Tidak Ramah

1289 Words
Ternyata suara orang bertengkar itu berasal dari Tika, selaku owner TokoTikaTas. Padahal baru membuka toko, tetapi sikap tidak ramah Tika membuat para pengunjung takut. Tika memarahi Zoya habis-habisan karena Zoya dianggap telah membuat kesalahan di toko miliknya. Semua berawal ketika Zoya membawa minuman sambil melihat-lihat tas. Ketika melihat tas yang menurutnya bagus, Zoya pun mengambil tas tersebut sambil membawa minuman. Siapa sangka minuman yang ia bawa tumpah hingga mengenai tas mahal yang terdapat di toko tersebut. “Duh.. Gimana nih…,” ucap Zoya panik melihat tas yang ambil basah karena minuman yang ia bawa. Kemudian Zoya menaruh gelas minuman itu di meja, kemudian berusaha membersihkan tas yang sudah terlanjur basah tersebut. Sayangnya, apa yang dia lakukan sudah ketahuan oleh Tika. Melihat itu, tentu saja Tika marah karena tas tersebut basah dan belum tentu akan dibeli oleh Zoya. “Ya ampun! Tasku basah!” ucap Tika langsung merebut tas yang Zoya pegang itu. “Maaf mbak saya gak sengaja,” ucap Zoya. “Makannya kalau lihat-lihat tas di toko saya gak usah sambil bawa minuman dong. Gara-gara ulah kamu tas saya jadi basah! Kamu tau gak? Tas ini harganya mahal,” ucap Tika. “Sekali lagi saya minta maaf mbak. Saya bener-bener gak sengaja dan saya juga gak menginginkan kejadian ini terjadi,” ucap Zoya yang sudah tak kuasa menahan air matanya. Melihat rok abu-abu yang Zoya kenakan membuat Tika curiga. Tika curiga bahwa Zoya merupakan siswa yang sedang bolos dari sekolah. Namun, Zoya dengan tegas membantahnya karena ia memang tidak bolos sekolah. “Sini jaket kamu, sini!” ucap Tika menarik jaket Zoya secara paksa hingga terlepas. “Oh jadi kamu masih sekolah? Aku gak habis pikir kok bisa-bisanya ada anak SMA yang main ke tokoku. Lagian kamu jadi anak bandel banget sih udah bolos sekolah dateng ke toko tas orang cuma bikin rusuh aja,” ucap Tika. “Saya gak bolos mbak. Saya emang pulang pagi makannya saya datang ke acara grand opening toko mbak,” ucap Zoya. “Alasan! Kalau saya punya adek kayak kamu udah saya buang ke laut karena gak bisa diatur dan bisanya cuma nyusahin! Kamu bener-bener bikin saya emosi parah!” ucap Tika dengan nada tinggi bahkan hampir menampar Zoya. “Stop! Jangan sentuh adik saya!” ucap Cinka menepis tangan Tika. Olivia dan Sarah yang baru turun dari lantai atas serta Cinka dan Pandu segera menghampiri Zoya disana yang tampaknya sedang bertengkar dengan pemilik toko tas tersebut. Begitu Cinka datang, Zoya langsung menyusul Cinka dan meminta perlindungan padanya. “Saya tidak kenal kamu jadi saya juga gak peduli mau dia adik kamu atau bukan. Yang jelas dia udah bikin saya emosi,” ucap Tika. “Mbak kan owner toko tas ini seharusnya mbak bisa bersikap lebih ramah lagi dengan pengunjung. Apalagi ini kan baru grand opening toko mbak masa mbak udah merusaknya dengan sikap mbak yang buruk sama pengunjung,” ucap Cinka. “Saya gak akan bersikap seperti ini kalau adek mbak ini gak bersikap yang seperti itu. Asal mbak tahu ya adik mbak ini udah bikin tas ini basah. Lihat mbak ini basah kuyup semua gara-gara dia lihat-lihat tas saya sambil bawa minuman di gelas. Wajar dong kalau saya marah sama adek mbak,” ucap Tika. “Jujur saya gak terima kalau mbak mau menyakiti adik saya. Saya sebagai kakak kandungnya aja gak pernah sekalipun menampar adik saya sendiri. Sedangkan mbak? Mbak kenal sama adik saya aja enggak kok bisa-bisanya mbak mau menampar adik saya! Kalau emang adik saya salah, tolong diberi tahu dengan cara yang baik bukan malah dengan kata-kata dan tindakan yang kasar!” ucap Cinka. “Aku udah minta maaf sama dia bahkan bukan cuma sekali kak tapi dia tetep marahin aku. Aku takut kak,” ucap Zoya pada Cinka. Cinka merangkul Zoya dan mengatakan, “Kamu jangan takut, ada kakak disini yang akan melindungi kamu.” “Mbak, kami tahu adik kami salah tapi tolong jangan marah-marahin adik kami di depan umum seperti itu. Mbak kan bisa kasih tahu dia secara baik-baik,” ucap Olivia pada Tika. “Tau nih. Lagian cuma tas doang sampai segitu marahnya. Padahal kan tasnya masih bisa dibersihih dan dikeringin. Emang nih ownernya aja yang lebay,” ucap Sarah. “Heh! Jaga mulut kamu ya! Tas ini import dari Amerika Serikat dan limited edition. Asal kamu tahu ya tas ini harganya Rp 285 juta. Emangnya bocah ingusan ini mampu beli tas semahal ini? Enggak kan! Beli enggak, rusakin iya. Kalau udah gini siapa yang rugi? Saya!” ucap Tika. “Mbak, ini kan cuma basah bukan rusak. Tolong ya jangan menambah-nambahi,” ucap Olivia pada Tika. “Ini tas mahal kalau basah sama aja kayak rusak karena gak bisa dijual lagi. Mana ada orang yang mau beli tas yang udah pernah dicuci. Nanti dikiranya kalau ini tas bekas,” ucap Tika. “Udah-udah, saya gak mau masalah ini jadi panjang. Saya akan beli tas ini tapi saya minta mbak berhenti marah-marahin adik saya apalagi sampai mengucapkan kata-kata yang kasar sama adik saya,” ucap Cinka. “Oke! Deal ya! Saya akan bungkus tas ini dan kamu harus bayar sekarang juga!” ucap Tika kemudian pergi ke kasir. “Kak Cinka serius mau beli tas semahal itu?” tanya Sarah pada Cinka. “Gak masalah kakak harus kehilangan uang banyak yang penting masalah ini selesai. Kakak kasihan sama Zoya karena dia pasti takut. Kalau kakak biarin aja nanti si owner itu bakal menjadi-jadi maki-maki Zoya. Kakak gak mau Zoya jadi sedih apalagi sampai mentalnya down karena ucapan dari owner gak ramah itu,” ucap Cinka. “Aku salut sama Cinka. Dia bener-bener menunjukkan sikap kakak yang baik dan mau bertanggung jawab atas kesalahan adiknya,” batin Pandu melihat sikap Cinka yang begitu bijaksana. Di Kasir Saat di kasir, Cinka langsung membayar tas tadi menggunakan kartu debitnya. Meskipun sudah keluar uang banyak, tetapi Cinka masih menawari adik-adiknya tas sesuai yang ia janjikan tadi. Namun, Sarah dan Olivia tidak tega jika harus dibayarkan oleh Cinka karena Cinka sendiri sudah keluar uang banyak. Oleh sebab itu, Sarah dan Olivia membayar tas yang mereka pilih dengan uang mereka sendiri. Sementara itu, Zoya hanya diam dan tak berbicara sepatah kata apapun. Zoya masih merasa bersalah karena akibat kesalahannya sang kakak lah yang harus bertanggung jawab. “Udah saya bayar lunas ya mbak. Pesan saya tolong kedepannya lebih ditingkatkan lagi pelayanan mbak. Jangan sampai orang trauma beli tas di toko mbak karena takut dengan sikap mbak yang kasar dan tidak ramah,” ucap Cinka. “Oh tentu saja, jangan khawatir. Saya adalah orang yang paling ramah dan sangat bersikap baik dengan pelanggan. Tapi saya gak bisa bersikap baik sama orang yang gak bisa berperilaku dengan baik,” ucap Tika sambil mengarahkan pandangannya pada Zoya. “Oke, oke, cukup. Berhenti untuk memulai masalah lagi karena dengan saya membeli tas ini seharusnya udah selesai dan gak ada yang perlu diungkit-ungkit lagi,” ucap Cinka. Setelah itu, Cinka berbicara pada Sarah dan Olivia, “Mana tas yang kalian pilih? Cepat bawa kesini biar langsung kakak bayar juga.” “Gak perlu kak. Tas yang aku dan Sarah pilih bakal kita bayar sendiri-sendiri,” ucap Olivia. “Udah gak apa-apa. Cepat taruh disitu biar kakak yang bayar. Kakak gak mau ingkar janji sama kalian,” ucap Cinka. “Gak usahlah kak. Kakak kan udah keluar uang banyak, kita gak mau menambah pengeluaran kakak lagi. Tas yang kita pilih biar kita yang bayar sendiri-sendiri. Toh uang kita masih cukup kok buat bayar barang pilihan kita. Lagian kita juga gak merasa atau bahkan menganggap kakak ingkar janji,” ucap Sarah. “Ya udah kalau itu mau kalian, terserah kalian aja. Yang penting kakak udah nawarin tas ya kalau kalian gak mau itu hak kalian,” ucap Cinka. “Iya kak,” ucap Sarah dan Olivia.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD