Part 6

1859 Words
New York, pukul 20.00 Akhirnya mereka sampai di New York, kota yang dijuluki dengan sebutan “Big Apple” ini adalah kota paling padat di Amerika Serikat. Kota ini juga menjadi ikon modernitas dan kemajuan Amerika Serikat dari segala bidang, mulai dari ekonomi, media, teknologi, pendidikan, hiburan, hingga fashion. New York juga adalah kota yang tidak pernah tidur. Bahkan karena begitu sibuknya kota ini, New York seringkali disebut sebagai Ibukota Dunia (Capital of The World). Kota ini memang agak panas saat siang hari, namun menyuguhkan pemandangan yang sangat indah di malam hari. Keindahan malam New York didukung oleh gemerlap lampu dari gedung-gedung pencakar langit yang menghias di angkasa kota New York. Suasana malam New York begitu mengagumkan, untuk pertama kali bagi Alicya, menginjakkan kaki di New York, kota yang terkenal akan pencakar langitnya, ada kebahagiaan yang terpancar dari wajah Alicya, karena dengan menikah ia bisa menginjakkan kaki di kota besar ini. Mereka kini berada di kota Manhattan, sebuah pulau karang kecil di tengah Kota New York yang disesaki oleh 62,8 juta orang wisatawan dari seluruh dunia per tahun. Daya tarik Manhattan memang begitu besar. Selain menjadi daerah tujuan wisata, kota ini juga merupakan salah satu kota yang paling sering tampil menjadi latar film Hollywood. "Apa kamu setakjub itu, Alic?" tanya Razel, mengejutkan Alicya yang tengah menikmati pemandangan malam hari kota Manhattan. "Iya, Zel, untuk pertama kalinya, aku menginjakkan kaki di kota ini, biasanya kota ini ku lihat hanya di majalah atau internet." jawab Alicya. "Apa kamu suka berpetualang?" tanya Razel. "Hem? Aku suka." "Aku, sih, lebih tertarik untuk menjelajahi kota ini di saat semua orang terlelap tidur di balik selimut masing-masing. Aku sangat menikmati setiap sudut kota, mengamati detil bangunan ikonik atau pun menyusuri setiap jalan setapak di tengah heningnya malam. Mungkin sebagian orang akan berpikir kalau hobi ini aneh dan ganjil, namun bagi seorang yang contemplatif, introspektif, dan introvert seperti diriku, hal-hal seperti gelapnya malam, deru hujan dan kesendirian selalu membawa ketenangan, dan sebaliknya keramaian selalu terasa menyesakkan bagiku, saat yang paling aku sukai untuk menjelajahi Manhattan kala malam adalah pada akhir tahun saat Musim Dingin, di waktu itulah Manhattan tampil jauh lebih menarik dibandingkan musim-musim lainnya." kata Razel, menjelaskan, membuat Alicya menjadi pendengar yang baik. "Salah satu tempat yang sering aku kunjungi pada malam hari adalah Central Park ini. Beberapa lokasi di Central Park yang dapat di nikmati saat malam hari adalah kawasan the Pond di sisi sebelah selatan taman yang terletak di antara 65th street hingga 59th street. Di sisi taman ini, orang-orang dapat menikmati beberapa feature taman di satu tempat. Terdapat kolam yang cukup besar yang dihuni berbagai jenis unggas dan ikan yang dikelilingi oleh pohon-pohon besar, di Central Park juga terdapat bongkahan batu alam raksasa yang dapat di panjat." kata Razel, sembari menunjuk sisi Central Park yang kini mereka lewati untuk menuju mansion. "Aku pernah mendengar tentang Central Park, tapi itu sewaktu sahabatku Joanna berbulan madu di kota ini. Hanya saja, gak selengkap apa yang kamu jelaskan, Zel." kata Alicya. "Tentu saja, Alic, karena aku lahir di kota ini." "Bagaimana pemandangan Central Park di siang hari? Apa berbeda dengan malam hari?" tanya Alicya. "Jika pada saat siang hari lokasi ini sangat ramai dengan turis, Alic, maka dari itu pada malam hari akan terasa lebih damai, cuma ditemani suara binatang malam dan sesekali juga terlihat para pemancing urban yang memang sengaja mendatangi kolam ini pada saat malam hari. Di lokasi ini aku dapat menghabiskan waktu berjam-jam hanya dengan duduk di atas bongkahan batu sambil memandangi skyline Manhattan dipenuhi oleh gedung-gedung pencakar langit yang bermandikan cahaya dan dikelilingi oleh pohon-pohon besar diselimuti kegelapan malam. Suasana terasa sangat damai dan menenangkan, seolah-olah dibawa ke dunia yang sama sekali berbeda. Bukan hanya itu, semua orang juga dapat mencoba menyusuri the plaza, sebuah jalan lebar di tengah Central Park yang sisi paling ujungnya tersambung dengan sebuah kolam dengan air mancur, lokasi ini juga sering muncul di film-film Hollywood ataupun dijadikan lokasi foto. Sama halnya dengan the pond, suasana the plaza pada tengah malam akan berubah sama sekali, apa lagi jika mengunjungi tempat ini di tengah turunnya salju." jawab Razel. "Wahh ... kamu banyak tahu tentang tempat ini, Zel, seperti pemandu wisata saja." kekeh Alicya. "Aku memang lebih suka berpetualang, berbanding balik dengan orang-orang lakukan biasanya." jawab Razel. "Apa lagi yang kamu tahu, selain Central Park? Apa ada sesuatu yang menarik selain di tempat ini?" tanya Alicya, yang mengabaikan tatapan Sean. Sean, Alicya dan Razel memang berada di satu mobil, sedangkan James dan Paula, naik ke mobil yang berbeda. "Lihat itu." tunjuk Razel. "Apa itu?" "Beranjak dari Central Park dari sisi selatan, semua orang juga dapat menyusuri 5th avenue, yang barangkali merupakan salah satu jalan paling terkenal di seantero dunia. Di Jalan itu terdapat ratusan toko barang mewah dari merek-merek terkenal. Lokasi paling indah untuk dijelajahi adalah jalan di antara 57th dan 50th street karena di sinilah toko-toko brand ternama berada, dan mereka selalu bersaing untuk menampilkan dekorasi lampu hiasan terbesar dan terbaik di sepanjang 5th avenue. Yang selalu tampil memukau adalah toko-toko perhiasan seperti Bvlgari, Tiffany, Harry Winston ataupun Rolex, hampir seluruh gedung dihiasi oleh dekorasi berbentuk perhiasan yang dibuat dari lampu. Tentu saja hiasan lampu-lampu ini tidak akan dapat dinikmati pada siang hari. Jika berjalan kemari, orang akan terus menyusuri 5th avenue, maka pada 53rd street orang-orang akan menemukan Rockefeller Center, salah satu objek wisata wajib di Manhattan. Di gedung berlantai 70 ini dapat menikmati wajah Manhattan dari atas sambil memandangi Chrysler Building, salah satu gedung paling ikonik di Manhattan. Meskipun orang tidak dapat menaiki Rockefeller Center pada malam hari. Namun, ada hal lain yang dapat di nikmati di sini tanpa harus berdesak-desakan dengan ribuan orang lainnya seperti pada siang hari. Di sini orang-orang juga akan menemukan pohon Natal terbesar di Manhattan yang biasanya dipasang pada pertengahan November hingga akhir tahun. Pohon Natal ini terletak dipinggir arena ski berseberangan dengan sebuah taman yang setiap akhir tahun disulap menjadi sebuah dekorasi Natal besar." penjelasan Razel, membuat Alicya menganga tak percaya, segitu hafalnya kah Razel pada tempat ini? Kawasan-kawasan di Manhattan dapat dibagi kedalam beberapa area, downtown atau lower Manhattan yang merupakan tempat bisnis, di sini orang-orang dapat melihat berbagai gedung pencakar langit modern, lalu Midtown Manhattan yang dipenuhi oleh gedung-gedung ikonik, di antaranya Chrysler Building dan Rockefeller Center serta Uptown Manhattan yang dipenuhi gedung-gedung rendah dengan arsitektur neo-gothic. Semua orang juga dapat menikmati arsitektur gedung-gedung ini dengan tenang dan nyaman dibawah temaramnya lampu-lampu jalan, tanpa seorang pejalan kaki-pun menganggu aktifitas. "Meskipun Manhattan relatif aman untuk di jelajahi pada malam hari di bandingkan tempat lain di New York seperti Harlem, Bronk atau Queens. Namun, kita harus tetap waspada dan menggunakan common sense jika hendak melakukan hal ini. Aku lebih suka menjelajahi Manhattan pada malam hari di saat musim dingin selain karena suasananya yang jauh lebih menarik, juga karena jumlah gelandangan yang bisa dipastikan selalu mabuk jauh berkurang. Pada musim dingin hampir seluruh gelandangan akan pindah ke shelter ataupun balik ke rumah masing-masing bagi yang iseng hidup menggelandang." kata Razel, berhasil membuat Alicya menganga. "Daripada menjelaskannya, mending kamu ajak Alicya jalan-jalan, sekalian ajari dia berpetualang." kata Sean, membuat Razel menendangnya. "Apaan, sih?" tanya Sean. "Aku tahu, pernikahan kalian ini hanyalah permainan, tapi setidaknya jangan menyuruh Alicya sepertiku, berpetualang itu hanya untuk wanita yang memiliki kebebasan dan belum menikah sepertiku." kata Razel. "Aku juga akan memberikan kebebasan pada Alicya." kata Sean. "Berikan saja kebebasan pada Alicya. Namun, kamu harus tahu, bahwa berpetualang dan traveling bisa membuatmu hidup menduda, apalagi bertemu pria-pria tampan di luar sana." kata Razel, membuat Alicya tertawa kecil. "Jangan pernah jatuh cinta pada pria seperti Sean, Alicya, kamu akan kehilangan jati dirimu, jika jatuh cinta pada pria sepertinya." kata Razel, mengingatkan, membuat Alicya menganggukkan kepala. "Kamu wanita yang baik, Zel, terima kasih, ya," "Apa? Wanita yang baik? Haha ... aku hampir kehilangan nafasku, ketika kamu mengatakan wanita ini baik." kekeh Sean. Razel memukul kepala Sean dengan tangannya, membuat Sean meringis kesakitan. "Ingat, ya, aku tahu rahasiamu, jadi jangan memaksaku mengatakannya kepada Mommy juga Daddy." kata Razel. "Iya, Nona Razelia Steel." jawab Sean, membuat Alicya menggeleng melihat persaudaraan itu selalu saja saling bully. Sampai di mansion, lagi-lagi Alicya takjub melihat mansion yang begitu besar dan mewah, pagar utamanya sampai mengalahkan tinggi badan, ada beberapa kali lipat dadi tinggi badan Alicya dengan pagar utama ini, pagar itu di design agar tak mudah di panjati. Sudah pasti, banyak harta berlimpah di mansion ini. Security membuka pagar utama di kedua sisi berbeda, membuat supir memasuki pekarangan mansion, pekarangan yang di tumbuhi bunga-bunga dan pepohonan kecil. Beberapa meter dari pagar utama, mansion baru bisa terlihat dengan megahnya, ketinggiannya mencapai puluhan meter. Salah satu Bodyguard, membuka pintu mobil dan membungkukkan badan melihat majikannya sudah sampai di kediaman Steel. "Ayo, Alicya." ajak Razel. "Hem." jawab Alicya. "Ayo masuk, aku benar-benar lapar." kata Sean, langsung memasuki mansion meninggalkan Alicya dan Razel. "Dia memang sudah gila." gumam Razel. "Ayo masuk, Alic, Mommy dan Daddy mungkin sudah sampai." ajak Razel. "Iya, Zel, makasih, ya, kamu sudah baik adaku, meski tahu, apa yang sebenarnya terjadi antara aku dan Sean." "Dulu, Daddy memiliki selingkuhan dan wanita itu adalah seorang selir, selir itu memiliki anak dari hasil melayani laki-laki, tapi karena Daddy bertanggung jawab, akhirnya anak selir itu di beri kehidupan yang layak, di sekolahkan sampai memiliki pendidikan yang tinggi, tapi melihatnya tumbuh besar, anak selir itu mengincar harta dan aset perusahaan, sampai Daddy mau memberikan sebagian pada anak selir itu, sedangkan ia tak berhak atas harta atau aset apa pun. Karena itu, Sean jadi lebih tertarik dengan harta dan aset perusahaan, meski dia gak pernah seperti itu sebelumnya, tapi anak selir itu berhasil membuat Sean bertekad, Daddy pun memberi syarat kepada Sean agar menikah dan aset juga semua harta bisa menjadi miliknya." kata Razel, menjelaskan, membuat Alicya menganga tak percaya, pantas saja Sean begitu terobsesi. "Baiklah, aku sekarang faham, bagaimana sikap Sean yang selalu mengutamakan keuntungan di setiap hal yang ia lakukan, ternyata itu sebabnya." kata Alicya, akhirnya faham. "Baiklah, ayo masuk, aku jadi mengajakmu mengobrol di luar." kekeh Razel, melangkah masuk ke mansion dan Alicya menyusul langkah kaki Razel. "Kalian dari mana saja? Lama!" tanya Paula, ketika melihat Alicya dan Razel masuk secara bersamaan. "Begitulah wanita, Mom, selalu saja gosip." Sean menimpali, membuat Razel hendak memajui kakaknya. "Sudah, Zel! Ajak Alicya makan malam." kata Paula. "Mommy sama Daddy sudah makan?" tanya Razel. "Kami sudah makan, Daddy sekarang sedang di ruang kerjanya lagi mengejarkan sesuatu." jawab Paula. "Baiklah, ayo, Alic, kita makan malam, aku sangat lapar." ajak Razel. "Iya, Zel." Alicya mengangguk. "Ada apa, Alic?" tanya Razel. "Mansion ini besar sekali, Zel, aku jadi pangling lihatnya." bisik Alicya. "Mansion ini memang mirip istana para raja India." kekeh Razel. "Ini gak pusing bagaimana bersihinnya?" "Haha ... kamu memang wanita yang polos, Alic, maid di mansion ini banyak sekali, memiliki tugas dan bagian masing-masing, jadi kita gak pernah pusing bagaimana bersihinnya." geleng Razel. "Apa kalian mau berdiri di situ terus?" tanya Sean. Alicya lalu duduk di hadapan Sean. "Apa kamu baru melihat mansion? Bukankah di California juga banyak mansion sepeti ini?" tanya Sean. "Iya, banyak, tapi ga sebesar ini." jawab Alicya. "Jangan terus menanyakan hal yang gak penting, kamu makan saja dan diam." kata Sean, membuat Alicya memutar bola matanya karena tak suka.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD