Di rumah mas Surya
"Mas, aku minta tolong dong" Kata Mily dengan nada yang sedikit manja.
"Minta tolong apa?" Tanya mas Surya
"hmm, tolong mata-matai si Rian," Jawab Mily
"Buat apa?" Tanya mas Surya lagi.
"Ya biar dia gak macem-macem atau dekati cewek lain"
"Dia itu gak baik buat kamu," Kata mas Surya, karena memang mas Surya juga tau Rian di sekolah bagaimana dan terkenal playboy di sekolah nya.
"Ih, kok ngomong gitu sih, gak dukung hubungan adeknya malah gitu," Gerutu Mily.
"Sudahlah, dia itu gak baik buat kamu." Kata mas Surya.
"Ya sudahlah, kalau gak mau bantu, aku pulang aja." Kata Mily sedikit kecewa.
"Iya, hati-hati" Jawab mas Surya.
"iya," jawab Mily sembari menyalakan motor maticnya.
"maaf ya," kata mas Surya dan Mily langsung melajukan motor maticnya menuju ke rumah.
~Flashback Mily dan Ahmad~
Siang hari sudah saatnya pulang sekolah. Mily dan teman-temannya ada Vita, Fitri, Lita, Tiwi, Sari, Nuri, dan yang lainnya pulang bersama naik angkot warna jingga bersama dan duduk di belakang. Sebagian teman-teman yang lain sudah turun di tempat pemberhentian daerah masing-masing. Kini tinggal Mily dan Fitri, Tiwi, Wati yang belum turun dari angkot karena memang belum tiba di pemberhentian. Sudah tiba di pemberhentian saatnya Mily turun "aku duluan ya teman-teman". "Iya, Hati-hati Mil" Jawab mereka serentak. Saat Mily turun, ada cowok yang duduk di sebelah supir ikut turun, ternyata itu Si Ahmad saudara sepupu Mily yang satu sekolah dengan Rian. Setelah menyebrang dari jalan raya mas Ahmad mulai membuka pembicaraan dengan Mily,
"hei, kamu pacarnya Rian?" Tanya mas Ahmad tanpa basa basi dan Mily pun kaget karena sebelumya Mily tidak tau kalau mas Ahmad dan Ryan berteman akrab.
"Hah, kok tau mas?" Mily balik tanya ke mas Ahmad.
"Iya tau, aku temannya, dan satu sekolah sepertinya juga tau" Jawab Mas Ahmad.
"Owh gitu..masa sih?" gumam Mily.
"Pacar dia banyak lhoh" Sambung ms Ahmad.
"Masa sih?" jawab Mily santai.
"Iya. Gak percaya? Sudah cinta sama Rian toh?" Sambung mas Ahmad lagi dan Mily hanya terdiam.
"Kamu teman kecilku dulu kan? Sama si Ella dan Alfan" kata mas Ahmad mengalihkan pembicaraan dan mengingat-ingat masa kecilnya.
"Iya, masih ingat toh" jawab Mily, meskipun sewaktu kecil hanya sesekali bermain bersama mas Ahmad dan lebih sering bermain bersama Ella dan Alfan, karena mas Ahmad sendiri jarang berkunjung di rumah neneknya yang bersebelahan dengan rumah Ella dan kakek nenek Mily. Mas Ahmad sudah hampir sampai di depan rumahnya.
"Eh Mil, mana aku minta nomor HP kamu, boleh gak?" kata mas Ahmad.
"iya boleh, nomornya kosong delapan..." kata Mily menyebutkan nomor HP nya.
"oke, terimakasih, aku duluan ya, Mil. Hati-hati kalau jatuh bangun sendiri" kata mas Ahmad bergurau sambil melambaikan tangan.
"Iya" jawab Mily sambil membalas lambaikan tangan. Mily terus berjalan hingga sampai di rumahnya. Setelah pertemuan yang tidak disengaja itu mas Ahmad dan Mily jadi lebih akrab dan saling bertukar nomor HP.
~Flashback end~
Rian di sekolah merasa ada yang aneh dengan Ahmad. Rian merasa gerak-geriknya selalu diperhatikan si Ahmad entah apa maksudnya si Ahmad berbuat begitu. Rian yang menyadari dimata-matai oleh si Ahmad, Rian pun langsung menghampiri Ahmad dan menegurnya.
"kamu ngapain memperhatikan aku terus begitu?" tegur Rian.
"sorry, bro, aku cuma bantu Mily saja," kata Ahmad santai.
"iya, tapi bikin aku gak nyaman." Rian jengkel.
"oke, sorry bro, aku gak akan lakuin itu lagi, janji." janji Ahmad. Rian pun langsung masuk ke dalam kelas meninggalkan Ahmad.
Rian mengambil handphone nya dari dalam saku celananya, kemudian Rian menghubungi Mily.
"assalamu'alaikum."
"wa'alaikumsalam"
"ada apa, kok tumben jam istirahat menghubungi aku?" tanya Mily.
"tidak apa-apa, cuma ada perlu sebentar" kata Rian.
"owh, ada perlu apa?" tanya Mily.
"nanti pulang sekolah bisa mampir ke rumah sebentar?" tanya Rian.
"ke rumahmu?" tanya Mily heran.
"iya, kenapa? kamu ada kegiatan setelah pulang sekolah?" tanya Rian.
"tidak ada kok. iya sudah, InshaAllah nanti aku mampir ke rumahmu" Mily menyanggupi permintaan Rian.
"oke, nanti aku tunggu ya. assalamu'alaikum." kata Rian langsung menutup pembicaraannya.
"ada apa ya? kok tumben Rian menyuruhku datang ke rumahnya? apa Rian sudah tau ya kalau aku minta mas Ahmad untuk memata-matai dia? astaghfirullah..bagaimana ini?" gumam Mily sedikit cemas.
Bel sekolah berbunyi dua kali, pertanda waktu istirahat sudah selesai dan mulai dengan mata pelajaran lagi. Mily mulai konsentrasi dengan pelajaran yang diterangkan oleh guru yang berdiri di depan kelas hingga pelajaran berakhir. Tak terasa hari sudah semakin siang, jam sudah menunjukkan pukul 13.30 WIB. pelajaran sekolah telah selesai, Mily dan teman-temannya segera memasukkan bukunya ke dalam tas masing-masing. Mily dan teman-temannya keluar kelas bersama-sama dan menunggu angkutan umum di depan sekolah. saat angkutan umum sudah datang, Mily tidak ikut naik bersama teman-teman nya karena Mily menunggu seseorang. Mily selalu memperhatikan setiap angkutan umum yang berhenti di seberang jalan depan rumah Rian, berharap yang turun dari angkutan adalah Rian, namun yang turun bukanlah Rian.
Waktu menunjukkan sudah hampir jam 2 siang, akhirnya Mily melihat seseorang yang turun dari angkutan umum di seberang jalan depan rumah Rian, benar saja itu adalah Rian, dan Mily memberanikan diri berjalan menghampiri Rian. Rian menyadari Mily berjalan menghampirinya, akhirnya Rian menunggu Mily di depan pagar rumahnya. "ayo masuk" Rian mengajak Mily masuk ke halaman rumahnya.
"Permisi" Mily pun berjalan mengikuti Rian. tampak di halaman rumahnya terdapat kursi panjang dibawah pohon mangga, dan di teras rumahnya terdapat meja dan diapit 2 buah kursi.
"Duduk dulu ya," Rian mempersilahkan Mily untuk duduk dan Rian masuk ke dalam rumahnya untuk berganti pakaian.
Mily duduk di kursi yang berada di teras rumahnya dan memperhatikan halaman rumah Rian.