Bab 16

1268 Words
Hasley masih memerhatikan perubahan fisik yang terjadi pada objek di depan matanya itu. Beberapa rekan kerjanya yang lain juga ikut menangkap perkembangan yang teradi pada objek tersebut. Mereka tidak kalah takjubnya dengan apa yang terjadi pada objek itu, sama seperti Hasley. Tanpa sadar mereka berkumpul dan berdiri di dekat Hasley demi melihat perubahan yang terjadi.   Kulit yang tadinya seperti kulit anak hewan yang baru lahir, kini mulai terlihat mengeras dan membesar dengan dipenuhi otot-otot kuat di dalamnya. Di bagian moncong hidungnya, menampilkan lembaran garis yang lurus ke atas dan turun ke bagian tengkuk hingga punggung yang nampak mengeras seperti sisik kadal dengan bagian punggung yang ditambahi benjolan kecil yang tajam seperti punggung buaya. Ujung ekornya tidak henti mengibas ke sana dan ke mari dengan lincah, walau sebagian sudah terikat dengan kuat di tempat. Semakin lama wujudnya menjadi semakin mirip seperti manusia Komodo (Kadal terbesar di Indonesia).   “Apa ini? Dia bisa berubah wujud?” seru seorang pria yang tiba-tiba sudah berdiri di sebelah mereka. Sontak semua orang yang bekerja di sana termasuk Hasley menoleh ke arahnya.   “Sejak kapan kau berdiri di sana Pak Ryan?” tanya Hasley dengan wajah heran menatap pria berkulit gelap dengan rambut cepak yang telah berdiri di sebelahnya. Pakaian yang dikenakannya begitu formal seperti biasa.   Pria yang dipanggil Ryan tersebut hanya melempar senyum tanpa menoleh ke arah wanita itu. Mata hitamnya masih fokus memerhatikan objek hidup di depannya dengan wajah takjub sekaligus heran. Pasalnya objek yang tadinya seperti bayi tikus kini entah bagaimana tiba-tiba berubah menjadi seekor kadal raksasa. Dan mereka baru melihat perubahan itu secara langsung saat ini.   “Ini seperti pertunjukkan metamorfosis secara terbuka. Coba lihat otot-otot itu. Apa ikatan pada tubuhnya cukup kuat untuk menahan pergerakan objek ini?” tanya pria bernama Ryan itu dengan sedikit antusias tanpa mengindahkan pertanyaan dari Halsey mengenai kehadirannya.   “Entahlah. Kita belum menguji sejauh apa kekuatan dan daya tahan tubuhnya,” jawab salah satu professor yang lain di sana.   “Jadi bagaimana cara kita menguji daya tahan tubuhnya?” tanya pria itu lagi. Hasley dan beberapa rekan teamnya yang lain hanya bisa menoleh ke arahnya dalam diam. Pria itu ikut membalas tatapan mereka semua dengan tatapan yang sama.   “Sepertinya kita tidak perlu menguji kekuatan makhluk itu Pak, karena kini dia sendiri sudah menunjukkannya pada kita,” celetuk salah satu dari mereka yang sedari tadi masih fokus memerhatikan pergerakan dari objek temuan mereka itu. Mendengar ucapan itu membuat semua mata segera kembali tertuju pada objek temuan mereka.   “Wow wow wow, apa kau sedang bercanda huh?!” seru salah satu dari mereka dengan perasaan antusias bercampur rasa panik. Hasley juga memandang tidak percaya ke arah objek temuan itu. Pasalnya objek tersebut berusaha keras melepaskan diri dari semua ikatan yang membelenggu tubuhnya, hingga tanpa disangka satu per satu ikatan tersebut mulai rusak dan patah.   “Jason, cepat siapkan cairan penenangnya!” seru Hasley dengan wajah panik mengomando rekan kerjanya yang lain yang masih terlihat fokus akan pergerakan brutal dari objek mereka, sehingga tidak menyiapkan langkah untuk menghindari resiko yang akan datang. Objek itu begitu cepat merusak semua ikatan pada tubuhnya dan itu tidak bagus untuk mereka. satu per satu ikatan itu terlepas dengan cara kasar, membebaskan beberapa bagian penting dari tubuhnya.   Pria bernama Jason itu segera berlari menuju layar monitor dan menekan beberapa tombol pada layar. Tekanan terakhir yang dilakukannya pada tombol layar membuat satu alat yang berada tepat di belakang objek tersebut bergerak. Di tiap sisi objek tersebut nampak beberapa alat ikut bergerak menahan pergerakan objek tersebut sehingga alat dengan jarum runcing yang cukup besar di belakang objek bisa menancapkan jarum berisi cairan penenang pada tengkuk leher objek tersebut.   Clep! Jarum tersebut menembus sela kulit keras milik makhluk tersebut. Meski sediki kesulitan karena perubahan kulit yang terjadi pada tubuh makhluk itu, namun jarum itu berhasil menemukan celah dan  masuk tepat di sela kulit yang lebih lembut sehingga membuat cairan yang dibuat secara khusus untuk makhluk itu bisa bekerja secara optimal.   “GRAAAAH!!” Suara objek itu menggelegar di dalam ruangan dengan begitu kencang. Tidak lama kemudian suara itu melemah dan berhenti. Makhluk tersebut kembali tidak sadarkan diri. Hasley nampak memerhatikan dengan lekat monitor yang berisi catatan kondisi tubuh dari makhluk itu dengan lekat. Baik dari segi suhu, detak jantung, hingga pergerakan selanjutnya Hasley tidak melepaskan mata dari layar monitor tersebut.   “Cepat lakukan perbaikan!” titah Hasley segera setelah melihat kesempatan untuk perbaikan itu datang. Pasalnya jika ikatan makhluk itu tetap dibiarkan, besar kemungkinan makhluk itu bisa menghancurkan tempat penelitian mereka dan akhirnya kembali kabur di dunia luar. Itu akan sangat berbahaya.   Sesuai titah dari Hasley tersebut, seluruh kru segera bergegas melakukan tugas masing-masing dengan sigap. Sebagian ada yang memeriksa data monitor, dan sebagian yang lain bergegas memasuki ruangan yang dihuni objek itu.   Mereka membagi tugas. Sebagian bertugas memeriksa dan melepaskan ikatan pada makhluk itu, sedangkan yang lain mengambil sabuk pengaman, kursi, dan ikatan yang baru. Mereka juga bergerak cepat memindahkan tubuh makhluk yang masih tidak sadarkan diri itu dengan hati-hati pada kursi baru yang telah dipersiapkan.   Kursi itu memiliki ketahanan yang lebih akurat dibanding kursi sebelumnya. Mereka berencana mengikat makhluk itu lebih kuat lagi setelah melihat perkembangan menakjubkan pada tubuhnya. Hasley sudah mengira akan hal itu sejak awal, karenanya wanita itu sudah memerintahkan jauh hari sebelumnya mengenai persiapan sabuk pengaman yang lebih kuat untuk objek tersebut.   Halsey memeriksa kembali alat dan cairan yang diperlukan untuk menjaga makhluk itu tetap aman di tempat. Cairan penenang yang telah mereka suntikan beberapa saat yang lalu hanya bisa bekerja selama 1 jam saja, karena itu Halsey berencana untuk menambah dosis cairan itu, mengingat perubahan wujud yang dilakukan makhluk tersebut tadi. Mungkin saja daya tahan tubuhnya menjadi semakin lebih kuat, dan Halsey tidak ingin menghadapi kemarahan monster itu tanpa persiapan yang matang.   Sementara di luar ruangan, pria bernama Ryan itu masih tetap berdiri di tempat dan memerhatikan dengan lekat team Halsey yang sibuk memeriksa dan menyiapkan alat baru pada monster temuan itu. Dengan terampil tangan-tangan itu memasang alat pengikat dengan tepat dan akurat pada tiap bagian tubuh monster tersebut sehingga dia tidak mudah bergerak kembali.   “Kerja bagus kalian semua!” ucap Ryan dengan raut wajah puasnya untuk team kerja Halsey yang baru saja keluar dari ruangan itu, menyelesaikan persiapan. Untung Halsey cepat tanggap dengan memberikan komando yang tepat tadi. Jika tidak, makhluk itu akan benar-benar berhasil menghancurkan tempat penelitian mereka.   Lihat saja apa yang terjadi pada kursi yang dipakai sebelumnya. Bagian penopang dan pengikat tubuh hampir rusak sempurna, dan itu bisa membuat makhluk tersebut menjadi bebas bergerak. Jika sudah seperti itu, akan sulit untuk menangkap dan menenangkannya kembali. Beberapa kru tersebut hanya bisa menghela napas dengan lega karena menyadari mereka berhasil mengevakuasi objek penelitian.   “Terutama kau, Nyonya Halsey. Aku tidak sia-sia menunjukmu sebagai ketua team khusus ini,” lanjut pria itu sembari menatap Halsey yang kini berdiri di depannya.   “Terima kasih. Lalu apa tujuan anda ke sini, pak Ryan?” tanya Halsey kemudian dengan memandang lurus pria itu.   “Apa salahnya aku menyapa objek penelitianku sendiri?” Ryan mengangkat kedua tangannya dengan sikap masa bodoh menjawab pertanyaan itu. Halsey hanya memutar bola matanya dengan jengah.   “Baiklah. Kau bisa lihat sendiri apa yang baru saja kami temukan bukan? Laporannya akan kukirim nanti setelah aku menyelesaikan penelitian hari ini,” balas Halsey kemudian. Wanita itu beralih menuju tempat duduknya sendiri dan meraih beberapa berkas penting di sana untuk dikerjakannya. Halsey tidak memedulikan kehadiran Ryan lagi yang sebenarnya merupakan seorang atasan mereka.   Meski sikap Halsey nampak acuh tak acuh terhadap dirinya, namun Ryan tidak memedulikan hal itu. setidaknya dirinya sudah melihat betapa bagus dan sigapnya kinerja team khusus mereka, dan Ryan merasa cukup puas melihat hal itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD