Arga hanya menjalankan tugasnya sebagai seorang suami, bahkan tadinya ia yang ingin bertanggung jawab dengan semalam apa yang ia perbuat, akan tetapi justru Rauna menolak sampai mendorong Arga yang tidak membolehkan masuk ke dalam toilet. Rauna masih merasakan penyesalan yang entah mengapa dirinya terhanyut dalam rayuan asmara dosen killer itu. Tangannya segera menutup pintu toilet, hingga akhirnya butiran bening itu kembali menghiasi kedua pipinya. Tubuh yang ia sandarkan di pintu perlahan demi perlahan jatuh di atas lantai. “Kurang ajar kamu Arga! Dosen killer, yang tidak berperikemanusiaan! Hancur sudah harapanku menjaga kegadisanku, untuk orang yang kucinta!” raung Rauna, yang mencakar dinding toilet. Tadi malam, Arga memang begitu perkasa dan Rauna pun turut terhanyut oleh bujuk