“Bagaimana kabar sekolah kalian Hellen? Danny?” tanya Dad kemudian setelah meletakkan kembali gelas minumannya.
“Baik Paman,” jawab Hellen dengan penuh antusias. Aku meletakkan kembali minumanku di atas meja, sama seperti Dad. “Sebentar lagi kita akan melakukan tour sekolah. Aku tidak sabar menunggu hari itu tiba, benar kan Danny?!” lanjut Hellen yang lalu menoleh ke arahku dengan senyuman lebar. Dad ikut tersenyum mendengarnya.
“Huum,” jawabku dengan dehaman. Aku meraih kembali cemilan di atas meja dan mulai memakannya.
“Dad, aku dengar kau sedang menyelidiki kasus baru?” tanyaku mengalihkan topik pembicaraan. Aku juga ingin mendengar cerita langsung perkembangan kasus tersebut dari sumbernya langsung. Hellen menoleh ke arahku, lalu menoleh ke arah Dad dengan wajah yang tidak kalah penasarannya sepertiku. Dad sendiri nampak terdiam sejenak mendengar pertanyaanku itu.
“Kau pasti mendapat kabar itu dari Mom kan Danny?” tebak Dad kemudian. Aku mengangguk kecil untuk membenarkan tebakan itu. Dad menghela napas dengan lelah.
“Kau benar. Ada kasus penyerangan akhir-akhir ini di sekitar warga. Pelakunya belum ditemukan, jadi aku harap kalian berdua lebih berhati-hati jika berada di luar rumah. Apa kalian mengerti?”
“Apa itu kasus serius Paman? Aku dengar pelakunya adalah binatang buas? Binatang apa itu?” tanya Hellen yang kini terlihat mulai percaya akan ceritaku tadi.
“Kami masih menyelidikinya Hellen, dan itu adalah tugas kami. Tugas kalian para warga hanya perlu untuk berhati-hati.”
“Tapi Dad, apa kalian yakin bahwa pelakunya itu adalah seekor binatang? Aku yakin itu adalah makhluk asing bukan?!” celetukku. Aku mencoba menguak informasi sebanyak-banyaknya karena aku merasa penasaran dan ingin membuktikan bahwa tebakanku mengenai siapa pelaku yang sebenarya itu adalah benar. Pelakunya adalah bukan dari binatang atau manusia. Melainkan dari makhluk lain.
Bagaimana jika sebenarnya ada makhluk dari planet lain yang diam-diam datang dan ingin menyerang bumi? Ini sepertinya akan menarik bukan?! Aku merasa semakin bersemangat untuk mencari tahu lebih lanjut. Dad mengerutkan kedua alisnya dengan wajah heran menatapku.
“Kenapa kau bisa berpikiran seperti itu Danny?”
“Tentu saja. Yang pertama, ada bekas cakaran dalam pada tubuh korban, lalu ada bekas lendir yang berada di dekat korban. Berpikir bahwa lendir itu merupakan lendir dari Beruang atau Harimau yang kalian duga sebagai pelaku penyerangan, ternyata lendir itu tidak diketahui pemiliknya sampai saat ini. Kalian juga terlihat berusaha menyembunyikan kasus ini dari awak media. Aku yakin, yang sebenarnya terjadi adalah kalian telah mengetahui siapa penyerang itu bukan? Kalian tidak bisa mengatakan apa pun di depan awak media karena kalian berusaha menjaga rahasia penelitian itu.
Kenapa harus dirahasiakan? Karena pelaku yang sebenarnya dari kasus ini adalah makhluk asing yang bukan berasal dari bangsa kita. Bagaimana? Aku benar kan Dad?!” ucapku dengan nada bangga setelah menjelaskan panjang lebar akan penyelidikan kecilku ini. Hellen nampak melongo mendengar penjelasanku itu. Sedangkan Dad hanya bisa terpaku di tempat mendengar itu.
Perlu beberapa detik untuk Dad menguasai diri lagi setelah mendengar penjelasanku. Setelah itu Dad menarik napas dengan dalam lalu menghembuskannya dengan lelah. “Hahhh ... Sepertinya Laura terlalu banyak berbicara di depanmu, Nak,” ucap Dad yang langsung membuatku memberengut sebal.
“Dengar, yang pertama adalah kau terlalu banyak menonton film fantasy sehingga imajinasimu itu menjadi berkembang dengan begitu luar biasa. Kasus itu memang sengaja tidak diungkap ke awak media terlebih dahulu karena kami memang perlu melakukan prosedur dan penyelidikan lebih lanjut mengenai hal itu. Kami juga tidak ingin membuat warga menjadi panik secara berlebihan dengan kabar yang masih tidak bisa dijelaskan dengan pasti. Masalah lendir, kau pikir itu tidak membutuhkan waktu yang lama untuk meneliti kecocokan pada pemilik lendirnya?
Dan yang terpenting adalah, ini adalah tugas kami sebagai petugas keamanan Danny. Kau lebih baik simpan ceritamu itu untuk diri sendiri dan belajarah dengan lebih giat lagi. Persiapkan diri untuk ujian kalian yang akan datang selanjutnya, apa kau mengerti Boy?!” jawab Dad dengan tidak kalah panjangnya denganku. Aku masih merasa tidak puas dengan penjelasan itu.
“Apa?! Tapi Dad—“
“Sudah cukup untuk hari ini, Danny. Dad akan mengambil tidur sekarang. Kau tahu, aku bertugas sepanjang malam dan belum beristirahat sampai saat ini. Tubuhku sudah lelah Nak. Hellen, tolong jaga dia ya, Gadis Manis,” potong Dad kemudian. Hellen menganggukkan kepala untuk menjawab permintaan Dad. Setelahnya Dad lalu bangkit berdiri dari duduknya dan melempar senyum terima kasih ke arah Hellen sejenak, sebelum kemudian beralih melangkah pergi menuju kamar pribadinya kembali.
Aku mendengus kesal dibuatnya. Aku ingin bertanya lebih banyak lagi, tapi sepertinya Dad ingin menyembunyikan kebenaran dari kasus ini. Hellen menoleh ke arahku dengan wajah kasihan.
“Sudahlah Danny. Mungkin memang pemikiranmu itu salah. Lagi pula mana ada makhluk asing yang berani menampakkan diri secara terang-terangan di depan manusia, apa lagi membuat masalah besar seperti itu? Kau sendiri yang bilang kau tidak percaya dengan hantu bukan?!”
“Tapi ini bukan hantu Hellen. Ini semacam alien!” Aku merasa gemas sendiri dibuatnya. Rasanya seperti tidak ada yang mau percaya dengan ucapanku.
“Itu akan menjadi lebih konyol lagi Danny. Tidak ada berita mengenai adanya kedatangan UFO akhir-akhir ini. Lagi pula paman Peter benar. Kau terlalu terobsesi dengan film Super Hero sampai bisa memikirkan penyerangan dari makhluk asing seperti itu. Kau pikir dengan begitu, pahlawan super akan benar-benar datang dan menyelamatkan bumi, begitu?!” Hellen nampak senang meledekku saat ini, dan itu semakin membuatku merasa kesal.
“Diamlah, Hellen,” sungutku dengan melempar beberapa butir kacang pada gadis itu.
“Khekhekhe.”
Sementara itu, Dave Rayyan Peter nama ayah kandung Danny kini memasuki kamar pribadinya dan menutup pintu dengan rapat. Pria paruh baya itu menoleh ke arah ranjang di mana tempat itu terlihat begitu menggoda untuk dirinya membaringkan diri di sana.
Dave kemudian melangkah mendekatinya dan menaiki ranjang itu. Dengan mendesah lega pria paruh baya itu meletakkan punggung lebarnya di sana. Mata Dave menatap ke langit kamar dan memandang lurus di sana. Pikirannya tanpa disangka masih tertuju dengan ucapan Danny tadi mengenai penjelasan dari kasus yang tengah dikerjakannya saat ini.
Dave nampak menghela napas dengan berat. Dirinya juga sejujurnya tengah berpikir sama dengan anak semata wayangnya itu. Yah meski tidak sedetail pemikiran Danny karena Dave sendiri masih belum mengetahui dengan pasti pelaku yang sebenarnya. Namun Dave memang merasa ada yang tidak beres dengan kasus tersebut, dan itu yang ingin dipecahkannya.
Dave sama seperti Danny yang berpikir bahwa ini bukanlah penyerangan yang biasa. Dave sendiri juga berpikir ini adalah perbuatan dari seekor monster yang entah datang dari mana. Namun apa yang bisa dilakukannya jika semua itu tidak ada titik terang sampai sejauh ini? Dirinya telah ditugaskan untuk menyelediki kasus lain. Pagi tadi adalah kesempatan terakhirnya dalam menyelidiki kasus tersebut.