Gilang menjatuhkan kasar tubuhnya di atas sofa. Pria itu mengusap wajah dengan dengusan keras demi meluapkan kekesalan pada dirinya sendiri. Setelah perpisahan mereka, jujur bertemu dengan Gendis adalah harapan terbesarnya. Rasa rindu yang membuncah kala melihat Gendis yang makin cantik dan seolah tidak ada perubahan yang berarti dalam diri wanita yang merupakan mantan istrinya itu. Ingatan Gilang kembali terlempar pada pertemuan singkatnya dengan Gendis tadi sore. Namun, justru kekecewaan yang Gilang dapatkan. Gendis tidak lagi menganggap penting keberadaannya bahkan bertemu dengannya saja Gendis juga tidak mau. Lantas, siapa lelaki yang tadi menjemput Gendis? Apakah kekasih Gendis? Dan mengenai rumah. Gilang sama sekali tidak mengharapkan untuk menjualnya. Banyak kenangan manis yang te