“Ini sudah malam loh, Mbak. Biar saya antar,” ucap Gama masih memaksa agar Gendis mau ikut dengannya. Pemuda itu tentu saja khawatir akan keselamatan Gendis. Apalagi Gendis juga sedang hamil muda yang tidak boleh banyak terkena angin malam. Namun, merasa tidak enak hati terus menerus merepotkan Gama, Gendis pun bersikukuh menolak tawaran Gama. “Nggak usah, Gam. Aku naik taksi saja.” “Aku beneran nggak pa-pa, loh, Mbak. Ikhlas lahir batin nolongin Mbak.” Garda yang tidak jauh darinya mendengar dengan geleng-geleng kepala. Itulah Gama yang pantang menyerah. Bahkan berani melakukan hal aneh sekalipun demi mendapat apa yang diinginkan meski masih dalam tahap wajar. “Aku juga beneran, Gama. Kamu sendiri juga pasti capek sepulang kerja malah nganterin aku ke sini bukannya langsung pulang. S