"Mas akan menjadikan sepupu kesayangan mas ini, menjadi milik mas." Dia mendorongku ke balik pintu, membuatku kaget dengan kedua pupil yang melebar. Jarak kami sangat dekat, bahkan hidung kami telah bersentuhan. Hampir saja, kedua bibir kami menyatu, ketika ... "Langit! keluar kamu, Nak!" Aku tahu itu suaranya bude. Dan pada saat itu kami berdua saling menjauh. Kedua kaki ini terasa gemetar. Aku pasti akan disangka menjadi perempuan yang tidak benar, dan tidak senonoh. Karena telah memasukan laki laki yang akan menikah selama beberapa hari lagi. "Langit! Kamu dengar ibu, Nak?!" suara Bude kembali bersuara. Mas Langit menghela napas dalam. "Iya, bu. ada apa?" Mas Langit keluar, dengan diriku yang mengikuti dari belakang. Aku hanya menunduk, tidak sanggup menatap wajahnya Bude. Aku sa