Ngambeknya Nino yang ga jelas berlanjut.Aku asli di cuekin,dia ga nyontek PR ku dan milih bolos pelajaran atau nyotek PR sama yang lain.Aku mau tegur tapi aku gengsi.Kalau sama Omen dan Gendis masih bercanda atau ngobrol.Kalo aku nimbrung,dia langsung diam,aku sampai ga niat jeda lagi.Jadi aku kadang hanya nguping kalo dia ngobrol.Yang parah dia ga antar aku pulang lagi dan sibuk memastikan aku makan.Aku jadi ga minat buat makan dan milih di dalam kelas.Paling aku makan bekal roti yang di buatkan bibi dan menitip minuman sama Gendis.
"Elo keluar main ga ke kantin?"tegurnya saat bel pulang sekolah setelah 3 hari dia cuekin aku
"Males"jawabku
"Anak juragan minyak?"tanyanya
"Ada!"jawabku asal dan memilih sibuk memasukan bukuku ke tas
Aku pikir dia bakal maksa aku makan atau ajak aku pulang,eh dia malah keluar kelas dan meninggalkanku
Aku menghela nafas pelan
"Ayo gue anter pulang!"ajak Omen
"Ga usah gue balik sendiri aja!"kataku
"Ga usah sok nolak!,ayo buruan!"ajak Omen memaksa
Aku akhirnya memilih menurut.Aku berjalan beriringan dengan Omen.Di koridor aku bertemu Karin dan Sinta
"Elo balik sama siapa?"tanya Karin
"Sama gue Kar!"jwab Omen
Karin menghela nafas lega
"Titip ya,gue mau jalan ma Sinta cari baju cheers baru"kata Karin
Omen mengangguk
"Nino?"tanya Sinta
"Sibuk"jwabku tersenyum
Sinta menatapku lalu Karin
"Udah ayo ah!,keburu panas!"kata Omen menarik tanganku
"Gue balik dulu!"jeritku pada Karin sama Sinta
Di parkiran malah aku bertemu Nino,Roland dan Obi
"Lah tukang ojeknya ganti?"ledek Roland melihat aku mendekat ke arah motor Omen
Nino tertawa dan Obi hanya menatap ke arahku yang diam
"Gue udah di pecat!"jwab Nino santai
Aku terbelak ke arahnya lalu menunduk lagi.Apaan sih di pecat?,ada juga dia yang cuekin aku.
"Udah di jawab kan sama kampret?,ayo le pulang!"ajak Omen menstater motornya.
Aku buru buru naik ke boncengan motor Omen
"Gue balik ya!"kataku melambaikan tangan ke arah tiga cowo yang masih mengawasi kepergianku dengan Omen
Aku dan Omen berlalu keluar gerbang sekolah.Kami terdiam sampai tiba di depan rumahku
"Maksih ya!"kataku melompat turun
Omen mengangguk
"Elo kenapa ga nurut sih sama Nino?"tanya Omen
"Buat apa?"tanyaku
Omen menghela nafas pelan
"Dia benaran sayang karena dia khawatir takut elo sakit lagi dan di modusin cowo brengsek.Susah amat buat nurut"kata Omen
"Gue nurut kok!"sanggahku
"Elo tetap ikutan dance ga jelas,udah tau Nino ga suka"kata Omen
"Kenapa gue mesti nurutin semua yang dia suruh,pacar gue aja bukan"kataku sewot
"Ya elo tinggal bilang ma dia,kalo elo harus jadi pacarnya baru elo mau nurut ma dia"jawab Omen santai
Aku merona
"Elo pikir gue cewe cewe btchy yang nembak dia duluan buat jadi pacarnya?"cecarku jutek
"Kenapa ga?,pasti di terima kok!"
"Kenapa bukan dia yang nembak gue duluan?"tantangku
"Kan yang jadi masalah kalo dia nembak elo,elo mau apa ga??,elo udah di kasih perhatian dan di sayang aja ga bisa ngerti kalo dia beneran sayang elo,dia takutlah elo tolak!"kata Omen
Aku diam kali ini
"Serah deh Le,terserah elo mau gimana sama Nino.Gue ngomong karena gue bete lihat elo berdua diem dieman ga jelas,padahal sebelumnya selalu becanda atau ribut ga jelas.Satu hal ya...Nino itu tulus sayang sama elo,terlepas elo ma dia cuma temenan dan dia mondar mandir ma cewe cewe.Gue cabut yak!"pamit Omen di akhir omongannya
Aku mengangguk.Dia mengacak rambutku seperti Nino lalu berlalu pulang dari rumahku.Tapi aku tidak merasa deg deg kan seperti kalo Nino mengacak rambutku.
Aku akhirnya masuk rumah dengan gontai.Aku ganti baju dan makan dengan lesu.
"Den Nino ga kesini sini neng?"tegur bibi
Aku tersenyum
"Bibi kangen ya?"ledekku
Bibi tertawa
"Iya neng,aneh ga ada suara den Nino yang marah marah nyuruh eneng makan!"kata bibi
Aku diam
"Dia sibuk bi!"jawabku
"Ga bisa maksa sih ya neng,ya udah makan!"kata bibi lalu berlalu ke belakang
"Bibi aja kangen,apalagi aku!"gunyamku sendiri
Aku jadi ga minat menghabiskan makanku.Menunya ayam goreng dan sayur lodeh,menu favorit Nino.Malah aku semakin kangen dia.Aku tinggalkan makananku lalu ke kamar.Di kamar aku menimbang nimbang handphoneku,bingung mau telepon apa ga,tapi aku milih mengurungkan niatku.Nanti malah dia kepedean aku cari cari.Aku jadi memilih tidur untuk meredam rasa rinduku.
Perang dingin antara aku dan Nino berlanjut trus.Aku semakin bete karena dia semakin cuekin aku dan dekat dekat trus sama cewe cewe yang terus mencoba menarik perhatiannya.Dan Nino seperti menikmati moment dia di kagumi.Bikin kesel tapi aku juga tidak bisa protes.Dia juga sering antar cewe cewe yang merengek minta dia antar pulang.Aku hanya diam dan buru buru berlalu kalo dia mergokin aku sedang mengawasinya.
"Cari cowo deh kalo elo bete"kata Karin karena aku terlihat suntuk trus
"Siapa Karina?"tanyaku gemas
"Ya mulai dengan cowo cowo yang ngajak elo kenalan"kata Karin
Benar juga
"Kalo elo rasa nyaman coba aja dulu,kalo ga nyaman ya tinggal!"saran Karin
Aku mengangguk.Akhirnya aku mulai membuka diriku,aku mulai menerima kalo ada cowa yang ajak aku kenalan dan minta nomorku.Sampai aku kenalan dengan seorang anak basket,anak kelas X 2 samping kelasku.Kami kenalan waktu aku menemani Karin dan Sinta latihan cheers di lapangan basket sekolah.Aku sendiri mundur teratur dari Cheers dan fokus dengan ekskul paduan suara sesuai permintaan Putri.Orangnya ganteng dan konyol seperti Nino.Aku suka melayani dia chat,chat yang kadang tidak penting.Namanya Arenza,biasa di panggil Anza.
Karin dan Sinta mendukung aku dekat dengan Anza.Hanya Omen yang mendadak kepo melihat aku nongkrong di kantin berdua Anza sewaktu pulang sekolah.
"Ayo balik Le!"ajaknya menarik tanganku
"Gue balik ma Anza!"tolakku melepaskan cekalan tangan Omen
Omen diam sejenak lalu menatap Anza tajam
"Elo bisaka, kalo gue nitip antar Queen balik selamat sampai rumah?"tanya Omen pada Anza
Anza tertawa
"Pasti brothers slow ae"jawab Anza
"Gue pegang omongan elo!,gue balik Le"pamitnya berlalu
Aku hanya mengangguk.Aneh deh lihat Omen galak gitu.Apa dia di suruh Nino ya?,apa juga karena setia kawan sama Nino jadi ikutan marah liat aku ma cowo lain???,aku jadi ga habis pikir sendiri.
Aku dan Anza malah pulang telat karena Anza harus latihan basket sebentar.Aku menemaninya di pinggir lapangan basket,ada Karin dan Sinta juga yang sedang latihan,tim basket memang mau menghadapi pertandingan antar sekolah jadi latihan dan anak cheers bakal ikutan.
Setelah latihan aku dan Anza pulang lebih dulu sedangkan Karin dan Sinta bertahan nongkrong di kantin dengan anak anak cheers.
Kejadian tidak terduga justru terjadi pas aku dan Anza tiba di parkiran,aku menemukan cowo cowo sedang santai ngobrol sambil tertawa termasuk Nino and genk.
"Anjir bule pacaran!"ledek Obi
"Baru tau gue bule punya pacar!"suara Roland
Aku menunduk melewati mereka menuju parkiran mobil di mana mobil Anza di parkir.
"Di salip lo No ma Anza,parah dah!"suara cowo lain.
Aku mengangkat kepalaku tepat dengan tatapan tajam mata Nino.Aku buru buru menunduk lagi
"Ga usah di dengarin Queen!!"bisik Anza lalu menggenggam tanganku.
Aku mengangguk pelan dalam genggaman tangan Anza.Dan aku tidak rasakan kehangatan seperti saat Nino menggenggam tanganku.Kalo Nino yang begini pasti hatiku sudah jumpalitan tidak karuan sampai aku sesak nafas saking deg deg annya.Tapi dengan Anza aku tidak merasakan hal itu.
Aku menurut sewaktu Anza menyuruhku masuk mobil dan berlalu dari sekolah.
"Elo ga pacaran kan sama Nino?"tanya Anza sambil menyetir
Aku memggeleng
"PDKT mungkin?"tanyanya lagi
Aku memggeleng lagi.Ngapain dia ngomongin Nino sih
"Kenapa nanya ginian sih?"keluhku
Anza tertawa
"Ya...gue takut kalo di sangka tikung gebetan orang atau pacar orang!"jawab Anza santai
Aku merona
"Gue ma Nino emang dekat karena kita sekelas,selebihnya biasa.Elo tau sendiri kalo dia di kelilingin cewe trus.Ga siap gue kalo mesti jadi pacar Nino sih!"sanggahku
Lah benarkan kalo aku ngomong gitu.Mana tahan aku kalo jadi pacar Nino,sementara cewe cewe berusaha banget bisa dekat dia.
Anza tertawa pelan
"Ya kalo Nino,siapa sih cewe yang ga mau,ganteng punya,bad boys,trus tajir"kata Anza menghentikan mobilnya di lampu merah
"Trus elo takut kalo mesti saingan ma Nino,ga ada cewe yang mau sama elo apa?"tanyaku sambil tersenyum menatapnya
Anza tertawa lagi
"Banyak!,tapi gue lebih pemilih ga kaya Nino, gue ga suka cewe sembarangan,gue maunya kaya elo,yang cantik trus pinter"godanya sambil menatapku
"Receh!"desisku merona
Anza terbahak lalu menjalankan mobilnya lagi.Kami sempat diam sebentar.
"Mereka tadi pada darimana sih?,kok jam segini masih di sekolah?"tanyaku
Anza menghela nafas
"Paling abis tawuran,ngapain lagi!"jawabnya
Aku terbelak
"Serius?"tanyaku
"Yap...dan gue termasuk yang ga tertarik tawuran,semoga elo berkesan!"godanya
Aku tertawa canggung.Yang aku pikirkan justru Nino dan genk.Nino sempat sih beberapa kali batal antar aku pulang,walaupun dia tetap jegatin aku taksi dan mastikan aku sampai rumah.Kalo dia menyusulku ke rumah,bajunya suka kotor banget dan dia berantakan.Dan biasanya dia suka numpang mandi dan ganti baju.Berarti dia habis tawuran.Bahaya ini.
"Queen!,bengong!"tegur Anza
Aku gelagapan
"Ga...gue cuma ingat kalo ada tugas yang belum gue kerjain!"dustaku
Anza tertawa
"Susah ya jadi anak pinter,otaknya cuma pelajaran doang!"ledeknya
Aku cuma cengar cengir.
Sisa perjalanan kami terdiam sampai tiba di depan rumahku
"Mampir ga?"tanyaku
Anza menggeleng
"Ga deh,mau.mandi gue,lengket"tolaknya
"Okey,gue turun ya dan.makasih!"kataku
"Yap...met istirahat Queen"kata Anza sebelum berlalu.
Aku masuk rumah dan jadi sibuk memikirkan soal Nino dan genk yang suka tawuran.Aku mesti berbuat sesuatu.
Besoknya aku jegat Nino begitu bel pulang terdengar.
"Gue mau ngomong!"kataku mencegat jalannya
Dia menatap Omen lalu menatapku
"Soal?"tanyanya
"Bisa ga?"kejarku
Nino menghela nafas pelan
"Gue tunggu di kantin!"kata Omen berlalu
Nino hanya mengangguk pelan ke arah Omen.
"Di mana ngomongnya?"tanya Nino
"Di sini juga boleh!"kataku
Nino duduk di meja ku dan aku duduk di meja di hadapannya.Kami terdiam sampai kelas kosong dan tinggal kami berdua
"Buruan,gue laper"perintahnya
Aku menghela nafas pelan
"Elo suka tawuran ya?"tanyaku
Nino mendengus pelan
"Kirain gue lagi mau pamer punya pacar!"ledeknya
"Ga jelas lo!,buruan jawab!"perintahku jutek
"Bukan urusan lo kali!,awas ah gue laper"katanya meloncat turun dari meja
Aku mencekal tangannya
"Gue belum selesai!"kataku
"Ck..ga usah sok perduli deh!"katanya melepaskan cekalan tanganku
"Siapa bilang?,gue perduli sama elo!"kataku mencekal tangannya lagi
Nino tertawa satir
"Perduli?,yang benar aja!"katanya melepaskan cekalan tanganku lagi
"No!,dengar dulu!"jeritku
Nino menghentikan langkahnya lalu berbalik mendekat lagi.
"Apa yang mesti gue dengar,kalo elo juga ga pernah dengar gue.Non!,gue perduli sama elo,perduli banget malah.Gue larang karena gue sayang.Gue ribet mastiin elo makan,ribet mastiin elo sampai rumah,ribet kalo elo dekat cowo,ribet kalo elo ikut dance ga jelas,semua Non yang bisa bikin elo sakit dan kesusahan!,semua gue lakuin karena gue sayang.Sekarang kalo elo ga mau gue perduliin dan milih ga dengarin gue ,ngapain gue cape cape dengerin rasa perduli elo"katanya sambil menatapku tajam.
Aku diam menatapnya
"Sekarang,gue anggap elo bisa urus diri elo sendiri.Lagian udah ada Anza yang bisa elo repotin.Gue mah apaan sih?,cuma cowo bandel dan urakan.Trus satu lagi,ga usah sok perduli sama gue.Mau gue tawuran,mau gue bolos pelajaran,mau gue bangor.Gue ga ngusahin elo.Gue bisa Non hidup tanpa elo!!"lanjut Nino
Emosiku langsung naik ke kepala
"Trus menurut elo karena gue sering repotin elo,gue juga ga bisa hidup tanpa elo??"tantangku sambil tolak pinggang
Nino tersenyum mengejek
"Oh...bagus...jadi ga bikin repot!"jawabnya lalu berlalu dari hadapanku.
Aku terus menatapnya sampai dia lenyap keluar kelas.Aku terengah karena emosi yang membuat kepalaku ngebul,tapi airmataku malah lolos tanpa bisa aku cegah.Aku merasa benar benar kehilangan Nino.Setelah aku merasa lebih tenang aku melangkah gontai keluar kelas dan pulang setelah menjegat taksi.Aku sendiri dan tanpa Karin.Nino benar kali ini,aku memang cuma bisa bikin orang repot.
Hari selanjutnya hubunganku dengan Nino semakin renggang,aku tak perdulikan apa pun yang berhubungan dengan Nino.Aku sibuk dengan ekskul padesu dan aku semakin membiarkan Anza mendekat.Aku mengabaikan tatapan sinis Nino dan gelengan kepala Omen kalo Anza menyusulku ke kelas untuk keluar main bareng atau mengantarku pulang.Aku berusaha menunjukan pada Nino,kalo aku juga bisa mengurus diriku tanpa bantuannya.
"Elo jadian sama Anza?"tanya Karin saat aku menemani Anza latihan basket dan Karin harus latihan cheers
Aku menggeleng
"Ga!"jawabku malas
"Siapa jadian sama siapa?"tanya Sinta yang datang bergabung dengan dua gelas es teh manis di tangannya
Karin merebut es teh manis di tangan Sinta,begitu Sinta duduk di sisi kiriku di barisan bangku penonton lapangan basket indorr sekolahku
"Gue lagi tanya Queen jadian ma Anza apa ga?,katanya ga"jawab Karin
"Trus elo ma Anza jadinya gimana?"tanya Sinta sambil menawariku es teh manis nya
Aku menggeleng
"Ya masa gue yang nembak,lagian gue ga terlalu minat,biasa aja"jawabku
Sinta tertawa
"Karena Nino ya?"ledek Sinta
"Sama kaya elo ma Rengga?"ledek Karin
Sinta makin keras tertawa
"Maksudnya apa sih?"tanyaku
Karin menggigit sedotan es teh manisnya
"Ya sama kaya elo ma Nino,friendzones yang bikin baper"kata Karin
"Ya elah Kar,kaya elo ga aja ma Obi!"ledek Sinta
Karin terbelak
"Gue sih ogah,Obi mah terus terang kok suka gue.Gue nya aja ga mau!"kata Karin
"Alasannya?"tanyaku
Karin menghela nafas
"Gue belum minat pacaran cong,masih mau nikmatin moment gue masuk SMA tanpa ribet ma cowo yang bakal larang gue ini itu,kalo gue kenal cowo cowo.Gue masih mau nongkrong dan main ke sana kesini tanpa punya kewajiban bikin laporan.Entar dah kalo gue bosen"jelas Karin
"Tar Obi di tikung orang"ledek Sinta
Karin tertawa
"Berarti dia di ciptain bukan buat gue.Ada cowo lain yang bakal menjaga hati gue"jawab Karin
Aku dan Sinta cemberut
"Gaya lo!"kataku menoyor kepalanya
Dan kami bertiga jadi tertawa bareng.Padahal aku jarang bergabung dengan Karin dan Sinta,tapi kalo sudah kumpul ya seperti ini.Sikap Karin ga pernah berubah padaku,walaupun dia akrab dengan Sinta sekarang,malah Sinta yang jadi mengakrabkan diri sama aku,begitu juga aku pada Sinta.
Kembali ke soal Anza,semakin kami dekat,justru aku menemukan banyak kekecewaan.Dia tidak seperti Nino.Memang sih dia antar aku pulang dan traktir aku makan,tapi gimana ya..banyak hal yang ga bisa aku samakan dengan Nino.Pas kita pergi nonton misalnya,Anza santai tuh lihat aku pergi pakai hot pants dan kaos ketat.Kalo Nino pasti ngamuk ngamuk suruh aku ganti baju
"Kenapa sih No,hotpants doang!"keluhku menolak ganti
"Kalo gue aja gemes mau perkosa elo,apalagi cowo cowo di luar sana!,belum kalo dalam bioskop!,mau lo gue emek emek karena gue h***y!"katanya galak
Aku ngakak
"Jadi h***y nih liat gue pake hotpants?,kok kalo elo nongkrong di rumah gue,elo santai liat gue pake celana dede gemes"godaku
Nino mendengus kesal
"Di rumah elo ada bibi yang trus bikin gue waras,beda sama di luar,ga bakal selamat lo ma gue,buruan ganti!,kalo ga,ga usah jadi nonton!"ancam Nino galak
Aku menghentakan kakiku kesal lalu ganti baju.Jadi kalo aku pergi sama Nino,aku harus selalu pakai celana jeans panjang dan kaos plus switer atau jacket.Kalo aku pakai rok,baru boleh pakai kalo sepanjang lutut dan di suruh pakai celana street.Ribet deh pokoknya.Nah Anza tidak seperti Nino.Santai aja tuh,malah aku yang jadi risih karena pas duduk di mobilnya,pahaku jadi terekpose dan aku jadi ga nyaman duduk sampai aku tutupi pahaku pakai tote bag yang aku pakai.
Di bioskop Anza lagi lagi tidak seperti Nino yang menyuruhku berdiri di hadapannya saat antri tiket,Anza santai aja tuh aku berdiri di belakang dia.Padahal aku udah risih karena di belakangku cowo yang dari tadi liatin bokongku sampai aku berinisiatif pindah berdiri di hadapannya Anza
"Kenapa?"tanya Anza begitu aku pindah berdiri di hadapannya
"Ga...takut ga dengar elo cerita!"dustaku
Anza tersenyum
Aku menghela nafas pelan,nonton sama Anza ga ada popcorn dan minuman,kalo Nino pasti beli sebak popcorn dan kita bakal terus makan sambil nonton dan minum juga.Ini aku jadi bengang bengong bego.Belum tangan Anza yang sering banget nangkring di pahaku.Hadeh...bikin aku risih dan repot pindahin tangan dia terus.Kalo sama Nino malah aku ga risih yang terus merebahkan kepalaku di bahunya,abis Nino juga malah santai,paling dia ledekin aku
"Elo manja amat sih trus sok romantis nonton sambil menye menye,ngarep gue cium ya?"ledeknya berbisik
Aku buru buru duduk tegak lagi.Nino ngakak.
"Ya elah ngambek,sini nak!!,jadiin bahu papa buat sandaran!"godanya sambil menarik tanganku
Aku jadi ikutan ketawa dan merebahkan kepalaku lagi di bahunya
"Elo kaya sugar daddy!"ledekku setelah merebahkan kepalaku
"Berisik!,tar gue cipok nih!"ancamnya
Aku langsung mingkem dan serius nonton sambil ngemil popcornku dan menyuapi Nino atau sebaliknya.Menyenangkan deh pokoknya.Di tambah Nino selalu ajak aku makan bakso favoritku walaupun trus menerus ngamuk kalo aku pakai banyak sambal.Anza ga gitu,dia malah ajak aku makan ayam goreng,mana pakai nasi.Aku jadi ga minat makan.
"Kok ga di makan?"tanyanya karena aku hanya mencuil tepung ayam dan bukan makan
"Masih kenyang,tadi di rumah udah makan"dustaku lagi
Jadi banyak bohongkan aku sama dia.Abis dia terlalu ga kenal aku.Apa karena kita baru kenal ya???,tapi Nino juga kan baru kenal aku,tapi dia selalu berusaha cari tau apa yang aku suka dengan cara bertanya.Anza ga punya inisiatif ke situ.Dia tidak berusaha menghargai apa yang aku suka dan tidak.Emang cuma Nino yang bisa ngertiin aku.Di balik sikap galaknya dan mendominasi sama aku,tapi selalu terselip hal manis yang dia lakukan tiba tiba,entah kata kata yang bikin aku melted atau warna sikapnya yang sering bikin aku deg deg an.Nino.....aku rindu.....
"Udah sampai Queen!"suara Anza mengagetkan lamunanku
Pasti aku keasyikan ngelamun jadi ga sadar kalo kami sudah sampai rumah
"Okey,gue masuk ya!"pamitku
"Tunggu!"Anza mencekal tanganku dan memajukan badannya berniat mencium bibirku
"Wait!!!"jedaku menahan dadanya
Anza mundur lagi
"Sorry Nza,gue ga bisa...eng......."kataku menggantung
Anza terdiam lalu cengar cengir
"Sory Queen,gue ketelepasan,abis elo beda banget kalo ga di sekolah.Cantiknya sama sih,tapi ga se seksi kalo di luar sekolah!"kata Anza sambil melirik ke pahaku lagi.
Aku mendadak risih lagi
"Ga apa,gue masuk dulu ya,trus makasih udah traktir gue nonton dan makan!"kataku buru buru keluar mobil dan masuk rumah.
Tadi itu apa??,modus cowo yang Nino bilang??aku mendadak nelangsa,benar kamu No,emang banyak cowo b******k di dekat aku.
"Halo sayang,kamu abis pergi sama Nino?"tegur mamaku
Aku mendekat ke arah mama papaku dengan lesu lalu mencium pipi keduanya lalu duduk di sebelah mamaku yang santai nonton TV berdua papaku.
"Ga mah,sama teman cowoku yang lain!"jelasku
"Pantes!"desis papaku
Aku terbelak
"Kok papa ngomong gitu?"tanyaku
Papaku mengalihkan pandangannya ke arahku dan mama yang sudah memberikan tatapan bertanya
"Nino ga akan biarin kamu pergi dengan celana sependek itu Nak!"jawab papaku santai
Mamaku tertawa
"Iya ya,pasti dia ngomel ngomel dan suruh ganti dan pakai jacket"kata mamaku
Aku cuma bisa tersenyum.Mama dan papaku soalnya tau pas aku di ajak Nino nonton bola kebetulan pas weekend,jadi mereka berdua ada di rumah.Waktu itu aku jajal pakai hotpants lagi,aku pikir dia ga berani marah marah sama aku,kan ada mama papaku,eh ternyata dia tetap ngamuk
"Ga usah ribet sih?,mama sama papa gue juga ga ribet"kataku galak juga
Nino mendengus kesal
"Om omelin sih anak om,masa pergi sama aku pakai celana pendek kaya gitu!"keluh Nino
Papaku senyam senyum
"Bukan kamu senang,anak tante jadi keliatan seksi!"goda mamaku
Nino terbelak
"Ayo dah berangkat,kalo tante udah restuin aku cabulin anak tante"kata Nino bangkit
Aku gantian yang terbelak,papaku malah tertaw a dan mamaku senyam senyum
"Ganti celanamu nak!"perintah papaku
Aku mengangguk lalu berlalu ke kamar.
"Nah begitu!,baru aman,elo tuh udah cantik dan seksi,ga perlu pakai celana segitu pendek buat narik perhatian orang,elo pakai gamis aja orang bakal tetep liatin elo!"kata Nino senang melihat aku ganti celana panjang dan pakai switer.
"Serah!"kataku jutek
Papa dan mamaku hanya tertawa mendengar omongan Nino dan mengizinkan Nino mengajakku nonton bola di senayan.
"Queen...."tegur mamaku
Aku tersentak lagi dari lamunanku.Jadi banyak ngelamun aku sekarang
"Gimana mah?"tanyaku
"Kamu malah bengong,kamu terus pergi sama siapa?,pacarmu?"tanya mama
Aku merona
"Pacar apaan?,temen aku mah!"sanggahku
"Nino kemana?,bibi bilang jarang ke sini?"tanya papaku
Aku diam
"Kalian berentem?"tabya mamaku sambil meremas tanganku
"Ya...gitu deh!"jawabku malas
"Alasan kalian berantem?"tanya papa menoleh menatapku,mamaku juga sih
"Dia resek marah marah aku ikutan dance pas Pensi"keluhku
Mama papaju tersenyum
"Dia ga mau kamu kecapean dan kamu sakit"kata papaku
Aku menghela nafas pelan
"Iya kali"kataku asal
"Trus kamu ga nurut dan dia ngambek?"tanya mama
Aku mengangguk
"Anak itu,memang perduli sekali sama kamu,kamu ga suka sama dia?"tanya mamaku
Aku merona
"Apaan sih mah?"keluhku malu
Mamaku tertawa
"Kalo mama sih bakalan baper di kasih perhatian bertubi tubi dari cowo seganteng Nino!"goda mamaku
Aku merengut
"Ganteng tapi playboy,cewenya banyak.Ga deh,aku ga mau makan ati.Mending jadiin dia teman"sanggahku
Papaku tertawa
"Wajar sih,Nino ganteng,anak orang kaya juga,gayanya selengan,tipe gadis gadis remaja kaya kamu,papa malah pikir kalian udah pacaran pasca kamu keluar dari rumah sakit.Soalnya Nino jadi jagain kamu banget"kata papaku
"Dia ga minat sama aku pah,cewe cewe di sekeliling dia cantik cantik!"sanggahku
Papaku mengerutkan dahinya
"Masa,anak papa yang cantik gini,ga masuk kategori cantik buat Nino?,bahaya kalo gitu,bisa bisa kamu ga punya pacar se ganteng Nino nantinya"ledek papaku
Aku merengut
"Udah ah!,aku mau masuk kamar,ngantuk!"pamitku mencium lagi pipi kedua orangtuaku
"Kalo kamu salah cepat minta maaf,sayang Queen,kapan lagi dapat bodyguards ganteng!"ledek mamaku
"Ya....ya....."kataku sambil memutar mataku lalu masuk kamar
Andai semudah itu buat aku perbaikin hubunganku dengan Nino,pasti aku udah minta maaf.Buat mengajak bicara aja aku takut,karena Nino terus menerus pasang muka perang.Emang udah salah aku sih.