“Eh, ya ampun itu si Rauna berani banget ya sama Pak Arga si killer aktif itu,” bisik salah satu mahasiswa di kelas itu. Gadis itu pun melirik jika dirinya sedang menjadi pusat perhatian. Tangannya segera membungkam mulutnya yang sudah lancang dengan Arga di area yang tidak tepat. Mampus gue, lupa kalau ini kan di kelas. Duh, bodoh banget sih gue. Gara-gara si cowok misterius itu, gue jadi gagal fokus, batin Rauna yang menyesal asal ceplos. Arga berjalan perlahan sampai mendekat ke gadis itu yang masih menunduk di bawah. “Saya memang bukan dosenmu. Tapi, apa di sini ada larangan saya buat mengajar di sini?” Rauna masih tertunduk malu, ekor matanya melirik sedikit yang ternyata Arga sudah menatapnya dengan tajam. “Ma-maaf, Pak. Sa-saya ….” “Saya menggantikan Pak Angga yang berhalangan