Tantangan

1033 Words
Sudah dua minggu ini Janisa berhasil datang pagi dan ia tidak terlambat mata kuliah yang diajarkan Rayhan. Janisa hampir tak percaya jika dibalik wajah dingin dan tampan seorang Rayhan tersimpan otak cemerlang yang banyak menguasai beberapa bahasa. Bagaimana tidak, Rayhan mengusai bahasa Inggris, Jepang, mandarin dan Jerman. Janis awalnya tidak percaya namun ketika mendengar Rayhan menceritakan tentang masalah politik luar negeri dan beberapa kalimat asing yang sangat pasih ia ucapkan di mata kuliahnya, ia jadi percaya jika Rayhan memang makhluk seksi tampan yang sialnya sangat cerdas. Berbincang di kelas Rayhan saat Rayhan sedang mengajar, merupakan adegan bunuh diri yang dilakukan mahasiswa. Bagaimana tidak mahasiswa yang berani mengganggu konsentrasinya dalam mengajar akan mendapatkan hukuman tugas yang luar biasa banyaknya dan jika mahasiswa itu tidak becus mengerjakannya, maka Rayhan akan menilainya dengan nilai yang sangat kecil, ia lalu akan memintanya membuat tugas yang baru sampai ia merasa puas. Beberapa hari yang lalu Janisa juga telah menyelesaikan hukumannya membuat tugas dan ia bahkan mengulang dua kali pembuatan tugasnya itu. Untung saja tugasnya itu, ia meminta arahan dari Jagadta dan ia mengganggu Jagadta dikantor lalu merengek disana. Untung saja Kakak sulungnya itu bersedia membantunya dan ia bisa tenang karena tugasnya diterima oleh Rayhan. Jika Rayhan tidak menerima tugasnya itu, Rayhan berarti meremehkan kemampuan Jagadta kakak sulungnya yang merupakan tamatan mahasiswa terbaik di Universitasnya. Nela dan Janisa menatap Rayhan yang sedang mengajar dengan tatapan seriusnya. Keduanya tidak ingin mendapatkan hukuman karena tidak memperhatikan Rayhan. Beberapa mahasiswi bahkan sengaja mencari perhatian Rayhan dengan melakukan hal gila yang membuat nilai mereka anjlok karena sikap mereka yang sengaja ingin mendapatkan hukuman dari Rayhan. Sebenarnya Janisa sangat mengantuk dan ia menahan rasa kantuknya itu, dengan tetap fokus ke depan walaupun matanya mulai tidak bisa diajak kompromi. Suara teriakan dari luar terdengar cukup kencang dan terlihat beberapa orang berlarian dari ruang kelasnya, hanya ruangan ini yang berusaha tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan suara teriakan-teriakan itu. Rayhan menutup materi yang sedang ia sampaikan dan ia menatap dingin semua mahasiswanya yang berada di ruangan ini. Tanpa kata Rayhan melangkahkan kakinya keluar dari ruangan ini untuk melihat keadaan diluar membuat semua mahasiswa saling berbisik. "Ada apa ya?" Tanya Janisa mengucek kedua matanya agar kantuknya segera hilang. "kayak ada orang yang sedang berantem di luar," ucap Nela. "Ada yang tidak beres ini, kok bisa suara teriakannya terdengar sampai disini, berarti kejadiannya ini dekat banget sama kelas kita," ucap Janisa dan ia berdiri saat melihat para mahasiswa lainnya melangkahkan kakinya keluar dari kelas karena penasaran apa yang terjadi diluar. Beberapa para lelaki didalam kelas ini terlihat segera mempercepat langkahnya karena suara-suara keributan itu kembali terdengar sangat kencang. Janisa berhasil mendekati keributan dan ia membuka mulutnya karena adegan yang ia lihat saat ini para mahasiswa terlihat sedang berkelahi dan jumlah mereka cukup banyak. Janisa melihat Rayhan yang sedang berdiri menatap mereka dengan sengit dan ia memerintahkan mereka semua untuk berhenti namun sepertinya mereka yang sedang berkelahi an tidak mengindahkan perintah Rayhan. "Berhenti!" Teriak Rayhan. Tapi ucapan Rayhan seolah angin lalu membuat mereka tetap saja melanjutkan. Perkelahian bahkan ada beberapa dari mereka yang terlihat mengenaskan denga wajah babak belur dan terdapat dari disudut bibirnya karena robek akibat pukulan maut dari lawannya. "Berhenti kalian!" Teriak Rayhan lagi. Janisa mengigit jarinya karena ke keribuatan ini membuatnya takut, ia pernah beberapa kali melihat perkelahian saudaria laki-lakinya dulu, tapi melihat perkelahian brutal seperti ini membuat Janisa ketakutan. Janisa tanpa sadar berada didekat Rayhan dan ia menyembunyikan tubuhnya di balik tubuh Rayhan. "Pak lapor polisi ajo yuk Pak, ini namanya anarkis," bisik Janisa. Rayhan melirik sosok imut yang terlihat ketakutan itu. "Masuk ke kelasmu!" Perintah Rayhan. Janisa menghela napasnya dan ia menggelengkan kepalanya karena walaupun ia berada didalam kelas, ia dan teman-temannya pasti akan sangat penasaran dengan apa yang terjadi seperti sekarang ini. Tanpa diduga Rayhan mendekati salah satu dari mereka dan ia menggulung kemejanya membuat beberapa dosen lainnya yang juga melihat kejadian ini terkejut. Apalagi beberapa satpam mulai berdatangan namun karena jumlah yang berkelahi lebih banyak membuat mereka memilih untuk diam dan hanya melihat karena bingung. Tapi ketika melihat Rayhan terjun kelapangan membuat para satpam itu mau tidak mau juga ikut mendekati Rayhan turun kelapangan. Rayhan menarik salah satu dari mereka dan ketika mahasiswa yang ditarik Rayhan itu melakukan perlawanan, Rayhan memukulnya lalu mendorongnya dengan kasar. Mahasiswa yang didorong Rayhan itu marah membuat pihak keamanan berusaha untuk menangkan namun mahasiswa itu memberikan perlawanan. kaisar kembali menarik mereka yang masih berkelahi lalu memisahkan mereka namun ketika mereka berani melawan, Rayhan memukul mereka dengan kencang. Kesabarannya telah mencapai batasnya, apalagi para mahasiswa ini tidak menuruti perintahnya. Janisa membuka mulutnya karena terkejut dibalik kulit halus seputih s**u itu terdapat kekuatan yang begitu besar. Rayhan bahkan terlihat seperti lelaki yang tidak bisa berkelahi karena penampilannya yang tampan dan teramat rapi itu. Rayhan menarik sorang mahasiswa yang terkenal perenam di angkatannya dan ia berhasil memukulnya. "Berhenti, jangan salahkan saya kalau saya bertindak!" Teriak Rayhan membuat mereka terkejut karena salah satu dari penyerang saat ini berada dibawah kaki Rayhan. Tatapan tajam Rayhan membuat beberapa mahasiswa yang sedang berkelahi terintimidasi olehnya. "Kalian ini mahasiswa bukan pereman..." ucap Rayhan. "Jangan ikut campur!" Ucap salah satu dari mahasiswa itu dan ia terlihat bengis membuat Rayhan mengangkat sudut bibirnya. Sudah lama ia tidak memukul seseorang dan kali ini sepertinya ia bisa melampiaskan karena kesal. Rayhan mendekati mereka semua dan ia berada ditengah-tengah mereka. Rayhan menatap mahasiswa yang berani melawannya itu dengan tajam. "Kau merasa sudah hebat? Apa kau otak dari perkelahian ini?" Tanya Rayhan dingin. "Anda tidak tahu masalahnya dan jangan ikut campur," ucapnya. Sorot mata yang tajam itu terlihat sangat berani dan sepertinya ia tak segan memukul Rayhan karena berani ikut campur urusannya. "Kau ternyata sudah merasa paling hebat, bagaimana kalau kau hentikan keributan ini dan kau bertarung dengan saya jika kau sudah benar-benar merasa hebat!" Ucap Rayhan menantangnya membuat beberapa mahasiswa terkejut mendengar ucapan Rayhan. Mahasiswa itu menatap sinis Rayhan, mudah baginya untuk memukul laki-laki tampan yang terlihat tidak memilki kemampuan bela diri. Mulut besar Rayhan bisa ia pukul apalagi selama ini Rayhan terkenal sebagai Dosen angkuh yang sombong. Kesombongan Rayhan itu akan sirna jika ia berhasil membuat malu Rayhan. Apalagi ia ingin sekali meletakkan kepala Rayhan di kakinya. "Jangan menyesal jika anda kehilangan muka karena telah kalah dengan saya," ucapnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD