Gadis itu mengangguk dengan tatapan datar. Kedua tangan Arga mengusap wajahnya dengan kasar lalu ia menjambak sendiri rambut yang sudah ikutan menyambut hari bahagianya itu. Namun, rasanya tidak mampu menahan hasrat yang sudah bergejolak saat mendengar kata ‘datang bulan’. Gadis itu pun menunduk, Rauna pun merasakan ada hal yang seharusnya ia selesaikan dengan Arga seakan merasakan betapa kecewanya Arga sampai uring-uringan di atas ranjang. “Ma-maaf, Pak. A-aku kan, gak tahu.” Rauna meringis, ia takut jika Arga akan memarahinya. “Sudah, gak apa-apa. Ini bukan salahmu, kok,” sahut Arga. Duh, gimana sih tadi aja udah deg-degan. Ternyata begini kalau gak jadi dikasih jatah? Sampai gitu banget Pak Arga. Gadis itu menahan tawanya, saat Arga mondar-mandir tidak jelas entah apa yang sedang