Part 1
Seorang wanita sedang mencoba gaun pengantin yang akan ia kenakan besok di hari bahagianya, wanita itu bernama Alicya Zenith, usianya kini 25 tahun, kebahagiaan itu terpancar jelas di wajahnya, Alicya sudah tak sabar menunggu hari esok, melihat dirinya di cermin saat ini, membuatnya terkagum-kagum, impiannya menjadi seorang istri dari pria yang sangat ia cintai akan terlaksana besok.
Siapa yang tak ingin menikah dengan pria yang di cintai? Menjalin sebuah hubungan yang selama ini terbilang cukup lama, membuat seorang wanita memimpikan hal itu.
"Kamu sangat cantik, Alicya, ini dirimu, bukan?" tanya Joanna, yang merupakan sahabatnya.
"Thanks, Jo," jawab Alicya.
"Aku sangat bahagia, Alic, karena besok, kamu akan menikah," kata Joanna.
"Itu lah yang aku impikan, Jo, siapa yang gak ingin menikah? Dengan pria yang ia cintai, bukan kah kamu menikah dengan Ryan, karena kamu mencintainya?"
"Aku menikah dengan Ryan, karena aku hamil anaknya, Alic."
"Sama saja, Jo, kamu gak akan hamil, jika kamu gak mencintai Ryan," kata Alicya, menggenggam pundak sahabatnya.
"Gitu, ya, baiklah." Kekeh Jovanka.
Suara ponsel Alicya terdengar, sebagai seorang teman, Joanna merogoh tas Alicya dan mengambil ponsel Alicya.
"Ini ponselmu," kata Joanna.
"Siapa?"
"Nomor gak di kenal," jawab Joanna.
"Baiklah." Alicya membiarkan dirinya di bantu oleh pegawai butik, untuk melepas gaun pengantin berwarna putih, yang akan ia kenakan besok.
"Hallo?"
"Alicya Zenith?" suara seorang wanita, membuat Alicya mengerutkan dahinya.
"Iya, saya sendiri, anda siapa?"
"Kamu akan menikah besok, bukan?"
"Iya, benar."
"Itu tidak akan pernah terjadi, Alicya, kamu gak akan pernah bergandengan menuju altar bersama Nick, karena Nick lebih memilih diriku, di bandingkan kamu. Pernikahan yang kamu inginkan tinggal kenangan." kata wanita tersebut.
"Kamu siapa? Beraninya mengatakan hal mengerikan seperti itu."
"...."
"Hallo? Kamu gak akan pernah membuatku-" telfonnya terputus, membuat Alicya melempar ponselnya.
"Ada apa, Alicya?" tanya Joanna, melihat wajah panik sahabatnya.
Alicya berlari meninggalkan Joanna dan dua pegawai butik yang sedang membuka gaun pengantinnya.
"Alicya, kamu mau kemana?" teriak Joanna.
"Bagaimana dengan gaunnya, Nona?" tanya pegawai tersebut.
Alicya berlarian menuju taksi yang sedang terparkir di dekat bahu jalan. Dengan gaun putih yang masih ia kenakan, Alicya tak perduli dengan tatapan mata semua orang padanya, mereka sudah pasti bisa menebak apa yang di alami Alicya saat ini.
"Antarkan saya ke Hotel Graciallo," serak Alicya.
"Baik, Nona."
Alicya menitikkan air mata, ia terisak, sungguh kejam Nick padanya.
Sesaat kemudian, ketika ia sampai di Hotel Graciallo, tanpa memerdulikan panggilan seorang supir taksi yang belum mendapatkan bayaran dari seorang wanita yang memakai gaun pengantin.
Alicya masuk ke hotel, melewati semua tatapan dan bisikan orang-orang, sedangkan res gaun yang di kenakannya saat ini, sudah terbuka setengah.
Alicya sampai di depan kamar hotel, sesuai petunjuk yang di berikan seorang wanita kepadanya, via telfon, Alicya berhenti dan berdiri di depan kamar hotel dengan menyeka air matanya, air mata yang sejak tadi membanjiri wajahnya.
Sesaat kemudian, ia membuka pintu kamar dan melihat Nick juga Natasha sedang berciuman mesra di sofa, Natasha hanya memakai handuk yang begitu pendek dan Nick hanya memakai celana Boxer.
"Nick?" panggil Alicya, tanpa ada tenaga.
Nick berbalik dan terkejut melihat Alicya kini tengah menatapnya. Natasha mengeluarkan seringai mengerikan, karena rencananya berhasil. Nick beranjak dari duduknya dan mengambil handuk agar menutupi bagian bawah perutnya.
"Alicya? Ngapain kamu di sini?" tanya Nick, menghampiri Alicya, yang sedang melangkah mundur.
"Jangan sentuh aku, Nick, kamu-"
"Aku bisa jelaskan, Alicya, jangan-"
"Apalagi yang ingin kamu jelaskan? Ketika semuanya sudah terlihat jelas di mataku? Apa kamu lupa? Kita akan menikah besok." Alicya menitikkan air mata, rasanya ia tak sanggup untuk menumpuh berat badannya saat ini.
"Aku-"
"Dan, wanita itu adalah Natasha? Temanku?" tanya Alicya.
"Baiklah, karena semua terlihat jelas, aku akan katakan, bahwa aku gak siap menikah dengan kamu, Alic, aku mencintai Natasha. Menurutku, dia lebih baik dari kamu." kata Nick, membuat Alicya seakan menerima tamparan yang begitu keras, wajahnya memerah, mengeluarkan tangis bersamaan dengan seringai mengerikan Natasha.
"Sayang, suruh wanita itu pergi, aku-" kata Natasha. Alicya bergegas memajui Natasha dan menamparnya, itu mengundang emosi Nick yang melihat wanita yang ia sukai di tampar, tapi Natasha membiarkan dirinya di tampar oleh Alicya, karena itu memang bagian dari rendah cananya.
Nick menarik Alicya dan membuka pintu keluar, ia menghempaskan tubuh Alicya di depan pintu kamar.
"Pergi dari sini, jangan pernah menghubungiku lagi, kita sudah bukan siapa-siapa dan pernikahan kita batal." kata Nick, membuat Alicya menangis tak karuan.
"Kamu gak apa-apa, 'kan?" tanya Nick, menghampiri Natasha yang kini merintih sakit.
"Aku gak kenapa-napa," jawab Natasha.
"Wanita itu memang gila!" umpat Nick.
______
Alicya berjalan kaki dengan tatapan yang kosong, melewati tatapan dan bisikan orang-orang yang kini melihatnya ibah, hidup Alicya hancur, impiannya berjalan menuju altar dengan sorakan tepuk tangan seluruh tamu, membuat semuanya hilang seketika dan Natasha? Natasha adalah sahabatnya, sama dengan Joanna, Namun, kenapa Natasha tega merebut kebahagiaannya.
Alicya hendak menyeberang jalan, sebuah mobil Bugatti hampir menabraknya, tapi karena terkejut, Alicya pingsan, tepat di depan mobil Bugatti berwarna merah.
Seorang pria dengan celana selutut berwarna putih tulang, memakai kemeja yang kancingnya terbuka satu, alhasil membuat bulu d**a pria tampan tersebut terlihat, dengan kacamata Rayband yang membuatnya begitu karismatik dan seksi, melihat seorang wanita yang kini tengah terbaring tak berdaya di depan mobilnya.
Pria itu bernama Rasean Steel, usianya kini 28 tahun, pengusaha termuda yang terkenal dalam kalangan bisnis, ia tak pernah kalah saing dalam hal bisnis, semua orang memujanya.
Sean hendak meninggalkan wanita tersebut, tapi karena hati nuraninya masih ada, akhirnya ia menggendong Alicya masuk ke mobilnya dan membawanya bersamanya.
"Sialan, merepotkan saja." umpat Sean.
______
Dengan samar, Alicya mendengar suara air shower, Alicya seakan tak bisa bangun dari tidurnya, kepalanya begitu berat, matanya terbuka pelan dengan samar melihat sekeliling kamar yang sangat asing.
Alicya tersadar, bahwa ia tak di rumahnya saat ini. Melainkan penthouse seseorang, tapi siapa? Terlihat gaun pengantin bergantungan rapi di depan matanya.
Alicya melihat pakaiannya yang kini sudah berganti, penampilannya begitu casual, celana pendek dan baju kemeja, membuatnya terlihat begitu rapi.
Alicya turun dari ranjang, mengambil sepatu yang sudah di siapkan di bawa ranjang, Alicya berjalan jingkrak agar tak terdengar suara langkah kakinya, tapi langkahnya terhenti ketika melihat seorang pria yang hanya mengenakan handuk dan menutupi bagian bawahnya, sedangkan dadanya terekspos dan memperlihatkan pahatan yang sempurna.
Alicya menutup kedua matanya.
"Apaan sih," kata Alicya.
"Kamu yang apa-apaan?" tanya Sean.
"Kamu pakai baju donk." kata Alicya.
Sean mengambil baju handuknya, lalu memakainya.
Alicya berjalan hendak meninggalkan Sean, tapi Sean menggenggam lengannya keras. Alicya berbalik.
"Kamu berutang padaku." kata Sean.
"Baiklah, aku akan membayarmu, namun, aku gak membawa uang ataupun ponselku." kata Alicya.
"Apa seorang pengantin sepertimu memang sudah gila? Berjalan sendirian di jalan dan merepotkan orang lain?" tanya Sean, membuat Alicya mengingat kejadian kemarin.
"Aku minta maaf, aku akan membayarmu, aku janji, aku akan meninggalkan nomor ponselku, mana ponselmu?" tanya Alicya, melihat ponsel Sean yang ada di atas nakas dan mengambilnya.
Alicya mendial nomornya dan men savenya.
"Ini nomor ponselku, namaku Alicya Zenith." kata Alicya, memperkenalkan diri dan membungkukkan badannya, ia kembali menaruh ponsel Sean di atas nakas.
"Dan, satu hal lagi, aku gak gila, aku hanya-" kalimat Alicya terhenti.
"Hanya, apa?" tanya Sean.
"Yang pasti, aku akan membayarmu, jadi biarkan aku pergi." kata Alicya, "Apa aku bisa bertanya?"
"Apa?"
"Kita gak melakukan apa-apa, 'kan?"
"Melakukan seperti apa maksudmu?"
"Kamu gak macam-macam, 'kan?" tanya Alicya.
Sean menyeringai, "Aku bukan pria bodoh yang mau menghabiskan malam bersama wanita gila seperti kamu, yang mengganti bajumu adalah pembantuku." seringai Sean.
"Baiklah, aku memang bodoh dan aku memang sudah gila, karena kegilaanku ini, aku di tinggalkan oleh calon suamiku sendiri, terima kasih sudah mengingatkanku." kata Alicya, berjalan meninggalkan Sean.
Sepeninggalan Alicya, Sean menatap gaun pengantin yang di gantung Uyan, asisten rumah tangganya. Sean duduk di tepian ranjang, menjadikan gaun pengantin Alicya sebagai tontonannya.
______
Alicya masuk ke rumahnya, melihat semua keluarga yang sudah berada di rumahnya dengan wajah gelisah, Alicya menundukkan kepalanya karena rasa malu yang mendalam yang menggerogoti tubuhnya.
"Syukurlah, Alicya, akhirnya kamu kembali, kamu darimana saja, Nak?" tanya Ilona, sang Mama.
"Alicya, kamu baik-baik saja, Nak?" tanya Johan, sang Papa.
"Alicya baik-baik saja, Mom, Dad. Maafkan Alycia." jawab Alicya.
"Syukurlah kamu baik-baik saja, Nak." kata Ilona.
"Kata Natasha, pernikahanmu batal dan dengan terpaksa Daddy menyuruh semua tamu pulang, dengan wajah malu. Sebenarnya, ada apa? Ceritakan ke kami, apa maksud kata Natasha? Kenapa sampai pernikahanmu batal?" tanya Johan.
"Kita semua malu akibat pernikahanmu batal, apa kamu tidak memikirkan kami?" tanya Monic, sang Bibi.
"Monic, kamu diam saja dulu, kita belum mendengar penjelasan Alicya, jadi biarkan kita mendengarnya dulu." kata Ilona.
"Bagaimana kita mau tahu apa yang akan ia jelaskan, jika dia diam saja?" kesal Monic.
"Maafkan Alicya, Mom, Dad, Aunt, semuanya, Alicya ke kamar dulu." Alicya berjalan meninggalkan keluarganya dan berjalan menuju kamarnya.
Joanna menyusul langkah kaki Alicya.
Alicya menghempaskan tubuhnya di atas ranjang mini miliknya, menatap langit-langit kamar dan menitikkan air mata, ia tak sanggup menjelaskan apa yang terjadi pada keluarganya, ia sudah cukup menjadi beban keluarga, ia tak ingin sampai pernikahannya pun menjadi beban yang sangat besar bagi keluarga.
"Apa yang terjadi, Alic?" tanya Joanna, duduk di samping Alicya.
Alicya menyeka air matanya dan bangun dari pembaringannya, ia memeluk Joanna dan menangis di bahu sang sahabat.
"Jo, pernikahanku gagal." kata Alicya.
"Tapi, kenapa Natasha bisa tahu pernikahanmu gagal?"
"Karena, Nick berselingkuh dengan Natasha."
"Apa? Berselingkuh? Apa maksudmu?" tanya Joanna.
Bersambung.
Jangan lupa vottment ya.