Di Ruangan Cinka
Betapa terkejutnya Zoya ketika sampai di ruangan Cinka. Zoya melihat kedua kakaknya, Olivia dan Sarah sudah ada di ruangan Cinka. Zoya heran apakah Olivia tidak bekerja dan apakah Sarah tidak kuliah? Setelah masuk ke ruangan Cinka, Zoya berjalan ke arah mereka yang tampaknya sedang berbicara.
“Loh dek kok kamu kesini? Kamu bolos ya?” tanya Olivia pada Zoya.
“Semua guru dan pengurus sekolah lagi rapat penting kak. Jadi murid-muridnya disuruh pulang lebih cepat deh. Nah kak Oliv sama kak Sarah kok disini? Emangnya kak Oliv gak kerja? dan kak Sarah gak kuliah?” tanya Zoya.
“Dosen kakak gak masuk,” ucap Sarah.
“Kalau kakak lagi gak ada jadwal pemotretan hari ini,” ucap Olivia.
“Kok bisa barengan kesini? Oh aku tahu. Jangan-jangan kalian kesini karena kalian mau ngomongin hal penting. Kalian kenapa sih selalu aja gak pernah melibatkan aku dalam setiap obrolan kalian. Aku kan mau dianggap ada dan aku juga mau pendapatku juga kalian dengar,” ucap Zoya.
Cinka tersenyum kemudian memanggil adik bungsunya itu mendekatnya, “Dek, sini dulu coba.”
Zoya mendekat ke arah Cinka, kemudian Cinka berkata “Kak Sarah sama kak Olivia kesini bukan mau ngomongin hal penting tapi mereka kesini karena mau ngajak kakak dateng ke grand opening tas import nanti jam 10.30.”
“Kok aku gak diajak? Curang ih,” ucap Zoya.
“Bukannya gak diajak tapi kita kan gak tahu kalau kamu udah pulang sekolah. Soalnya biasanya kamu pulang sekolah diatas jam 2 siang makannya kita gak ngabarin kamu,” ucap Sarah.
“Sekarang kan aku udah pulang sekolah berarti aku boleh dong ikut kalian ke grand opening tas import itu?” tanya Zoya.
“Iya boleh. Apa sih yang enggak buat adik bungsu kakak ini,” ucap Cinka mencubit pipi Zoya.
“Aduh..duh.. Sakit kak,” ucap Zoya.
“Ya udah kita berangkat sekarang yuk kak,” ucap Olivia pada Cinka.
Zoya mengatakan, “Sebelum kita berangkat ke acara grand opening tas import itu, kita pulang dulu yuk kak. Soalnya aku gak bawa baju ganti, gak mungkin kan aku pakai seragam ke acara peresmian itu.”
“Sekarang udah jam 11 lewat 10 menit. Kalau kita pulang dulu gak cukup waktunya. Mending kita langsung berangkat sekarang dan gak apa-apa kok kalau kamu pakai seragam sekolah. Nih kamu pakai jaket kakak aja biar seragam sekolah kamu gak kelihatan,” ucap Cinka sambil memberikan jaketnya.
“Ya udah deh mau gimana lagi,” ucap Cinka menerima jaket tersebut.
Di Mobil
Setelah itu, mereka pergi ke grand opening tas import itu bersama-sama. Sebenarnya, Cinka sama sekali tidak tertarik untuk menghadiri acara tersebut. Namun, karena Olivia dan Sarah terus mendesaknya, akhirnya Cinka mau. Olivia dan Sarah mengajak ke acara tersebut bukan tanpa alasan. Tentu ada alasan mengapa mereka begitu ingin mengajak Cinka untuk datang kesana.
“Kok tumben-tumbenan sih kak Olivia, kak Sarah, dan kak Cinka kompak menghadiri grand opening itu?” tanya Zoya.
“Tadinya sih kakak gak mau tapi Oliv sama Sarah maksa kakak akhirnya jadi mau deh,” ucap Cinka sambil menyetir mobil.
“Lagian kok tumben sih kak Sarah sama kak Oliv ngajak kak Cinka ke acara grand opening itu,” ucap Zoya.
“Aku sama Sarah kan pecinta tas banget tuh dan kita berdua punya banyak koleksi tas. Nah kita dapat kabar kalau ada grand opening tas import dengan memberikan banyak benefit buat pengunjung yang datang, salah satunya adalah diskon sampai 90%. Kapan lagi coba beli tas import dengan diskon sebesar itu,” ucap Olivia.
“Yang pecinta tas kan kak Oliv sama kak Sarah berarti seharusnya kalian berdua aja dong yang dateng ke acara grand opening itu. Ngapain ngajak kak Cinka juga coba,” ucap Zoya.
“Kalau uang kita kurang pas beli tas kan ada kak Cinka yang bisa nambahin. Iya kan kak? Udah lama loh kak kakak gak traktir adik-adik kakak,” ucap Sarah pada Zoya dan Cinka.
“Perasaan kakak, kakak sering deh traktir kalian. Seinget kakak bahkan baru tadi malah loh kakak traktir kalian,” ucap Cinka.
“Itu kan makanan kak, bukan barang. Sekali-kali traktir kita barang dong,” ucap Sarah.
“Menurut kamus besar bahasa Indonesia, traktir itu artinya membelikan (membayar) makanan dan minuman bukan barang. Kalau traktir kalian itu sering ya sering banget malah dan kakak gak pernah perhitungan soal itu. Karena menurut kakak itu juga menjadi salah satu tanggung jawab kakak sebagai anak sulung di keluarga kita,” ucap Cinka.
“Sekarang giliran barang dong kak,” ucap Sarah.
“Iya-iya bawel banget sih kamu. Nanti kalian bertiga bebas pilih tas apapun yang kalian mau tapi dengan syarat kalian hanya boleh pilih satu tas dengan harga dibawah 5 juta,” ucap Cinka.
“Yess! Makasih kak Cinka,” ucap Sarah.
Di Acara Grand Opening Tas Import
Acara yang dihadiri Cinka bersama adik-adiknya merupakan acara grand opening TokoTikaTas cabang dari toko tas import terbesar di Batam. Di acara tersebut, Tika, selaku owner toko tersebut menawarkan diskon besar-besaran untuk para pengunjung yang datang. Selain itu, Tika juga memberikan makanan dan minuman secara gratis untuk semua orang yang datang.
“Toko tasnya gede banget ya kak. Tempatnya juga bagus, bersih, dan kelihatan elegan banget. Aku udah gak sabar pengen lihat-lihat tasnya,” ucap Sarah.
“Kak Sarah lebay amat sih,” ucap Zoya.
“Biarin yang penting kakak seneng,” ucap Sarah.
Tak disangka, ternyata ada Pandu juga disana. Karena mengenal Zoya dan kakak-kakaknya, Pandu pun menghampiri mereka. Pandu tidak menyangka dapat bertemu dengan Zoya dan kakak-kakaknya lagi. Disamping itu, Pandu juga senang melihat Zoya sudah pulih dari keadaan sebelumnya.
“Hai,” ucap Pandu pada Zoya dan kakak-kakaknya.
“Loh kok ada kak Pandu disini. Aku gak nyangka ternyata bang Pandu juga pecinta tas import ya,” ucap Zoya pada Pandu.
“Hahaha nggak lah Zoy. Abang kesini bukan mau melihat-melihat atau membeli tasnya tapi abang disini hanya memenuhi undangan dari temen abang. Sebenarnya bukan cuma memenuhi undangan aja sih tapi sekalian membantu mensukseskan acara grand opening toko tas mereka,” ucap Pandu.
“Jadi toko tas ini punya temen abang?” tanya Zoya.
“Iya. Ini toko punya temen abang,” jawab Pandu.
Beberapa saat kemudian, Miko memanggil nama Pandu, “Pandu! Bantuin gue sini.”
“Iya. Siap,” ucap Pandu.
“Semuanya. Aku kesana dulu ya,” ucap Pandu pada Zoya dan kakak-kakaknya kemudian menyusul Miko.
Setelah banyak orang berdatangan, mulailah Tika membuka acara grand opening tersebut. Pertama-tama, Tika mengucapkan terima kasih kepada para pengunjung yang sudah datang. Setelah itu, barulah Tika menyampaikan beberapa poin penting terkait toko tas import yang ia buka itu.
“Pertama-tama, saya mau mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman serta para pengunjung yang telah menyempatkan waktunya untuk menghadiri acara grand opening TokoTikaTas. Semoga TokoTikaTas menjadi salah satu pilihan terbaik bagi para pecinta tas khususnya pecinta tas import,” ucap Tika menggunakan mikrofon.
Setelah berbicara panjang lebar, saatnya Tika mengatakan, “Dengan ini saya menyatakan bahwa TokoTikaTas resmi dibuka.”
Singkatnya, sambutan dalam acara grand opening TokoTikaTas itu sudah selesai dan para pengunjung dipersilahkan untuk menikmati berbagai jamuan yang disuguhkan. Selain itu, para pengunjung yang datang juga sudah bisa masuk ke dalam toko dan melihat-melihat berbagai koleksi tas yang dipajang disana.
“Sekarang kalian pilih-pilih deh tas yang kalian mau. Tapi inget kalau kalian pengen tas gratis dari kakak, kalian harus pilih tas sesuai syarat yang kakak tentukan tadi. Oke!” ucap Cinka.
“Iya kak. Makasih ya kak,” ucap Oliva.
Setelah itu, Olivia, Sarah, dan Zoya berpencar mencari tas yang mereka mau. Sementara itu, Cinka juga melihat-lihat tas yang dipajang di toko tersebut barangkali ia juga tertarik untuk membelinya. Ketika Cinka sedang melihat-lihat tas-tas yang dipajang di toko tersebut, Pandu pun menghampirinya.
“Hai Cinka,” ucap Pandu pada Cinka.
“Hai,” ucap Cinka tersenyum.
“Kamu lagi nyari tas apa?” tanya Pandu.
“Sebenarnya aku kesini cuma nganterin adik-adikku yang lagi nyari dan pengen beli tas,” ucap Cinka.
“Kalau kamu sendiri?” tanya Pandu.
“Aku belum tahu sih bakal beli atau enggak. Sekarang mau lihat-lihat dulu dan kalau ketemu yang cocok bakal aku beli,” jawab Cinka.
Pandu melihat sebuah tas yang sangat bagus. Kemudian Pandu mengambil tas tersebut dan menunjukkannya pada Cinka. “Kayaknya tas yang ini cocok buat kamu. Desainnya cantik dan pasti akan sangat cocok kalau dipakai wanita cantik kayak kamu.”
Cinka tersenyum, “Kamu apaan sih. Bisa aja ngerayunya.”
“Aku gak ngerayu. Aku serius. Tas ini cocok banget loh kalau kamu yang pakai. Kalau gak percaya coba deh kamu pakai,” ucap Pandu.
Cinka mengenakan tas pilihan Pandu, “Bagus juga ya tasnya.”
“Tuh kan apa kataku bilang,” ucap Pandu.
“Ternyata kamu pinter juga ya milih tas buat cewek. Pasti pacar kamu seneng punya cowok kayak kamu,” ucap Cinka.
“Hahaha kamu muji apa ngeledek nih? Meskipun mukaku udah dewasa tapi aku gak punya pacar. Sebenarnya pernah punya pacar tapi udah lama putus dan sampai sekarang belum menemukan gantinya,” ucap Pandu.
“Kenapa gak nyari pacar lagi?” tanya Cinka.
“Belum nemu yang pas. Selama bertahun-tahun aku masih nyaman dengan kesendirianku karena belum ketemu perempuan yang bener-bener bikin aku jatuh cinta lagi,” ucap Pandu.
Ketika sedang mengobrol sambil memilih tas, Cinka dan Pandu mendengar suara orang bertengkar. Sepertinya ada sesuatu yang terjadi disana sampai-sampai menyebabkan kegaduhan. Mendengar itu, Cinka dan Pandu langsung pergi ke tempat dimana pertengkaran itu terjadi.