Aku Mencintaimu

1622 Words
Singkatnya, setelah Cinka dan Pandu menghadiri pameran berlian, mereka pulang. Cinka meminta Pandu menyetir mobilnya. Saat diperjalanan, tiba-tiba Pandu menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Pandu sengaja berhenti karena ada yang ingin ia sampaikan pada Cinka. “Lho kok berhenti disini Pan?” tanya Cinka. “Aku mau tanya sama kamu,” ucap Pandu. “Mau tanya apa?” tanya Cinka. “Salahkah gak sih kalau aku berharap kita jadi pasangan beneran?” tanya Pandu. “Maksud kamu apa sih? Aku gak ngerti,” ucap Cinka. “Tadi kan kita cuma pura-pura jadi pasangan, kalau misalnya kita jadi pasangan beneran gimana?” tanya Pandu. “Kamu sadar kan sama apa yang kamu omongin?” tanya Cinka. “100% aku sadar sama apa yang keluar dari mulutku. Aku mau menyatakan sebuah pengakuan sama kamu. Sebenarnya aku jatuh cinta sama kamu,” ucap Pandu. “Kamu nih bisa aja bercandanya,” ucap Cinka. “Cinka, aku gak bercanda. Aku ngomong serius. Aku suka sama sikap dan kepribadian kamu, aku merasa nyaman setiap kali dekat kamu, dan aku seneng karena kita selalu nyambung saat ngobrol. Jujur aku cinta sama kamu dan aku mau hubungan kita lebih dari sekedar teman. Kamu mau gak jadi pacarku?” ucap Pandu. Cinka benar-benar tidak menyangka ternyata apa yang Pandu rasakan sama dengan apa yang dia rasakan. Namun, Cinka tak langsung menjawabnya. Cinka masih harus berpikir sejenak apakah dia akan mengatakan Iya atau Tidak pada Pandu. Karena melihat Cinka hanya diam, Pandu menganggap itu sudah menjadi jawaban. “Aku tahu kok, kamu pasti gak mau kan sama aku. Gak apa-apa kok kalau kamu nolak aku, yang penting kamu udah tahu isi hati aku yang sebenarnya sama kamu. Aku gak pernah memaksa cinta untuk berpihak sama aku. Karena itu, aku juga gak masalah kalau kamu gak nerima cinta aku. Meskipun kita gak jadi pacar setidaknya kita bisa jadi temen,” ucap Pandu. “Yang bilang gak mau siapa?” tanya Cinka. “Jadi kamu mau?” tanya Pandu dan Cinka menganggukan kepala. “Makasih ya,” ucap Pandu tersenyum kemudian memeluk Cinka. Pandu dan Cinka sama-sama merasakan bahagia di malam ini. Pandu mencintai Cinka, begitu sebaliknya. Pandu menyadari bahwa dirinya dengan Cinka memiliki kehidupan yang berbeda. Namun, Pandu tetap nekat mencintai Cinka. Hal ini karena Pandu tulus mencintai Cinka bukan karena apa yang Cinka punya. Begitu juga dengan Cinka. Meskipun sebelum-sebelumnya pernah dikhianati oleh lelaki miskin, tetapi Cinka tak kapok. Menurutnya, Pandu berbeda dari mantan-mantannya. Cinka yakin bahwa Pandu benar-benar mencintai dirinya. Oleh sebab itu, Cinka mau menerima Pandu sebagai kekasihnya. ***** Cinka sangat senang karena dia sudah resmi berpacaran dengan Pandu. Sekarang adik-adiknya tidak perlu khawatir lagi memikirkan dirinya yang tak kunjung memiliki pasangan. Cinka yakin Pandu akan menjadi cinta terakhir baginya dan kelak akan menjadi suaminya. Seperti biasa, Cinka akan berangkat ke kantornya, Olivia akan berangkat bekerja, Sarah akan berangkat kuliah, dan Zoya akan berangkat sekolah. Di pagi hari ini, Cinka bersama adik-adiknya sarapan sebelum beraktivitas masing-masing. Cinka juga akan memberitahukan kabar bahagianya kepada adik-adiknya. Cinka mengatakan, “Olivia, Sarah, mulai sekarang kalian udah bisa lega.” “Maksud kakak apa?” tanya Olivia. Cinka mengatakan, “Kakak udah punya pacar dan kakak serius sama pacar kakak. Kakak minta doanya semoga hubungan kakak sama pasangan kakak langgeng dan kami bisa segera menikah. Kalau kami menikah, kan kalian juga akan menikah seperti apa yang kalian inginkan.” “Kita ikut seneng dengernya kak. Semoga hubungan kakak sama pacar kakak langgeng sampai pelaminan,” ucap Zoya. “Aku gak nyangka loh ternyata kak Cinka udah punya pacar. Ayo kenalin sama kita kak,” ucap Sarah. “Kalian juga udah kenal kok,” ucap Cinka. “Perasaanku kok gak enak ya,” ucap Olivia. “Emangnya pacar kakak siapa sih? Kok kakak bilang kita udah kenal,” ucap Sarah. “Jangan bilang kalau pacar kakak itu Pandu,” ucap Olivia. “Emang dia,” ucap Cinka. “HAH? Jadi kakak pacaran sama Pandu? Kenapa sih kakak harus pacaran sama Pandu. Kakak kan tahu kalau aku sama kak Olivia gak suka sama Pandu dan kita gak setuju kakak jadian sama Pandu,” ucap Sarah. “Yang ngejalanin hubungan kan aku jadi terserah aku dong mau pilih pacaran sama siapa. Lagian kalian tuh jangan terlalu benci sama Pandu karena Pandu itu orangnya baik banget. Aku yakin Pandu gak kayak mantan-mantanku sebelumnya,” ucap Cinka. “Udah berapa kali sih kakak jatuh ke lubang yang sama? Tapi kenapa kakak gak kapok-kapok juga,” ucap Olivia. “Kak Sarah, kak Oliv, udahlah biarin aja kak Cinka memilih laki-laki yang dia cinta. Seharusnya kita mendukung apapun yang kak Cinka pilih bukan malah sebaliknya. Kita harus percaya bahwa apa yang menjadi pilihan kak Cinka itu yang terbaik buat kak Cinka,” ucap Zoya. “Kalau soal bang Pandu, aku saksinya kalau bang Pandu itu orang baik. Aku udah lama kenal sama bang Pandu jadi aku tahu bagaimana sifatnya bang Pandu. Kak Sarah sama kak Oliv gak perlu khawatir karena bang Pandu gak mungkin punya niat jahat sama kak Cinka,” imbuhnya. “Kamu tuh masih kecil dan kamu gak tahu apa-apa. Jadi lebih baik kamu diem dan gak usah ikut campur,” ucap Sarah pada Zoya. “Oke. Fine!” ucap Zoya mengambil tasnya dan hendak pergi ke sekolah. “Mau kemana dek?” tanya Cinka. “Mau berangkat sekolah sekarang kak,” ucap Zoya. “Kamu gak mau nungguin Sarah dulu?” tanya Cinka. “Gak ah. Aku males berangkat sekolah bareng kak Sarah. Mending aku naik ojek aja deh,” ucap Cinka. “Jangan-jangan. Biar kakak aja yang anterin kamu,” ucap Cinka. ***** Setelah Cinka dan Zoya pergi, Sarah dan Olivia mulai berdiskusi. Sampai bagaimanapun, Sarah dan Olivia tetap tidak merestui hubungan Cinka dengan Pandu. Ada beberapa alasan yang membuat mereka tak setuju jika sang kakak menjalin hubungan dengan Pandu, salah satu alasannya adalah karena Pandu miskin. “Ternyata yang kita takutkan kejadian juga kak,” ucap Sarah. “Pokoknya kita gak boleh biarin kak Cinka pacaran apalagi sampai menikah sama Pandu. Kita harus bikin mereka berpisah,” ucap Olivia. “Tapi gimana caranya kak?” tanya Sarah. “Nanti siang kita ke rumah Pandu. Terus kita to the point aja minta dia putusin kak Cinka,” ucap Olivia. “Oke kak,” ucap Sarah. **** Dan benar saja, Olivia dan Sarah mendatangi rumah Pandu. Namun, keduanya tak langsung ke rumahnya. Sarah dan Olivia memilih menunggu Pandu keluar dari rumahnya. Beberapa saat kemudian, Pandu keluar dari rumah dan langsung pergi dengan motornya. Tak mau kehilangan jejak, Sarah dan Olivia langsung mengikutinya. Olivia dan Sarah bergegas masuk ke dalam mobil kemudian mengikuti Pandu. Disini, Olivia yang menyetir mobilnya dan ia melajukan mobilnya lebih cepat sehingga dapat menghentikan Pandu di jalan. Setelah berhasil memberhentikan Pandu, Olivia dan Sarah keluar dari mobil dan berbicara dengan Pandu. “Ada apa sih kok tiba-tiba motong jalan,” ucap Pandu. “Mereka kan adik-adiknya Cinka. Mau apa mereka,” ucap Pandu ketika melihat Sarah dan Olivia keluar dari mobil. “Kalian adik-adiknya Cinka kan? Apa kabar?” tanya Pandu baik dan bahkan menanyakan kabar Olivia dan Sarah. “Gak usah sok akrab deh lo,” ucap Sarah. “Niatku baik kok. Aku cuma pengen tahu kabar kalian aja,” ucap Pandu. “Emangnya penting lo tau kabar kita? Enggak kan!” ucap Olivia. “Ya udah kalau gitu aku nanya kenapa kalian motong jalan aku?” tanya Pandu. “Kayaknya langsung to the point aja kali ya biar kita gak berlama-lama,” ucap Sarah. Kemudian Olivia mengatakan, “Kita mau lo putusin kakak kita.” “Ya gak mungkinlah aku putusin Cinka. Aku aja baru jadian semalam,” ucap Pandu. “Justru semakin cepat lo putus dari kak Cinka itu akan semakin baik buat kak Cinka,” ucap Olivia. “Aku gak bisa mutusin Cinka karena aku cinta sama dia. Aku serius jalani hubungan ini sama Cinka,” ucap Pandu. “Jangan mimpi deh lo. Harusnya lo tuh ngaca, lo siapa dan kak Cinka siapa! Lo gak pantes buat kak Cinka!” ucap Sarah. “Tapi aku cinta sama Cinka,” ucap Pandu. “Cinta kak Cinka apa cinta harta kak Cinka? Lo pikir kita berdua gak tahu akal bulus lo? Lo macarin kak Cinka karena lo ngincer hartanya kak Cinka kan,” ucap Sarah. “Aku emang miskin dan aku belum sekaya kalian tapi aku punya harga diri. Aku gak mungkin lah punya niat kayak gitu apalagi sama wanita yang aku sayang. Parah ya kalian nuduh aku sejahat itu,” ucap Pandu. “Kita gak nuduh tapi kita ngomong sesuai fakta. Lo tuh cuma laki-laki miskin yang pengen numpang hidup sama perempuan kaya!” ucap Sarah. “Jaga mulut kamu! Sekali lagi aku tegaskan, aku cinta sama Cinka dengan tulus. Gak ada satupun niat atau harapan untuk memiliki atau bahkan menguasai harta Cinka. Cintaku sama Cinka itu karena rasa, bukan harta. Aku akan tetap menjalani hubunganku sama Cinka terlepas dari kalian setuju atau enggak setuju,” ucap Pandu. “Dan satu lagi, aku akan membuktikan sama kalian kalau aku gak seperti yang kalian pikirkan!” imbuhnya. Setelah itu, Pandu menghidupkan motornya. Kemudian Pandu bergegas pergi meninggalkan Olivia dan Sarah. Pandu pikir dengan ia yang berhasil mendapatkan Cinka, kebahagiannya akan datang. Namun, ternyata tidak. Pandu masih harus menghadapi kedua adik Cinka yang tak suka dengannya. Apa yang Olivia dan Sarah ucapkan kepadanya benar-benar menyakiti perasaannya. Pandu sakit hati atas apa yang keluar dari mulut kedua adik Cinka tersebut. Meski begitu, bukan berarti Pandu menjadi dendam kepada mereka. Justru, Pandu akan semakin semangat bekerja dan menjadi sukses. Jika Pandu sukses nanti, Pandu dapat membelikan cincin berlian yang ia impikan untuk Cinka. Disamping itu, kedua adik Cinka juga tak akan lagi menghinanya dan merendahkannya. Apapun akan Pandu lakukan demi bisa meraih kebahagiaan bersama Cinka.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD