Hatinya begitu pilu melihat istrinya di atas brankar yang diberi obat penenang. Lelaki itu pun tak segan untuk mencium kening Rauna, bahkan di depan dokter kandungan sekalipun. Obat penenang itu hanya untuk menenangkan diri Rauna, tidak membuatnya pingsan untuk memudahkan dokter memeriksa janin yang tumbuh di rahim gadis itu. “Bagaimana, Pak Arga apa pemeriksaannya boleh dilakukan sekarang?” tanya dokter. Arga pun mengangguk, ia melepaskan pelukan istrinya yang mempersilakan dokter itu sebab ia pun sudah tidak sabar melihat benihnya tumbuh di rahim istrinya. Dokter itu pun mengoleskan gel di area perut Rauna, lalu alat itu bergerak seraya mencari keberadaannya yang tepat. “Silakan, Pak Arga dan Bu Rauna bisa melihat di dalam itu ada janin kalian. Sebentar saya coba perbesar.” Keluh d