Bab. 10 Besuk Rian

1012 Words
Sesampainya di Rumah sakit, Mily memarkirkan motornya kemudian mencari ruang informasi untuk mencari informasi ruang perawatan VIP I atas nama Rian dari Bintoro, Demak. Setelah mendapatkan informasi dari petugas di bagian informasi, Mily dan Vita mencari ruang VIP I sesuai arahan dari petugas informasi tadi. Mily dan Vita terus berjalan dan melihat papan petunjuk hingga menemukan ruang VIP yang ditempati Rian. setelah yakin yang di depan Mily adalah ruang perawatan yang ditempati Rian. "Assalamu'alaikum.." Mily mengetuk pintu sambil mengucapkan salam. "wa'alaikumsalam, silakan masuk" terdengar suara wanita yang sangat pelan dari dalam kamar perawatan dan Mily mulai membuka pintu kamar yang ditempati Rian. Mily mulai memasuki kamar perawatan kemudian diikuti Vita, tak lupa Mily bersalaman kepada kedua orang tua Rian, Vita pun melakukan hal yang sama dengan Mily. Saat Mily dan Vita hendak duduk di bawah berdekatan dengan ibunya Rian karena Mily merasa sungkan jika duduk di sofa, tapi justru ibundanya Rian menyuruh untuk duduk di sofa panjang. "Nok, kok duduk disini, duduk di sofa saja, tidak apa-apa, silakan," "iya bu, permisi ya bu," Mily dan Vita berdiri kemudian duduk di sofa seperti yang dikatakan ibunya Rian, tak lupa Mily dan Vita bersalaman dengan Rian. "bagaimana kabarmu, Rian?" tanya Vita, "ya, seperti yang kamu lihat sekarang." jawab Rian sembari Rian berusaha untuk beralih posisi dari tidur ke duduk dengan wajah yang meringis menahan sakit. "tiduran saja tidak apa-apa kok, Rian" kata Vita yang langsung tanggap ketika melihat Rian hendak duduk. "iya mas, tiduran saja tidak apa-apa, mas santai saja." kata Mily. "maaf ya, aku sambil tiduran, soalnya ini masih sakit." kata Rian "iya, setelah dioperasi apa masih sakit mas?" tanya Mily. "iya, masih sakit kalau gerak," kata Rian. "kalau dioperasi gitu dibius apa tidak, Yan?" tanya Vita yang memang belum mengetahui perihal penyakit dan cara pengobatannya, salah satunya sakit usus buntu atau 'Appendixsitis', begitu juga dengan Mily sama-sama tidak mengetahui perihal penyakit dan cara pengobatan nya. "iya, dibius" kata Rian. "tapi dibius dari perut hingga ke kaki, jadi tangan dan kepala masih bisa gerak." sambung Rian. Tiba-tiba terdengar suara orang yang mengetuk pintu kamar perawatan Rian. Pintu kamar pun terbuka dan petugas rumah sakit dari bagian gizi datang membawa makan siang untuk Rian. "Permisi, makan siang nya mas Rian" ucap ahli gizi yang meletakkan makan siang Rian di atas meja. "Terima kasih, bu" ucap Rian. "Mas, rencana dibolehkan pulang kapan?" tanya Mily. "InsyaAllah besok sabtu sudah boleh pulang" jawab Rian. "Alhamdulillah" kata Mily. "tok tok tok" tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dan langsung terbuka, rupanya perawat yang mengetuk pintu. "Permisi, ini obat siang nya" kata perawat. "Terima kasih, suster" kata Rian. Tak banyak yang dibicarakan antara Mily dan Rian, tanpa terasa waktu sudah berjalan 30 menit. Mily dan Vita berpamitan untuk pulang, "semoga cepat sembuh ya mas, aku pulang dulu" Mily berpamitan dan tak lupa salim dengan kedua orang tua Rian. "selamat beristirahat Rian" ucap Vita yang mengekor dibelakang Mily. Mily dan Vita pun keluar dari kamar rawat inap Rian menuju tempat parkir motor. Setelah Rian keluar dari Rumah Sakit, Mily berencana untuk membesuknya lagi di rumah Rian setelah pulang sekolah. Rian masih ijin tidak masuk sekolah karena masih sakit. "Vit, besok besuk Rian lagi yuk di rumahnya” ajak Mily. “Lhoh! Rian belum masuk sekolah toh Mily?” tanya Vita. “Belum, Vit. Makanya aku ajak kamu besuk lagi di rumahnya!” Ajak Mily. “Iya” jawab Vita. Malam harinya Mily menghubungi Rian, “Assalamu’alaikum, mas. Bagaimana kabarnya?” tanya Mily “Wa’alaikum salam. Alhamdulillah sudah agak baikan.” Jawab Rian. “Alhamdulillah, sudah minum obat?“ tanya Mily. “Sudah. Kamu lagi apa? Sudah makan malam?” Rian balik tanya kepada Mily. “Sudah” jawab Mily “Sudah belajar?” tanya Rian. “Sudah tadi habis magrib, nanti mau dilanjut lagi belajarnya soalnya ada PR yang belum selesai. Oh iya, besok aku dan Vita berencana mau main ke rumahmu, besok masih di rumah kan?” kata Mily. “Iya, silakan, besok aku masih di rumah.” jawab Rian. “Baiklah, insya Allah besok sepulang sekolah aku dan vita ke sana, besok aku kabari lagi ya.” Kata Mily “Iya.” Kata Rian. Keesokan harinya, setelah pulang sekolah Mily dan Vita datang ke rumah Rian. Mily dan Vita berjalan kaki menuju ke rumah Rian. Sesampainya di depan rumah Rian, Mily membuka pintu gerbang rumah Rian yang memang tidak dikunci. “Assalamu’alaikum” ucap Mily. Tak lama Rian berjalan keluar dengan sedikit membungkuk, salah satu tangannya memegang perutnya dan sedikit menahan rasa sakit. Mily melihat Rian berjalan seperti itu membuat hati Mily merasa iba dan sedih hingga mata Mily berkaca-kaca. “Kalian duduk dulu ya, aku ke dalam sebentar” kata Rian. “Iya, hati-hati mas, apa perlu aku bantu?” Mily menawarkan bantuan. “Tidak usah” kata Rian sambil berjalan dengan sedikit membungkuk. “Aku kok kasihan sama Rian ya, Vit” Kata Mily. “Harusnya kamu tadi langsung bantu dia, Mily” kata Vita. “Iya sih, tapi aku enggak berani, Vit” kata Mily. Rian keluar masih berjalan dengan sedikit membungkuk, Mily yang tidak tega melihat Rian berjalan seperti itu akhirnya Mily menundukkan kepalanya hingga setetes air mata pun keluar dari sudut mata Mily. Rian mendekati Mily dan duduk di samping kiri Mily, sedangkan Vita duduk di samping kanan Mily. Mily mencoba untuk memulai obrolan dengan Rian. “Bagaimana kabarnya mas?” Basa basi Mily. “Ya seperti yang kamu lihat tadi, masih sakit kalau dibuat berdiri tegak, jadi ya kaya seperti tadi aku berjalan” jelas Rian. “Ow.. Maaf ya, aku jadi merepotkanmu” ucap Mily. “Sudah tidak apa-apa. Bagaimana sekolahnya? ” kata Rian. “Alhamdulillah seperti biasanya, kadang mengantuk kadang juga enggak, tergantung gurunya. Oh iya, kapan kontrol ke dokter?” tanya Mily. “Nanti hari Sabtu di minggu ini” jawab Rian. “Kalau setelah operasi itu kontrolnya ke dokter apa Rian? Dokter penyakit dalam atau dokter bedah?” tanya Vita. “Kontrol ke dokter bedah, soalnya hubungannya sama luka yang dijahit pascaoperasi” kata Rian. Lha terus tugas-tugas sekolahmu bagaimana Rian? Kan ketinggalan banyak banget pasti” kata Vita.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD