereka seperti mengisyaratkan bahwa hal yang buruk sebentar lagi akan terjadi kepada Ralph dan Agni.
Awalnya Agni tampak biasa saja ketika dua mobil sedan hitam itu datang, namun lama kelamaan Agni mulai merasa tidak nyaman karena dirinya terus saja diperhatikan dengan cara yang aneh, sehingga Agni langsung saja berbicara kepada Ralph yang juga tampak merasa tegang sambil tetap memegang kemudi mobil di hadapannya.
"Hey, ada apa dengan orang-orang ini? Apakah kau mengenal mereka?" Tanya Agni.
"Kencangkan sabuk pengamanmu." Suruh Ralph, tanpa banyak bicara lagi.
Lalu tiba-tiba saja. Setelah lampunya sudah berubah menjadi hijau, Ralph segera tancap gas, dia memacu laju mobilnya hingga melesat kencang, melewati jajaran mobil-mobil yang ada di depannya. Dengan kecepatan tinggi, dia terus melaju supaya orang-orang mencurigakan yang sedari tadi memperhatikannya jadi tidak lagi bisa mengikutinya, sedangkan di samping Ralph, Agni menjerit karena dirinya tiba-tiba saja dibawa ngebut oleh Ralph.
"Hey, hey, heeeyyyy ... Pelan-pelan sedikit!!"
"Lihatlah ke belakang! Dua sedan itu sedang mengejar kita!" Ujar Ralph.
Dan ternyata benar saja, kedua mobil sedan hitam yang mencurigakan itu kini masih sedang mengejar mobil Ralph dari belakang, mereka juga memacu laju kendaraannya dengan sangat cepat, seakan-akan tidak mau jika sampai kehilangan jejak Ralph. Oleh karena itu dengan susah payah, Ralph menerjang padatnya lalu lintas dan mengabaikan beberapa rambu, supaya mobil yang dikendarainya bisa semakin jauh dari para pengejarnya.
Namun sayang sekali, walau sekeras apapun usaha Ralph, kedua mobil sedan hitam itu akhirnya tetap bisa menyusul bahkan kini sudah berada di sisi kanan dan kiri mobil Ralph, sehingga hal itu membuat Ralph dan Agni menjadi semakin panik.
Ditambah lagi, tanpa basa-basi, kedua mobil sedan hitam itu tiba-tiba saja menyenggol dan menabrakan diri kepada mobil Ralph secara bergantian. Sehingga terjadilah aksi saling hantam yang sengit antara mobil-mobil itu. Ralph tidak mau sampai kalah, dia segera mengerem mobilnya sehingga kini posisi mobilnya jadi tepat di belakang kedua mobil sedan hitam itu, kemudian dengan cepat Ralph menyenggol dan membelokan salah satu mobil sedan hitam di depannya, sehingga salah satu mobil sedan hitam itu jadi kehilangan keseimbangan lalu berputar-putar dan berhenti di tengah jalan.
Lalu Ralph kembali memacu kendaraannya, kini dia melaju berdampingan dengan satu lagi mobil sedan hitam yang masih setia mengejarnya. Aksi saling tabrak kembali terjadi, hingga mengakibatkan kedua sisi dari mobil-mobil itu menjadi penyok. Lalu Ralph yang sudah merasa jengkel, segera memposisikan mobilnya sehingga dia bisa menekan mobil sedan hitam itu pada pembatas jalan, lalu menyeretnya lumayan cukup jauh. Hingga akhirnya mobil sedan hitam itu menabrak tiang besi dan berhenti seketika, sedangkan Ralph bisa terus melanjutkan laju mobilnya dan dia berhasil meloloskan diri dari kejaran orang-orang itu.
"Yeah! Sukses besar!" Teriak Ralph yang merasa senang karena sudah berhasil meloloskan diri.
Kemudian Agni bertanya, "Sebenarnya mereka itu siapa??"
"Mereka adalah anak buah dari Mafia yang selama ini selalu mengincarku." Jawab Ralph.
"Oh Tuhan, aku tidak ingin terlibat lagi dengan semua ini." Gumam Agni.
"Tenanglah, sekarang ayo kita pergi dulu ke tempat yang aman." Ajak Ralph.
Singkat cerita. Saat ini, Agni dan Ralph sedang berada di suatu tempat yang cukup jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Mereka sedang berada di tempat persembunyian yang cukup sepi dan jauh dari keramaian, yakni sebuah rumah terbengkalai yang sudah tidak dihuni oleh siapapun. Di rumah itu ada lemari yang isinya beberapa peralatan serta pakaian milik Ralph, dia berkata bahwa tempat ini adalah tempat paling aman karena Roy tidak tahu mengenai lokasi dari tempat ini. Jadi akan butuh waktu lama bagi Roy untuk bisa menemukan mereka berdua.
Disana, Agni tampak sedang menelepon dengan perasaan cemas. Dia sedang memberi kabar kepada Linda bahwa dalam beberapa hari atau mungkin beberapa minggu, dirinya tidak bisa menemui Linda, karena suatu alasan tertentu. Linda berusaha untuk mengerti, namun dia juga ikut merasa khawatir karena mendengar nada suara Agni yang seperti orang ketakutan.
Agni dan Ralph tidak bisa lapor kepada polisi, karena jika mereka melakukannya, maka para anak buah bos mafia akan lebih mudah untuk menemukan mereka, belum lagi karena Ralph dan almarhum kakaknya berprofesi sebagai pencuri, maka urusannya pasti akan semakin panjang bila hal itu dilakukan. Ditambah, hal baiknya, Dengan tidak melapornya mereka ke polisi, maka mereka berdua bisa menyimpan dan membawa pistol milik dua anak buah Roy yang telah mereka kalahkan kemarin.
Di tempat persembunyian, Ralph berbicara jujur kepada Agni bahwa keadaan mereka berdua untuk saat ini benar-benar kacau, sehingga Ralph tidak bisa menjanjikan keamanan terhadap Agni. Namun walaupun begitu mereka tidak punya pilihan lain selain harus berusaha menghadapi para mafia itu dan menyelesaikan masalah ini. Walaupun Agni sudah menyarankan untuk minta maaf kepada sang bos mafia, tapi Ralph bilang bahwa hal itu percuma saja, karena permintaan maaf yang akan diterima oleh sang bos Mafia hanyalah berupa menyerahkan nyawa mereka.
Ralph dan Agni duduk di kursi sofa yang ada di dalam tempat persembunyian itu, mereka masih terlihat lesu, dan sesekali berbincang-bincang untuk mencari solusi bagi masalah yang harus mereka berdua hadapi saat ini, dan hal apa yang harus dilakukan selanjutnya.
“Jadi, bagaimana sekarang?” Tanya Agni.
“Kau mau kembali ke rumahmu yang nyaman, dan hidup dengan tenang tanpa ada orang yang ingin membunuhmu?” Ralph bertanya balik.
“Ya, tentu saja.”
“Kalau begitu kita harus sama-sama berjuang untuk hal itu.”
“Ini salahmu, karena telah datang ke rumahku, harusnya kau sendiri juga tahu bahwa dirimu sedang diikuti. Jadinya sekarang mereka tahu tentang diriku!” Ucap Agni secara emosional.
“Salahmu sendiri mengapa kau mengambil uang itu!!” Ujar Ralph.
“Apa?!!”
“Sudah cukup. Tak ada gunanya kita bertengkar disini, sekarang katakan saja padaku dimana kau menyimpan uang itu? Aku akan menggunakannya untuk melawan Roy dan Bos mafia itu.”
“Hal itu tidak akan membuahkan hasil apapun.” Jawab Agni secara singkat.
“Memangnya kau tahu apa? Jika kau ingin selamat, serahkan saja semuanya padaku, dan kau cukup diam saja disini.”
“Dan apakah aku harus terus hidup dalam ketakutan, sementara kau bergerilya sendirian melawan orang-orang berbahaya itu?? Lalu tahu-tahu aku dapat kabar tentang kematianmu, setelah itu akulah yang akan diincar berikutnya! Maaf, tapi aku tidak mau.” Ucap Agni.
“Lalu apa saranmu?”
"Aku tidak tahu !! ... aku masih berpikir." Kata Agni, lalu dia berdiri dari sofa dan menempelkan kepalanya ke dinding.
Agni sepertinya sangat terpukul dengan keadaan tersebut, karena dia belum pernah mengalami situasi seperti ini sebelumnya. Awalnya dia berpikir bahwa hidupnya sudah baik-baik sejak menemukan uang itu, tetapi ternyata hal buruk kembali menimpanya, dan sekarang dia bahkan harus menghadapi masalah yang dapat mengakhiri hidupnya. Karena itu, saat ini Agni merasa sangat gelisah seolah-olah sudah putus asa dalam hidupnya.
Tapi tiba-tiba, Ralph yang masih duduk di sofa, mulai berbicara dengan tatapan serius, dia menatap ke arah langit-langit dan berkata. "Maafkan aku."
Kemudian Agni menoleh dan menatap Ralph, maka Ralph melanjutkan perkataannya, "Maafkan aku ... Aku tidak berniat untuk membuatmu terlibat dalam masalahku ini, maka dari itu tadi malam aku berusaha keras untuk segera mendapatkan uangnya darimu. Sehingga setelah itu aku bisa segera pergi, dan menjauhkanmu dari para Mafia. Tapi sekarang keadaannya malah menjadi seperti ini. Sekali lagi Maafkan aku. ” Ralph menundukkan kepalanya.
Agni yang mulai merasa bersalah, tiba-tiba juga angkat bicara. "Tidak apa-apa, aku juga minta maaf, karena aku telah mengambil uang itu tanpa izin. Kurasa kita berdua sama-sama melakukan kesalahan, iya kan? Tapi karena kita berdua adalah manusia."
"Hmm, iya ... Jujur saja aku dan kakakku tidak berniat untuk menjadi pencuri. Tapi keadaanlah yang membuat kita melakukannya, keadaan memaksa kami menjadi pencuri. Di dunia yang penuh dengan penipu ini, koruptor, orang jahat, dan masyarakat yang memperlakukan kami seperti sampah. Sehingga harus berjuang dengan keras supaya bisa bertahan hidup ... Karena tidak semua orang memiliki fasilitas istimewa dari Tuhan. "
Ralph mengatakan hal itu dengan segenap emosinya, maka Agni berusaha memahami bahwa Ralph sedang mengalami masa-masa sulit, karena ia baru saja kehilangan kakaknya, yang tentunya membuat hatinya hancur dan sangat sedih. Hal itu membuat Agni ingin memeluknya, namun karena akan terasa canggung, Maka Agni tidak melakukannya. Lalu tiba-tiba Agni langsung mendapat ide untuk bisa menghadapi masalah ini. Dia segera bertanya pada Ralph.
“Apakah, si bos mafia itu punya nama?”
“Aku tidak tahu siapa namanya, tapi kabarnya dia jarang muncul di hadapan banyak orang.”
“Oke kalau begitu, kita panggil saja dia si bos mafia, apakah dia masih menganggap bahwa kakakmu telah mengambil semua uangnya, dan menyembunyikannya pada dirimu?”
“Ya, berkat hasutan dari Roy, sekarang dia jadi menganggapnya begitu. Kurasa sampai saat ini dia juga masih belum tahu bahwa sebenarnya Roy memiliki setengah dari uang tersebut.”
“Jadi, posisimu adalah kambing hitam yang diduga memiliki seluruh uang itu, sehingga si bos mafia ingin menangkapmu, sedangkan Roy juga ingin menangkapmu supaya dia bisa mendapatkan seluruh sisa uangnya. Maka kita manfaatkan pengetahuan yang mereka miliki saat ini.”
"Bagaimana kau bisa terpikir ide seperti itu?" Tanya Ralph dengan sedikit kagum.
"Selama ini aku menghabiskan banyak waktu untuk menonton film. Jadi tidak mungkin bila aku tidak belajar sama sekali dari hal itu."
"Jadi, kau menghamburkan uang itu untuk menonton film?"
"Bisakah kita tidak membahas hal itu sekarang?"
"Oke, baiklah ... Jadi, apakah kita akan menjebak Roy.”
“Ya, benar sekali... Sebelumnya aku ingin bertanya, bagaimana caramu bisa mengetahui bahwa aku adalah orang yang telah menemukan uangnya?” Tanya Agni.
“Aku memeriksa seluruh kamera cctv yang berada di sekitar jalanan tempat tas uang itu berada, lalu aku mulai mencari dan mengawasi orang-orang yang membawa tas hitam dengan gerak-gerik mencurigakan, dan salah satunya adalah dirimu. Lalu akhirnya aku bisa yakin bahwa kau adalah orang yang memiliki uang itu, setelah sekian lama aku mengawasi gaya hidupmu.”
“Waahh, dasar stalker.”
“Sekarang katakan saja bagaimana kita akan menjebak Roy?”
“Roy menginginkan tas uang itu yang dia yakini ada padamu, jadi mari kita pancing dia dengan hal itu, lalu kita juga akan pancing sang bos mafia, supaya dia bisa tahu bahwa sebenarnya Roy yang memiliki semua tas uang itu, bersama beberapa bukti mengenai aksi pencurian yang dilakukan olehnya dan kakakmu. Dengan begitu dialah yang akan menjadi tersangka utamanya. Sekarang, Bisakah kau mendapatkan bukti-bukti itu?”
“Hmm, aku mengerti, jadi dengan begitu, tangan Roy yang semula bersih, akan berubah menjadi kotor, lalu semua kesalahan akan ditimpakan kepadanya.”
“Nah, sekarang kau mengerti.” Kata Agni.
“Jadi tugas kita sekarang adalah, mencari bukti-bukti bahwa Roy terlibat, lalu tentang uang yang kau miliki itu. Dimana kau menyimpannya?”
“Ya ampun, kau masih saja terus menanyakannya.”
“Tentu saja, karena kita membutuhkan biaya untuk membeli segala keperluan misi kita!”
“Oke, oke baiklah ... Oh iya, selain itu, aku juga memiliki satu lagi senjata pamungkas yang lain.”
“Oh ya? Apa itu?”
“Kau harus mempercayaiku tentang hal ini.”
“Iya, apa?” Tanya Ralph penasaran.
“Sebuah aplikasi smartphone yang juga telah membantuku untuk bisa menemukan uang 10 Milliar Rupiah itu ... Inilah dia!” Ujar Agni, sambil merogoh saku celananya.
Kemudian Ralph terdiam sejenak sambil mengerutkan alisnya, “Kau bercanda ya?”
Lalu seketika Agni sadar bahwa aplikasi itu kini sudah tidak bisa digunakan lagi, karena 3 kunci untuk membuka kolom pencariannya sudah tidak tersisa, jadi artinya sekarang Agni harus menghadapi para mafia itu tanpa menggunakan aplikasi ajaibnya, tapi hal itu tidak masalah bagi Agni, karena dia tidak punya pilihan lain. Lalu dia segera berkata kepada Ralph.
"E- eum .. Ya aku bercanda. Untuk mencairkan suasana." Kata Agni dengan senyum canggung.
"Astaga ... aku ingin pergi membeli makanan." Kata Ralph yang beranjak pergi.
"Aku ikut denganmu ... aku tidak ingin ditinggal sendirian." Lalu Agni dan Ralph pergi membeli makanan.
"Terserah kau saja."
"Oh iya, sebaiknya kita sekalian mengambil dan mempersiapkan uangnya." Ajak Agni kepada Ralph.
"Itu ide yang bagus."
Sementara itu, di suatu tempat lain, atau lebih tepatnya di suatu Hotel bintang lima dengan kolam renang besar di lantai teratasnya, seseorang tampak sedang berbaring dan menikmati suasana, yakni seorang pria dengan setelan baju santainya dan tangan yang menggenggam segelas jus. Dia mengenakan kacamata hitam, rambutnya panjang dan janggutnya lebat. Pria itu adalah Roy yang sedang menikmati kekayaannya, saat ini dia sedang berdiam sambil menunggu para anak buahnya menyelesaikan semua tugas yang dia perintahkan.
Tiba-tiba dia kedatangan dua orang yang berjalan ke dekatnya. Dua orang itu adalah para pria yang kemarin telah datang ke apartemen Agni lalu berhasil dilumpuhkan oleh Agni juga Ralph, sehingga kini mereka harus datang menemui bosnya dengan tangan hampa dan luka lebam di wajah.
Roy bertanya kepada mereka, “Jadi, apakah kalian berhasil menangkap Ralph?”
Mereka berdua sempat terdiam sejenak sambil memandang satu sama lain, “Ti- tidak Tuan, kami gagal.”
“Apa?? Bagaimana bisa?”
“A- anu.”
“Menurut laporan kalian, Ralph terlihat memasuki sebuah kamar apartemen, yang kalian duga bahwa itu adalah kamar apartemen miliknya.”
“I- iya Tuan, awalnya kami anggap begitu, tapi ternyata apartemen itu bukanlah milik Ralph, melainkan milik seseorang yang bernama Agni Iskandar. Kami tidak tahu apa keterlibatan dari Agni iskandar dengan Ralph, namun mereka berdua berhasil menjebak kami disana dan membuat kami tak sadarkan diri.”
“Hmm, Agni iskandar??”
“I- iya Tuan, itulah namanya ... Di kamar apartemen nya kami menemukan beberapa kartu identitas, dan juga ini Tuan.” Kata anak buah Roy, sambil memberikan sepucuk foto kepada bosnya itu.
“Hmm.” Roy memperhatikan dengan seksama wajah Agni yang sedang bersama Linda (kekasihnya). Di dalam foto tersebut.
Kemudian Roy memberi perintah lagi kepada kedua anak buahnya itu. “Mungkin saat ini akan sulit bagi kita untuk bisa menemukan Agni iskandar, karena dia telah kabur bersama Ralph. Namun mereka tidak mungkin bisa selamat dariku dengan mudah, karena aku pasti akan melakukan segala cara supaya bisa menemukan mereka ... Sekarang, lacak wanita yang ada di dalam foto ini, supaya kita bisa menggali lebih banyak informasi mengenai teman baru kita yang bernama Agni iskandar itu.”
“Ba- baik Tuan. Setelah kami berhasil menemukan wanita ini, apakah kami harus membawanya kemari?” Tanya salah satu anak buah Roy.
“Jangan bodoh! Bawa dia ke tempat persembunyian.”
“Baik Tuan, siap laksanakan!” Ucap mereka berdua secara tegas, lalu mereka berdua pergi meninggalkan Roy, yang kembali melanjutkan momen bersantai nya.
Ternyata Roy juga memiliki rencana untuk memancing Agni dan Ralph, sehingga kedua kubu kini memiliki rencana masing-masing untuk memancing lawan. Yang diinginkan Roy adalah uang milik Agni yang dia anggap ada pada Ralph, yang diinginkan oleh Ralph adalah balas dendam pada Roy, sedangkan yang diinginkan oleh Agni adalah bisa terbebas dari permasalahan itu dan hidup dengan tenang. Namun untuk mendapatkan hal itu, Agni dan Ralph harus berhasil menjebak Roy, dimulai dengan mendapatkan sesuatu yang ketinggalan di apartemen milik Agni.
Pada malam hari, Agni dan Ralph kembali ke apartemen milik Agni untuk mengambil beberapa barang penting, dan yang utama adalah sebuah kunci loker milik Agni yang dapat digunakan untuk mengambil uang yang Agni sembunyikan di suatu tempat. Keadaan apartemen Agni saat itu benar-benar berantakan dan kacau balau, sepertinya kedua anak buah Roy sudah mengobrak-abriknya.
Disana, mereka mencari dengan seksama ke setiap penjuru tempat, karena Agni tidak ingat dimana dia terakhir kali menyimpan benda tersebut. Lalu, ketika dia sedang sibuk mencari sambil terus berusaha mengingat, akhirnya dia pun berhasil menemukannya, ternyata benda itu tersimpan di dalam rak kaset dvd.
Lalu setelah Agni menggenggam batang kunci tersebut, dia tampak merasa senang, dan segera saja mengajak Ralph untuk pergi dari sana, karena mereka berdua tidak ingin berlama-lama disana, takutnya para anak buah Roy akan segera kembali dan berhasil menangkap mereka.
Saat Ralph mengetahui bahwa Agni sudah mendapatkan apa yang dia cari, maka Ralph segera mendekati Agni.
“Ralph, ayo kita pergi sekarang, aku sudah menemukannya.” Kata Agni.
“Baik, ayolah ... Oh iya, apakah ada benda penting yang hilang dari rumahmu ini?” Tanya Ralph.
“Entahlah, beberapa alat elektronik masih ada, dan benda-benda lain juga masih utuh.”
Kemudian Ralph terdiam seperti ada sesuatu yang terbesit dalam pikirannya, “Oh iya, apakah kau memiliki foto yang di dalamnya ada orang terdekatmu?” Tanya Ralph secara serius.
Seketika itu Agni menjadi terkejut, dan wajahnya mulai terlihat pucat. Lalu dia mencoba untuk mencari-cari foto yang menunjukan dia bersama kekasihnya, namun dia tidak bisa menemukan foto itu dimanapun. Maka dengan begitu, Agni dan Ralph berasumsi bahwa foto tersebut telah dibawa oleh anak buah Roy.
“Oh tidak.” Hal itu membuat pikiran Agni menjadi buyar, karena dengan bermodalkan foto itu saja, Roy dan anak buahnya pasti bisa melakukan hal yang tidak ingin dibayangkan oleh Agni. Kira-kira apakah yang akan terjadi kepada Agni dan Ralph selanjutnya? Apakah mereka akan berhasil menjebak Roy, ataukah mmalah mereka yang akan masuk ke dalam Roy? Terus ikuti kisahnya ya.
Berlanjut ke part 5