Kau membeku di tempat. Min Yunki kali ini benar-benar membuatmu tak tahu harus menjawab apa. Beberapa hari lalu mengatakan kalau dia minta maaf karna lepas kendali –namun sekarang dia ingin mengulangnya. Suasana seakan mendukungmu untuk menerimanya. Atau mungkin memang sejak awal kau selalu menantikan itu. Hanya saja terlampau sulit mengatakan kata iya tanpa menjatuhkan harga dirimu. Namun logika mu menentang itu semua. Kau tahu dimana posisi mu saat ini. Sebuah kesalahan besar jika kau membiarkan bibir tipis itu kembali mendarat. Dan lagi kau tidak akan tahu hal apa yang terjadi selanjutnya di atas sofa besar ini. Sayangnya sekarang kau bahkan tidak dapat menggunakan logika. Netra hitam itu menatapmu dalam seakan mengunci sampai ke tulang-belulang. Bibir tipisnya seperti ingin menarik