Dua Puluh Satu

1148 Words

Suara deburan ombak di tambah cahaya mentari yang masuk melalui jendela berhasil mengusik tidur Nasya. Hal itu terasa asing untuknya. Mengingat ini adalah pertama kalinya bagi Nasya menginap di sebuah motel yang bersebelahan dengan pantai. Matanya perlahan terbuka. Sangat perlahan untuk membiasakan matanya menerima rangsang cahaya matahari yang cukup menyilaukan. Dan hal pertama yang ia lihat di pagi hari ini adalah, senyuman Bara. Pria itu tampak seperti malaikat di mata Nasya. Wajahnya terkena sinar matahari yang membuatnya tampak lebih memukau. Belum lagi kaus putih yang ia kenakan, sangat cocok dengan kulit kuningnya. "Selamat pagi," sapa Bara lembut. "Pagi," balas Nasya dengan suara serak. Dengan santainya, Nasya menggeliat tanpa merasa malu dengan Bara yang kini ada di sampingn

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD