Suasana kantin sudah selalu riuh bila jam istirahat tiba.Aku sedang di kios bakso saat ini bersama teman teman sekelasku.Karin belum kelihatan.Kantin di sekolahku memang bentuknya berjejer.Paling pojok adalah kios seperti warteg tempat anak anak cowo berkumpul,sebelahnya kios jajanan macam roti dan kue kue dan sosis atau otak otak,sebelahnya kios minuman minuman dingin seperti soda,teh botol dan semua minuman kemasan.Sebelahnya kios siomay dan indomie rebus.Sebelahnya lagi kios bakso dan mie ayam,lalu sebelahnya kios es yang menyediakan aneka minuman seperti es kelapa,es coklat,atau es jeruk.Lalu paling pojok kios nasi goreng
Semua kios jajanan berjejer dan menyediakan bangku bangku dan meja sendiri sendiri di ruang kiosnya.Aku berada di kios bakso yang jadi favoritku
"Eh,Queen sih Nino kan jadian sama si Syntia,anak XI 2"kata Juwi salah satu teman sekelasku yang berbadan tambun
"Syntia yang dulu anak kelas X?,dulu gue sekelas ma dia"kataku masih santai
"Iya Queen kan emang dia"kata Juwi lagi
Aku terdiam menanggapi.Mendadak aku tidak semangat memakan sisa baksoku
"Katanya nembaknya kemarin ya.Tapi yang nembak bukan Nino tapi si Syntia"kali ini suara Irma temanku yang lain
"Elo tau Queen?"tanya Linda yang duduk di sebelahku
Aku menggeleng
"Ga tau gue,lagian urusan Nino"kataku sambil tersenyum
Tiba tiba rasa nyeri menyerang lagi di dadaku
"Iya sih,elo mah sobatan doang sama Nino.Walaupun mesra trus.Di situ ada Nino pasti ada elo.Malah dulu gue kira elo pacaran ma Nino"cerocos Juwi dengan mulut penuh makanan
Aku tersenyum canggung
"Si Nino playboy gitu ya,cewe datang dan pergi.Cuma si Queen yang anteng dekat dia.Eh elo ga coba pacaran ma orang Queen?"tanya Irma
"Ga ada yang mau sama gue"keluhku
Mereka tertawa
"Ya iyalah,mana ada kalo elo dekat terus sama Nino.Cowo cowo juga geder mau deketin elo.Padahal kakak kelas ada yang suka tau sama elo"kata Leha
Aku tertawa
"Mana ada kakak kelas yang suka gue,lagian gue takutlah di gencet ma senior kalo suka sama kakak kelas.Gue mau tenang sekolah"kataku
Aku tiba tiba melihat sosok Nino menghampiriku.
"Non,gue cariin!"katanya sambil duduk di sebelahku
"Ngapain?"tanyaku
"Mau nitip dompet sama handphone,gue mau tanding bola lawan anak XII IPS 2"katanya mengambil alih sendok di tanganku lalu mulai memakan sisa baksoku
"No,elo jadian ya ma Syntia?"tanya Juwi kepo
"Kok tau?,gosip cepat banget ya"katanya cuek tetap makan baksoku
"Ino,Syntia bukan sekelas ya ma kita pas kelas X?"tanyaku meyakinkan
"Iya Non,dari kelas sepuluh dia suka ma gue.Tapi ga gue tanggepin"katanya lagi
"Trus kok sekarang elo terima?"kejarku
"Kan gue lagi ga punya pacar.Sayang Non,Syntia juga cakep"katanya meminum es ku
Aku dorong bahunya
"Pesen sih,bakso gue sama es gue itu,Ino ih!"kataku kesal sebenarnya lebih kesal soal berita dia jadian sama Shintia sih.
Nino cengar cengir.
"Males ah ngantri.Elo aja yang pesen lagi.Enak ya bakso pake indomie gini,gue jadi ga perlu makan bakso rasa cuka.Elo kan doyan banget asem.Kalo maag elo kambuh aja ribet"kata Nino setelah menghabiskan baksoku dan minumanku juga
Aku merengut kesal.Nino bangkit lalu mengeluarkan dompet dari saku belakang celananya.
"Bayar tuh,gue gantiin"katanya meletakan uang pecahan dua puluh ribu padaku
"Mana ada dua puluh ribu"protesku
"Lah gue makan cuma setengah"katanya sambil mengacak rambutku
"Ino,Ih rambut gue berantakan!"kataku kesal
"Bukan masalah gue.Nih handphone sama dompet gue.Pegangin sampe pulang baru gue ambil"katanya sambil meletakannya di meja
"Gue ga mau nunggu elo main bola ya,gue mau pulang"jeritku karena Nino sudah berlalu
"Tungguin,kalo ga elo gue cium"jeritnya mengancam
Aku merengut kesal.Teman temanku tertawa memperhatikan kami
"Mana ada kan temenan kaya gitu"ledek Juwi
"Elo berdua kelewat mesra Queen"kali ini Linda yang ngomong
"Berbagi makanan berbagi sedotan,terus berbagi cinta"ledek Irma menyebalkan
Aku bangkit kesal dari bangkuku
"Gue ke kelas duluan ah"kataku
Mereka tertawa.Aku membayar baksoku dan minuman.Aku kantongi handphone Nino dan dompetnya di saku rokku.Rasa suntuk melandaku.Saat aku melewati lapangan aku melihat Nino sedang bercanda dengan teman temannya.Dia melihat ke arahku lalu melambaikan tangan.Aku hanya melengos,dan dengan konyolnya dia malah terbahak.Menyebalkan
Kok bisa ya?,kemarin kami ketemu Shintia,Nino tapi santai pulang sama aku.Tadi pagi,malah aku dan Karin bertemu Shintia untuk memberi uang lipstik yang kami ingin menitip beli pada mama Shintia,tapi Shintia tidak ngomong apa pun.Trus Nino dari dulu tidak pernah mau jadian dengan teman satu sekolah,alasannya biar pacarnya tidak ribet cemburu dengan kedekatan kami.Sekarang malah dia jadian sama Shintia.Aku mesti bersikap gimana???.Apa aku bisa kuat ya??,kalo sekarang aja aku rasanya mau nangis.
"Non!,ngapa lo?"tanya Roland karena aku tanpa sadar menabrak tubuhnya yang keluar dari kelasnya
Aku menggeleng
"Ga Rol!"kataku
Roland menangkap lenganku
"Kok pucat muka elo?,elo sakit?,Nino tau ga?"kejarnya
Aku tertawa meringis
"Ga Rol!apaan sih?,gue ga kenapa kenapa,tadi juga bis ketemu Nino,dia nitip dompet sama handphone mau tanding bola sama anak XII IPS 2"jelasku
Roland menatapku
"Tumben elo ga nonton?"tanyanya lagi
"Gue di suruh nulis di papan tulis buat catatan"sanggahku
Roland menatapku lagi
"Kalo sakit bilang ya!"pintanya
"Iya...."kataku sambil tersenyum
Roland berlalu dan menyempatkan diri menoleh menatapku lagi.Apaan sih dia,apa aku keliatan bete ya??
Sisa pelajaran hari itu membuatku suntuk parah.Aku mesti buru buru pulang.Jadilah aku tergopoh gopoh ke kelas Nino.
"Kar,Nino mana?"tanyaku saat melihat Karin keluar kelas
"Dari jam terakhir ga masuk kelas"katanya padaku
Aku mendengus kesal
"Queen tas Nino nih,orangnya di kantin kali"kata Deni teman sebangkunya
Aku menerima tas ransel Nino
"Thank's Den"kataku
"Ayo Queen elo mau balik ga?"ajak Karin
"Temenin gue dulu ke kantin Rin,Tas,handphone,sama dompet Nino ama gue"keluhku
"Ya udah ayo"kata Karin menarik lenganku
Aku dan Karin beriringan menuju kantin.Tujuanku kantin paling pojok tempat Nino biasa kumpul.Masih banyak anak anak cowo berkumpul di sana sambil merokok.
"Queen,pulang yuk,babang anter"tegur cowo cowo menggodaku
Aku hanya tersenyum menanggapi
Saat aku masuk kios aku dapati Nino senang mojok dengan Syntia.Nino memeluk Syntia dari samping posisi duduk Nino mengangkang di kursi kayu panjang.Dia mengungkung tubuh Syntia.Dia sedang sibuk menciumi Synthia
Aku menunduk melihat pemandangan itu.Karin meremas tanganku pelan.Aku menatap Karin sambil tersenyum tipis,Karin meringis menatapku balik
"Ino!"desisku menjeda
NIno menoleh ke belakang ke arahku.
"Non,elo mau pulang?"tanyanya santai sambil bangkit
Aku tersenyum canggung
"Hai Queen"sapa Syntia ikut bangkit
"Hai,nih No barang barang elo"kataku menyerahkan tas,handphone,dan dompetnya
"Elo mau pulang?"tanya Nino
"Iya,gue bareng Karin aja.Duluan Syn"kataku beranjak
Shintia mengangguk
Aku dan Karin beriringan menuju keluar sekolah
"Queen,Nino di belakang kita sama shinthia"bisik Karin
"Biarin aja"kataku
Aku keluar gerbang dan berniat naik angkot dengan Karin
"Naik taksi aja Non,panas"suara Nino terdengar di belakang
Aku dan Karin menoleh.Aku melihat Syntia sedang menunggu Nino di parkiran motor.Sedang Nino sudah mendekat ke arah ku
"Gue naik angkot aja,ada Karin"tolakku saat Nino ada di hadapanku
Nino hanya tersenyum lalu menyetop taksi.Dia membuka pintu taksi
"Jalan Hanila 3 pak!,Kembaliannya tar kasih dia aja"katanya sambil meyodorkan uang pecahan seratus ribu
Nino menutup pintu depan taksi dan membuka pintu bagian penumpang.
"Masuk Kar,Non!"katanya
Karin mendahuluiku masuk ke dalam taksi
"Masuk Non,panas.Sory ga bisa anter.Gue mesti anter Synthia"katanya mendorong badanku
Aku hanya diam
"Buruan panas"katanya sambil mencium pipiku kanan kiri."nanti malam gue telepon"lanjutnya sebelum menutup pintu
Taksi berlalu.Aku menoleh ke belakang,masih aku lihat lambaian tangan Nino.Aku berbalik dan menghela nafas
"Masih kuat lo suka sama dia?"tanya Karin
Aku diam
"Gue kadang heran ma elo deh Queen.Udah tau tuh laki banyak banget minusnya masih aja elo suka"keluh Karin lagi
"Udah sih Kar"kataku
"Udah apa?,move on deh lo,jauh jauh dari dia,cari cowo lain.Bisa mati berdiri kalo gini trus.Gue sih ogah"kata Karin
Aku tersenyum
"Dia yang ga mau jauh dari gue Kar,bukan gue ga mau"keluhku
Karin mendengus kesal
"Iya sih gue juga bingung,di bilang ga suka ma elo tapi mati matian nempelin elo trus.kalo di bilang suka tapi dia pacaran sana sini,mau nya apa sih si kampret!"maki Karin kesal
"Jangan tanya gue Kar"keluhku
"Elo cuma punya dua pilihan Queen"kata Karin
"Apa?"
"Ya elo bertahan tanpa mengeluh,atau elo tinggalin tapi harus ngerasa sakit"cetus Karin
Aku tertawa sambil menoyor kepalanya
"Itu mah gue tau pea,kirain elo ada saran lain.Kalo yang elo bilang tadi orang moron juga tau"kataku ngakak
Karin mengusap kepalanya sambil merengut.
Ya seperti yang Karin bilang aku memang ga boleh mengeluh kalo aku memilih bertahan.Kalian pasti ga tau rasanya.Dada tuh rasanya nyeri,nafas mendadak sesak.Belum lagi lutut rasanya lemas dan terakhir mata rasanya sakit nahan tangis.Rasa itu di perparah dengan harus berusaha kelihatan baik baik saja.Aku harus memasang ekspresi palsu.Tersenyum palsu sambil menekan rasa perih yang terasa di d**a.
Aku hanya bisa menumpahkan tangisku saat tidak ada lagi mata yang mengenalku,melepaskan semua rasa nyeri itu sendiri tanpa ada yang tau,termasuk Karin.Aku harus selalu memasang benteng kepalsuan.
Terkadang aku merasa lelah,terkadang aku merasa ingin menjerit mengungkapkan amarahku di hadapan wajah brengseknya.Aku bahkan ingin sekali bilang,"tolong sekali aja lihat aku sebagai perempuan,dan bukan jadi sahabat"
Tapi semua hal yang aku inginkan hanya ada di benakku saja.Saat dia datang lagi di hadapanku,seketika semua amarah itu hilang lenyap tanpa bekas.Hanya ada harapan dan harapan lagi di hatiku,dan juga rasa bahagia semu yang seolah berusaha menguatkanku to say "everything to be right"
Dan dia datang lagi tanpa rasa bersalah tanpa rasa berdosa.
"Ngapain Non?"sapanya sambil ikut duduk di sampingku di sofa ruang tengah
"Gimana elo bisa masuk?"tanyaku dari balik buku komik yang aku baca
"Bi ijah di depan lagi nyapu halaman,jadi gue bisa masuk"jelasnya
Aku diam saja
"Shinthia udah di anter pulang?"tanyaku
"Udahlah,kalo belum mana ada gue di sini"katanya sambil menarik komik dari tanganku
"Apaan sih?,gue lagi baca"kataku berusaha merebut komik dari tangannya
"Tapi gue lagi ngomong"katanya sambil menduduki komikku
Aku mendengus kesal
"Elo ngapain sih ke sini?"kataku kesal
"Mau ngajak elo nonton"katanya santai sambil menyenderkan tubuhnya di sofa
"Mager gue.Lagian elo kenapa ga ajak Thia aja sih"tolakku
"Not good Idea,kalo nonton ma dia gue ga bakal beneran nonton,gue bakal sibuk bikin film sendiri.Filmnya mau banget gue tonton"
Aku meringis merasakan rasa nyeri yang merambat naik
"Trus kenapa mesti ma gue,ma yang lain aja.Asli mager banget.Film apa sih?"
"Kapten America,Non.Ayo sih tar gue ajak elo makan bakso rusuk di krekot.Kata nyokap enak banget,ga nyesel deh"katanya lagi
"Ga mau gue,mama belum pulang"aku tetap menolak
Nino mengambil handphonenya
"Halo Tan...iya Nino Tan,...ga tan,mau ngajak Queen nonton,iya....iya...deket kok.Oh...oke ...oke..ga malam malam kok.Siap Tante Sofie...makasih.Asalamualikum"kata Nino sambil menutup Handphonenya
Aku melongo...
"Udah dapat izin...so ga ada alasan buat ga mau.Buruan atau gue yang mandiin"perintahnya
Aku bangkit dengan kesal.Kenapa mama ngasih sih,selalu kalo Nino yang izin pasti mama kasih,heran.
Akhirnya kami sampai di bioskop.Nino kelihatan banget keren.Kenapa sih dia bisa keliatan keren walau cuma pakai kaos junkies dan rippel jeans biru.Aku menahan nafas untuk pesonanya
Dia tidak pernah melepaskan rangkulan tangannya di leherku.Seakan tidak tau kalo aku trus menerus menahan nafas karena gugup.Tinggiku memang hanya sebatas bahunya kalo aku hanya pakai flat shoes.Jadi dengan dengan rangkulan tangannya di leherku,membuatku sering berhadapan dengan d**a bidangnya.Astaga....apa ga ada yang lebih menyiksa dari ini
Nino,pesonanya,dan harum khas Davidoff eco man yang dia pakai membuatku terbius dan mabuk.Rasa sesak dan sakit yang aku rasakan akhirnya lenyap tak berbekas.Bayangan Shintia,cewe lain,dan hal menyebalkan tentang Nino lenyap berganti perasaan hangat yang aku suka.
Aku terjebak di rasa yang membuatku terbuai lagi,lagi,dan lagi.
"Ino!,sinian ga"kataku berusaha meraih botol cuka yang dia pegang
Setelah nonton,Nino menepati janjinya mentraktirku bakso
"Tadi udah Non,mau berapa banyak lagi.Asam lambung lo bisa kumat"tolaknya sambil menaruh botol cuka di meja belakangnya agar aku ga bisa ambil
Aku merengut.
"Lama lama elo kaya mama sama papa,bawel"keluhku mengaduk ngaduk baksoku
"Yang repot banyak kalo elo sakit"katanya sambil makan
Aku menarik piringnya yang berisi nasi.Nino memang memesan bakso pakai nasi untukku dan dia.Aku memindahkan separuh nasiku ke piring Nino
"Kebiasaan jelek lagi,nasi lo sedikit banget sih.Elo belum makan dari sore Non"keluhnya melihat porsi nasiku
"Bomat"kataku mulai makan bakso
Kami menikmati bakso dalam keheningan
"Enak ga?"tanyanya
Aku tersenyum
"Enak,liat nih tulangnya...yummy!"kataku senang
Nino tergelak
"Tadi aja ga mau di ajak ke sini,sekarang aja girang"katanya sambil mengacak rambutku
Huff!,aku menahan nafas lagi
"Demen banget ngacak rambut orang"keluhku kesal sambil memperbaiki jepitan rambutku
Nino menghibahkan tulang tulang iga di mangkuknya ke mangkukku.Aku menatapnya
"Gue kekenyangan,lupa elo udah nyumbang nasi elo buat gue"katanya
Aku cengar cengir
"Makasih Ino ino"kataku senang
Nino hanya tersenyum lalu melanjutkan makan.Aku dengan antusias menghabiskan baksoku.Nino selesai makan lebih dulu.Dia sibuk memperhatikanku makan sambil senyum senyum
"Kenapa?"tanyaku heran
"Elo kalo di suruh makan bakso pasti semangat,coba kalo suruh makan nasi susah banget"keluhnya
Aku cengar cengir sambil gegeroti tulang.Nino mengambil tisu lalu melap mulutku yang belepotan
Aku tertegun
"Elo makan berantakan banget sih,nanti lengket"katanya sambil melap mulutku
Aku mematung
"Udah bersih,makannya pelan pelan Non.Kalo kurang pesen lagi aja"katanya membuang bekas tisu di piring bekas dia makan
"Makasih"bisikku sambil meredam detak jantungku
Kami terdiam lagi.Nino sibuk merokok
"Ayo No udah rapi"kataku bangkit
Nino mengekor lalu membayar makanan kami.
"Jacket lo seretingin Non,dingin!"katanya sambil memakai helm
"Iya bawel"kataku melaksanakan perintahnya lalu memakai helm juga.
Aku naik ke boncengan motor.
"Udah belum?,pegangan Non!"katanya
"Ayo!"kataku memeluk pinggangnya
Nino mengelus tanganku lalu menghidupkan motor.Aku merinding lagi.Huh!,perlakuan manis Nino pasti menghias mimpiku nanti malam.
Aku mengeratkan pelukanku di pinggang Nino saat dia mengencangkan laju motornya
"Dingin Non?"tanyanya berteriak
"Ga...takut kekencengan,modus sih lo"kataku ga kalah teriak
Nino tergelak malah mengencangkan laju motornya lagi
"INO!"jeritku
Keesokannya di sekolah malah lebih gila lagi.Dia menarik tanganku yang menolak dia antar pulang.
"Sana pulang sama Thia,gue pulang ma Karin!"tolakku berusaha melepaskan cekalan tangannya
"Ga,bareng gue!,gue anter Thia pulang baru gue anter elo!"tolaknya
Aku menatap ke arah Shintia yang senyam senyum
"Resek lo!"kataku pasrah dalam cekalan tangannya
Nino tertawa
"Bodo!"katanya
Dan dia berhasil mendorongku masuk ke bangku belakang mobilnya.Aku manyun maksimal.Coba dia jadi aku!,pasti kesel deh.Dia santai ngorol mesra dengan Thia sepanjang kami pulang memgantar Thia,lah aku mesti diam memgawasi kemesraan mereka sambil main handphone.Sakit banget kan??
"Pindah depan Non!"perintahnya begitu Thia sudah turun dari mobil
"Ga mau!"tolakku jutek
"Mau nurut apa gue paksa!"ancamnya
Aku mendengus kesal lalu pindah duduk di depan.
"Nah gitu,walaupun elo Noni,tetap aja gue bukan supir elo!"katanya sambil berlalu dari depan rumah Shintia
Aku malas menanggapi lagi.
Tidak hanya memgantarku pulang,Nino juga kadang mengajakku kalo dia pergi dengan Thia untuk makan setelah pulang sekolah.Mana dia malah sibuk marah marah soal makanan yang aku malas makan
"Makan ga!"perintahnya galak
"Lagi nasi,gue kenyang,di rumah juga tar bibi maksa gue makan nasi!"tolakku
Nino malah bangkit dan pindah duduk di sebelahku.Aku melihat ke arah Shintia yang senyam senyum,aduh perasaan dia gimana coba?,Nino benar benar parah nih.
"Buka mulut!"perintahnya
Aku menggeram
"Udah sana gue bisa makan sendiri"tolakku merebut sendok dari tangannya
"Tapi elo makan!"katanya
"Iya...udah sana!!"kataku mendorong tubuhnya bangkit
Dia pindah lagi duduk di sebelah Shintia dengan tidak rela.Tapi tak lama dia malah di suapi Thia karena masih sibuk mengawasiku makan.Aku benar benar merasa tidak enak pada Shintia.Aku jadi buru buru menghabisan makananku.
Setelah makan Shintia malah mengajak nonton
"Gue balik aja deh,masa gue mandorin orang pacaran!"tolakku
Nino dan Shintia malah tertawa
"Ga apa Queen biar latihan kalo elo pacaran jadi ngerti caranya kalo mesti kencan!"kata Shintia
Aku meringis
"Tau loh,kapan lagi gue jadi raja minyak bisa giring dua cewe cakep nonton!"kata Nino merangkul bahuku dengan sebelah tangannya,sedangkan tangan dia yang lain dipakai merangkul bahu Shintia
"Raja minyak dari jonggol,kalo elo pacaran sama Karin tuh baru elo raja minyak!"kataku
Nino ngakak berdua Shintia.Aku pasrah lagi nonton bersama Nino dan Thia.Di dalam bioskop aku lagi lagi mesti menahan rasa sakitku saat Thia merebahkan kepalanya di bahu Nino.Aku puta pura sibuk dengan popcornku.Hadeh bikin sakit hati maksimal.
Masa aku mesti banget terjebak di situasi kaya gini sih.Kalian bayangkan,aku pergi nonton sama cowo yang aku suka dan dia sama pacarnya.Ini hal tergila yang pernah aku lakukan,ga lagi lagi deh aku mau ikut.
Beberapa hari ke depan,aku mulai tegas menolak
"Gue pokoknya ga mau ikut!"tolakku begitu Nino mengajakku lagi nonton dengan Shintia
"Lah ngapa?"protes Nino
Aku menghela nafas pelan
"Gue cengok lihat elo mesra mesraan!"kataku mendahuluinya jalan ke pintu keluar sekolah
"Mana ada gue mesra mesraan kalo ada elo!"sanggah Nino mencekal tanganku
Aku menghentikan langkahku
"Pokoknya gue ga mau!,gue bakal ikut kalo gue juga punya teman kencan!"kataku
Nino melotot
"Gue yang ga mau!"tolak Nino
"Bagus dong,berarti gue bisa kencan berdua"kataku melepaskan cekalan tangan Nino
"Apaan sih Non,elo emang mau kencan sama siapa?"tanya Nino
"Kencan ma gue!"kata Roland menyelamatkanku
Aku tersenyum
"Ayo Rol!"ajakku menarik tangan Roland
Nino melotot ke arah Roland
"Apaan sih Rol?,jangan gila deh!"kata Nino
Aku dan Roland cekikikan
"Lah emang gue mau nonton ma Noni,ayo Non!"ajak Roland merangkul bahuku
"Non!,ih!"keluh Nino
Aku tak perdulikan!,apa lagi saat aku menoleh,Shintia sudah menghampiri Nino.Aku jadi melanjutkan langkahku dengan Roland
"Obi sama Omen mana?"tanyaku begitu sampai motor Roland
"Di kantin ma Karin,Omen suruh gue nyari elo,eh bener elo lagi bete ma kelakuan Nino!"kata Roland
Aku menghela nafas
"Dia sih parah,masa gue mesti ikut dia pacaran!"keluhku sambil menerima helm yang Roland sodorkan
"Kampret sialan,elo ga nolak?"tanya Roland naik ke motor besarnya
"Udah...siapa yang bisa nolak dia,untung elo datang,bete Rol!"curhatku
Roland gantian menghela nafas
"Ayo pulang,apa mau nonton ma gue?"godanya
Aku tertawa
"Traktir gue ga?"balasku
"Bawel!,ayo Non naik!,panas!"kata Roland
Dan dia benar benar ngajak aku ke mall
"Elo beneran ngajak gue ke mall?"tanyaku senang
"Iya...jangan nonton ya?,gue mau nyari buku Non,ga apa kan kita ke gramed?,apa mau makan dulu?"tanya Roland
Aku berbinar
"Gramed dulu,makannya nanti aja!"kataku
Roland mengangguk.Lalu kami beriringan menuju Gramed
"Pantes Nino demen dekat elo,menye menye gini!"ledek Roland waktu melihatku merengkul lengannya
Aku tertawa
"Kalo keberatan di rangkul cewe keceh,gue bisa lepas"kataku
Gantian Roland ketawa
"Ga apa dah,mumpung kampret ga ada"jawab Roland
Akhirnya kami nongkrong di Gramed.Seru sih sama Roland.Dia beli beberapa buku latihan soal.Sayang Nino menyerang kami dengan teleponnya.
"Kampret nelpon trus nih!"lapor Roland
Aku tertawa
"Biarin aja,dia juga telepon gue,mau ngapain coba.Kayanya Thia ga bisa bikin dia sibuk,sampe masih perlu ganggu gue!"kataku berusaha santai
Roland menutup bukunya lalu menatapku
"Elo sayang ga sih Non sama Nino?"tanya Roland
"Sayang !"jwabku tapi aku menghindari tatapan Roland
"Kalo sayang,trus elo nyaman liat dia sama Thia?"tanya Roland lagi
Aku diam kali ini
"Gue ga tau sama elo berdua,apa sih yang elo berdua tunggu.Nino kalo gue tanya,bilang sayang juga sama elo,sekarang elo juga.Yang gue bingung kenapa elo berdua ga mutusin pacaran aja"kata Roland pelan
Aku menutup buku di tanganku dan mengembalikan ke rak lalu pindah tempat menghindar
"Non!"cegah Roland menahan tanganku
Aku menghela nafas
"Apa lagi?,Nino itu walaupun bilang sayang sama gue,tapi sayangnya dia ga kaya yang elo bayangin Rol,dia cuma takut gue ga kasih bantuan sama.urusan PR,tugas sekolah dia,makanya dia perhatian"kataku
"Kalo elo sayang sama Nino karena alasan apa?"tanya Roland
"Ya sayang...cuma ya gitu....gue bukan tipe yang cewe bitchy yang bisa gamblang ngomong sayang sama cowo,apalagi sama cowo model Nino yang cewenya bertebaran.Ga deh...nanti gue sakit hati Rol.Lagi elo,ribet amat sama konsep sayang gue ma Nino.Biar aja dia sama pacarnya Rol,lagian dia ga merubah sikapmya sama gue walaupun dia punya pacar,gue juga bakal melakukan hal sama.Slow gue ma dia bakal baik baik aja.Cuma kali ini gue mesti tegas kalo gue ga suka terlibat di hubungan percintaan dia ma Thia,gua ga enak ma Thia !"jelasku
Roland terdiam menatapku tak lama dia tersenyum
"Makasih Non!"katanya
Aku mengerutkan dahiku
"Untuk?"tanyaku
"Tetap bertahan dekat kampret walaupun kelakuan dia bikin elo sakit jiwa!"kata Roland
Aku tertawa
"Udah ah,ayo bayar trus kita makan bakso!"ajakku
Roland menurut dan membayarkan juga bukuku
"Lah gue bayar sendiri aja!"tolakku
"Gue lagi latihan jadi gantleman,kalo gue punya cewe jadi gue ga kaget!,kalo pacar gue kaya anak juragan minyak bisa syok gue kaya Obi!"kata Roland sambil memberikan uang pada kasir untuk membayar buku kami
Aku tertawa
"Kalian tuh pada di bilang b******k tapi ngapa pada kiyes kiyes gini!"ledekku
Roland tertawa
"Bawel!,ayo makan!,gue traktir lagi Non,biar latihan lagi!"kata Roland
Aku tertawa lagi.Indahnya makan bakso ga ada Nino,aku bisa santai makan bakso sesuai seleraku.Sampai aku foto dan aku jadikan status WA ku.Pesan Nino masuk bertubi tubi yang ngamuk ngamuk lihat aku makan bakso dengan warna kuah hampir seperti sambal.
"Anjir kampret bilang mau bakar gue,padahal gue kasih elo makan!"keluh Roland saat aku menunjukan pesan Nino
Aku tertawa.Setelah makan,Roland mengantarlu pulang.Dia menolak mampir,tepat Roland pulang malah Nino yang datang
"Elo mau ngelawan gue ya?,mau gue cuekin elo lagi?"semprotnya tanpa basa basi
Aku tertawa
"Cuekin aja,enak dong gue ga dengar omelan elo!"jawabku santai main handphone lagi membalas pesan Omen,Obi dan Karin
Nino menggeram kesal dan hampir mambanting handphoneku
"Ini apa lagi!,ngapa banyak nomor ga jelas ngechat elo!"keluhnya menghapus nomor nomor chat cowo menanggapi statusku.
Aku tertawa
"Repot lo kaya aki aki.Gue kan lagi nyari pacar biar ga repotin elo lagi!"kataku
Dia menatapku lalu memberikan handphoneku lagi
"Awas aja elo pacaran,gue putusin sih shintia trus gue perkosa elo!"ancamnya
Aku terbelak
"Apaan sih,kasihan Thia,dia beneran sayang elo!"protesku
"Ga ngefek buat gue,kalo gara gara gue oacaran ma dia,trus elo ga sayang gue lagi!"jawabnya lesu dengan menyandarkan tubuhnya di sofa
Aku terdiam
"Gue sayang elo No,ga akan berubah walau elo pacaran sama siapa pun,kan elo juga tetap sayang gue walaupun elo pacaran ma orang!"kataku menatapnya
Nino menatapku
"Awas bohong,trus awas kalo elo hindarin gue cuma gara gara gue pacaran ma Thia!"ancamnya
Aku tertawa
"Iya...astaga...ga percaya amat"kataku
Nino merangkul bahuku
"Susah banget sih Non,bikin elo ngerti!"keluhnya
Aku mengerutkan dahiku menatapnya
"Ngerti apa?"kejarku
Nino menghela nafas
"Ga usah di pikirin,tar elo sakit.cukup elo jangan berhenti sayang gue,sisanya biar gue yang mikir!"katanya
Aku mengangguk lalu balas memeluknya,karena dia sudah memelukku.Aku dan dia sama sama ngerti,lalu Shintia???,apa bakal ngerti juga???.
Makin ribet urusannye dengan postingan Nino di IG nya dengan foto belakangku yang sedang main PS berdua dengannya.Fotonya masih ngeblur sih,mungkin orang ga akan tau juga.Tapi captionnya itu loh.Biar aku trus menyayangimu tetap dengan caraku,begitu tulisnya
Hadeh....dan WA ku penuh dengan pesan Karin,dan trio curut.Aku sampai tidak berminat untuk membalas.Bingung banget juga mesti konfirmasi apa.Gerenino Dean Sumarin,anda bahaya sekali.